Ditekan China, Mercedes-Benz Minta Maaf Karena Mengutip Perkataan Dalai Lama
![]() |
Pemimpin Spiritual Tibet, Dalai Lama |
Sebuah kutipan tertulis pada bagian atas “Look at situations from all angles, and you
will become more open” atau "Lihatlah
situasi dari semua sudut, dan anda akan menjadi lebih terbuka”. Kutipan itu
dikaitkan dengan Dalai Lama dan ditambahkan dengan #MondayMotivation, sebuah hashtag populer yang muncul pada setiap awal
minggu kerja.
Di bawah foto dituliskan dengan caption “Start your week with a fresh perspective on
life from the Dalai Lama”atau "Mulailah
minggu anda dengan perspektif baru tentang kehidupan dari Dalai Lama".
![]() |
Postingan Instagram Mercedes-Benz sebelum dihapus |
Dilansir dari Washington Post, dalam beberapa jam saja,
pengguna Instagram China yang marah telah membanjiri akun Mercedes-Benz. Mereka
mengungkapkan kemarahan atas perilaku pihak Mercedes-Benz yang telah mengutip kata-kata
pemimpin spiritual Tibet tersebut.
Di luar China, Dalai Lama yang berusia 82 tahun adalah
salah satu tokoh paling populer di dunia, mungkin paling dikenal karena
ajarannya tentang perdamaian dan kasih sayang, dan juga untuk mendukung Tibet
yang otonom, tulis Washington Post. Namun, Partai Komunis China menganggapnya
sebagai seorang agitator politik, orang yang berbahaya dan "Serigala Berbulu Domba,". Dimana Pemerintah
China menganggap Tibet sebagai bagian dari negaranya.
Tidak lama kemudian, Mercedes-Benz menghapus postingan di
Instagram tersebut dan kemudian
menerbitkan permintaan maaf yang panjang di Weibo, situs microblogging China yang mirip dengan Twitter.
"Pagi ini, kami mengeluarkan pesan yang sangat salah
pada media sosial internasional,"tulis postingan akun Mercedes-Benz di Weibo.
Mereka mengakui telah menyinggung perasaan konsumen dan karyawannya di China.
"Sehubungan dengan ini, kami akan segera mengambil
langkah-langkah untuk memperdalam pemahaman kami tentang budaya dan nilai
Tionghoa, termasuk rekan luar negeri kami, untuk memastikan hal ini tidak akan
terjadi lagi."
Beberapa warga China menganggap permintaan maaf saja tidaklah
cukup, ShanghaiList melaporkan, salah satu pengguna Weibo menuntut agar
Mercedes-Benz memberi para penggemar mobil gratis. Sedangkan komentar lainnya
mempertanyakan mengapa perusahaan tersebut juga tidak meminta maaf pada saluran
media sosialnya di luar Weibo.
Kehebohan seperti ini adalah peristiwa baru bagi
perusahaan-perusahaan asing yang mencoba masuk pada pasar China yang
menggiurkan. Mengingat, Pemerintah China sangatlah sensitif selama beberapa
tahun terakhir ketika disinggung tentang Hong Kong, Tibet, Macau atau Taiwan
adalah negara merdeka.
Namun, sejumlah besar perusahaan internasional mulai
tunduk pada tuntutan Beijing untuk menjaga pintu pasar terbuka. Bulan lalu,
pemerintah China mengkritik setidaknya selusin perusahaan asing - termasuk
Marriott, Audi dan Qantas Airways – keberadaan mereka dianggap sebagai ancaman
politik.
Dalam kasus Qantas, Taiwan terdaftar sebagai pilihan
negara terpisah dalam menu drop-down di situs perusahaan penerbangan dan materi
pemasarannya. Dalam kasus lain, regulator Beijing memaksa Marriott untuk
sementara menutup situs web China-nya setelah karyawan berbasis A.S.
"menyukai" tweet yang mendukung kemerdekaan Tibet.
Baik Qantas maupun Marriott menunda permintaan Beijing,
dengan seorang eksekutif Marriott menyebutnya "kesalahan besar, mungkin
salah satu yang terbesar dalam karir saya."
Seperti dikutip dari The Washington Post bulan lalu,
kemauan perusahaan untuk membungkuk pada kehendak China - dan juga sifat
permintaan maaf mereka - telah membuat khawatir beberapa ahli China:
Upaya Beijing untuk mengurangi kebebasan berbicara di
perusahaan yang melakukan bisnis dengan China sesuai dengan narasi yang lebih
besar tentang sifat hubungan China di luar negeri. Dalam beberapa bulan
terakhir, China juga berusaha untuk mendukung kelompok-kelompok kampus
pro-Beijing dan telah memperingatkan siswa China di luar negeri untuk tidak
terlibat dalam kelompok yang kritis terhadap China.
"Karena kekuatan dan pengaruh China tumbuh, perusahaan
harus bertanya pada diri mereka sendiri pertanyaan yang sama yang harus
dimiliki oleh pemerintah: Sampai sejauh mana manfaat ekonomi dari bekerja
dengan China bertentangan dengan nilai dan prinsip yang dipegang oleh
perusahaan-perusahaan ini?" Kata Ely Ratner, seorang rekan senior untuk
studi China di Council on Foreign Relations.
"Pertanyaannya adalah apakah perusahaan-perusahaan
ini ingin terlibat dalam otoritarianisme Cina atau tidak," tambahnya.
Ironisnya Mercedes-Benz menarik sebuah pos Instagram
dengan sebuah kutipan yang mendorong orang untuk tetap berpikiran terbuka.
Instagram dilarang di China (Namun, tidak menghentikan gambar dari pos
Instagram agar tidak tersebar di Weibo).
"Mereka mungkin telah memulihkan reputasinya di
depan orang China," seorang pengguna berkomentar mengenai sebuah cerita
South China Morning Post tentang kontroversi Mercedes-Benz, "tapi hilang
di depan dunia yang lebih luas," kritiknya.