Sri Mulyani: Status Indonesia Meningkat Dari Low Income Country Menjadi Middle Income Country
Sri Mulyani: Status
Indonesia Meningkat Dari Low Income Country Menjadi Middle Income Country - Menteri
Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan capaian Indonesia 10 tahun terakhir
menempati ranking tertinggi ketiga di antara negara G-20 setelah Tiongkok dan
India dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,6 persen. Dilihat dari ukuran
ekonomi, Indonesia menempati urutan ke-16 di antara anggota G-20 dengan tingkat
pendapatan perkapita meningkat dari US$830 di tahun 2000 menjadi US$3,570 di
tahun 2016 yang mengangkat status Indonesia dari low income country menjadi middle
income country.
![]() |
Foto: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan orasi ilmiahnya dalam Dies Natalis ke-55 Universitas Brawijaya Malang (05/01). Sumber: Kemenkeu
|
Hal ini disampaikan Sri
Mulyani saat memberikan Orasi Ilmiah pada Rapat Terbuka Senat dalam Rangka Dies
Natalis ke-55 Universitas Brawijaya (UB) di Gedung Samantha Krida UB Malang,
Jum'at (05/01).
Sri Mulyani juga
mengatakan, momentum perbaikan ekonomi perlu dijaga karena tidak hanya penting
bagi bangsa Indonesia namun juga penting bagi dunia.
“Posisi ini penting untuk
terus menjaga momentum perbaikan, dan kemajuan yang tidak hanya penting bagi
Indonesia namun juga dunia. Menjaga momentum perbaikan ekonomi dilakukan
melalui perkuatan sisi produksi, memperkuat sisi permintaan, serta membangun
institusi dan regulasi yang baik,” pesannya.
Ia memaparkan bahwa tahun
2017 menunjukkan momentum pertumbuhan ekonomi dan perbaikan kesejahteraan
masyarakat yang meningkat. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5,05
persen, dengan perbaikan ekonomi global yang menyumbang perbaikan kinerja
ekspor yang tumbuh 17,3 persen di triwulan ketiga 2017.
Dari sisi internal
permintaan domestik tetap terjaga, dengan konsumsi Rumah Tangga tumbuh stabil
pada tingkat 4,9 persen. Sementara itu, investasi menunjukkan momentum
perbaikan dengan tumbuh di atas 7 persen. Ini merupakan hasil positif dari
reformasi struktural melalui peluncuran paket-paket kebijakan ekonomi yang
telah memperbaiki iklim investasi di dalam negeri.
Pada kesempatan tersebut,
Sri Mulyani mengajak para akademisi Universitas Brawijaya untuk terus mengawal
dan membantu menciptakan kesejahteraan masyarakat sesuai cita-cita kemerdekaan
melalui pendidikan.
“Kepada para civitas
academica Universitas Brawijaya yang hadir pada hari ini saya ingin mengajak
agar lembaga ini terus mengawal dan membantu menciptakan cita-cita
kesejahteraan masyarakat sesuai cita-cita kemerdekaan yaitu mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur dan berkesinambungan, melalui fungsi
pendidikan,” ajaknya.
Ia mengatakan peran
universitas sangatlah penting untuk membangun kompetensi sumber daya manusia
(SDM) yang memiliki hard skill dan softskill yang diperlukan dalam menghadapi
tantangan masa depan.
“Menghadapi tantangan ke
depan yang penuh perubahan dinamis dan semakin berat diperlukan SDM Indonesia
yang memiliki kompetensi hard skill dan soft skill yang memadai. Dan peranan
universitas sangatlah krusial,” jelasnya.
Menurutnya, hard skill diciptakan dari sistem
pendidikan yang mempersiapkan SDM untuk memasuki pasar tenaga kerja yang
semakin hari semakin cair dan fleksibel dengan memberikan nilai tambah.
Sedangkan soft skill dibangun dengan
pembentukan karakter, integritas, komunikasi, serta kemampuan untuk bekerjasama
atau bersinergi. Kemampuan bersinergi sangat penting untuk memfilter banjirnya
informasi yang tidak benar.
Selain itu, soft skill SDM Indonesia sangat
diperlukan terutama karena negara ini masih menghadapi tantangan berat dalam
hal pemberantasan korupsi. Berdasarkan penilaian Corruption Perception Index (CPI) dari Transparency International (2016). Ada tren perbaikan namun skor
Indonesia masih terhitung rendah yakni 37 dari skala 1-100 (0 berarti sangat
korup dan 100 berarti sangat bersih). Indonesia menempati peringkat 90 dari 176
negara yang dinilai.
Ia berharap universitas
Brawijaya turut menjaga integritas SDM yang dididiknya agar dapat membantu
Indonesia menjadi negara yang lebih bersih.
“Ini adalah hal yang tidak
bisa ditunda-tunda karena korupsi selain menurunkan martabat kita sebagai
bangsa, juga mengurangi atau menghilangkan kesempatan untuk mengakselerasi
kesejahteraan masyarakat misalnya melalui kebocoran anggaran. Saya berpesan
kepada jajaran Universitas Brawijaya, agar universitas yang baik dan megah ini
menjadi aset kebanggaan Indonesia. Selamat berpartisipasi membangun Indonesia
dan membangun momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia,” pungkasnya.(KMK/dde)