Tahun 2019, Industri Digital Tumbuh Di Atas 11 Persen Per Tahun, Generasi Milenial Diminta Manfaatkan Peluang
Menteri Perindustrian
Airlangga Hartarto mengatakan, mulai tahun 2019, industri digital nasional
diproyeksikan tumbuh di atas 11 persen per tahun. kondisi ini disebabkan
seluruh nusantara akan terhubung oleh jaringan internet.
Untuk itu, Menperin meminta para generasi milenial (lahir antara tahun 80-an sampai 2000-an) memanfaatkan peluang dan potensi industri digital di Indonesia.
Menurutnya, dalam enam
tahun terakhir, industri digital di Indonesia tumbuh 9,98-10,7 persen per
tahun. Pertubuhan industri ini, dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan ekonomi
nasional.
Melalui laman resmi
Kemenperin, Airlangga melihat beberapa perusahaan startup e-commerce di Indonesia, perintisnya berasal dari kalangan
generasi milenial. Namun, generasi ini perlu didorong agar bisa menentukan
strategi jangka panjang supaya bisnis mereka mampu bertahan lama.
“Mereka semestinya
dipertemukan dalam sebuah ekosistem sehingga komposisinya seimbang berdasarkan
generasinya,” ungkapnya di Jakarta, Senin, 18 Desember 2017.
Berdasarkan riset Michael
Page tahun 2016, perkembangan industri digital yang marak belakangan ini di Indonesia,
menjadi pemacu tumbuhnya jumlah lowongan pekerjaan di sektor ini hingga 60
persen dalam setahun terakhir.
Adapun segmen perusahaan
yang diprediksi akan menyumbang lowongan pekerjaan terbesar di sektor teknologi
digital ini, antara lain e-commerce,
teknologi keuangan (fintech),
logistik, dan big data.
Sementara itu, merujuk
hasil riset terbaru mengenai investasi usaha rintisan (startup) berbasis digital di Asia Tenggara dari Google dan Temasek
yang berjudul "e-Economy SEA
Spotlight 2017" yang dirilis pada pekan lalu, dua perusahaan itu
menghitung nilai investasi yang masuk ke startup
digital Asia Tenggara mencapai USD12 miliar sepanjang 2016 hingga kuartal III
tahun 2017.
Dari total dana tersebut,
sebanyak 34 persen atau USD4,08 miliar masuk ke Indonesia. Diperkirakan, nilai
investasi saat ini semakin besar, mengingat setelah kuartal III/2017 sudah ada
dana USD7 miliar yang mengalir ke Asia Tenggara, termasuk ke Tanah Air.
Riset ini juga menyebutkan
sebagian besar investasi masuk ke startup
yang menyandang status Unicorn atau
memiliki valuasi lebih dari USD 1 miliar. Keempat Unicorn Indonesia itu adalah
Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak.
Asosiasi E-Commerce
Indonesia (idEA) mencatat, saat ini jumlah perusahaan yang
bergerak di sektor jasa industri digital di dalam negeri sebanyak 305
perusahaan dengan beragam jenis core
business-nya.
Adapun jenis-jenis
industri digital yang ada di Indonesia, yaitu industri perbankan, advertising,
trading, dailydeals, directory, infrastruktur digital, sistem operasi, mesin
pencarian, konsultan IT, marketplace, online retail, payment gateway, dan
travel.
Untuk menunjang
pengembangan ekonomi digital di Indonesia, menurut Airlangga, pemerintah sedang
berupaya untuk menarik lebih banyak minat investor agar menanam modalnya di
Tanah Air.
“Berbagai cara dilakukan, dari mulai pembangunan infrastruktur hingga fasilitas perizinan dibenahi agar semakin banyak pelaku bisnis yang berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.
“Berbagai cara dilakukan, dari mulai pembangunan infrastruktur hingga fasilitas perizinan dibenahi agar semakin banyak pelaku bisnis yang berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.