Breaking News

Serapan APBN 2017 Capai 82,8 Persen, Realisasi Belanja Seimbang Dengan Penerimaan

Serapan APBN 2017 Capai 82,8 Persen - Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih dalam kondisi terjaga dan mampu membiayai proyek-proyek infrastruktur. Realisasi belanja sampai dengan 15 Desember 2017 menunjukkan angka serapan sebesar Rp1.132,3 triliun atau 82.8 persen dari APBN-P 2017.

Serapan APBN 2017 Capai 82,8 Persen, Realisasi Belanja Seimbang Dengan Penerimaan
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTA

Belanja tersebut sebagian diantaranya diwujudkan dalam pembangunan dan program prioritas Pemerintah untuk pembangunan sumber daya manusia, sosial dan infrastuktur, sebagai berikut:

  • 16.4 juta siswa telah mendapatkan manfaat penyaluran Kartu Indonesia Pintar (KIP);
  • 7,5 juta siswa telah menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS);
  • 1,2 juta keluarga penerima manfaat telah menerima Bantuan Pangan Non Tunai;
  • 364,4 ribu mahasiswa telah mendapatkan dana beasiswa dari program Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi);
  • 91,7 juta masyarakat telah mendapatkan manfaat dari program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS);
  • 5.99 juta keluarga penerima manfaat melalui penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH);
  • 14,2 juta keluarga penerima manfaat telah menerima subsidi pangan.
  • Pembangunan dan pengadaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) dan Alat Material Khusus (Almatsus}. seperti kapal apung, kapal perang RI. kapal latih, dan kendaraan tempur/kendaraan taktis yang tersebar di Kementenan Perhananan dan POLRI.
  • Jalan baru yang telah dibangun sepanjang 611 km, jalan tol 24.5 km dan jembatan 6.110 m:
  • Tiga bandara siap dioperasikan, yakni di Kalimantan Utara. Papua, dan Papua Barat, sedangkan delapan bandara lainnya sedang dalam pembangunan.


Output belanja tersebut diperoleh dari penerimaan negara dan pembiayaan APBN. Penerimaan pajak hingga 15 Desember 2017 mencapai Rp1.058,4 triliun atau 82.5 persen dari target APBN-P 2017.

Pertumbuhan penerimaan pajak positif di hampir semua jenis pajak, dengan beberapa jenis pajak yang cukup kuat diantaranya Pajak Penghasilan (PPh) Badan, PPh Orang Pribadi, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dalam Negeri dan PPh Final 1 persen (PP 46/2013).

Pertumbuhan sangat pesat terjadi di segmen PPh Orang Pribadi, sehingga secara nominal penerimaan segmen ini sudah melampaui realisasi tahun 2016. Peningkatan penerimaan ini terutama terjadi pada segmen pembayar paiak orang pribadi peserta Amnesti Pajak.

Sementara itu, penerimaan Bea dan Cukai sampai dengan 15 Desember 2017 mencapai Rp153.1 triliun atau 80.9 persen dari target APBN-P 2017 sebesar Rp189 1 triliun Penerimaan ini terdiri atas penerimaan bea masuk dan bea keluar sebesar Rp36,8 triliun dan penerimaan cukai sebesar Rp116,3 triliun. Melengkapi sisi pendapatan negara, setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak mencapai Rp281,0 triliun atau sebesar 108,0 persen dari target APBN-P 2017, melebihi target yang ditetapkan.

Dari pembiayaan APBN, hingga 15 Desember 2017 Pemerintah telah merealisasikan penerbitan/penarikan pembiayaan utang netto sebesar Rp408,2 triliun atau 88,5 persen dari target pembiayaan.

Adapun realisasi pembiayaan tersebut yang terkait dengan proyek tertentu yang berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) melalui Project Financing Sukuk tercatat sejumlah Rp136,5 triliun. Pembiayaan tersebut digunakan untuk pembangunan jalan dan jembatan, pembangunan infrastruktur untuk pengendalian banjir dan drainase, revitalisasi dan pengembangan asrama haji, pembangunan/rehabilitasi gedung Kantor Urusan Agama, serta pembangunan Perguruan Tinggi Keagamaan.

Sementara, realisasi pembiayaan melalui penarikan pinjaman proyek sebesar Rp32 triliun digunakan untuk melanjutkan pembangunan jalan bypass di Padang dan perluasan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) fase 1. Selanjutnya, pembiayaan utang yang bersifat tunai telah digunakan untuk mendukung pembiayaan belanja prioritas APBN seperti belanja modal, transfer ke Daerah dan Dana Desa, serta pembangunan sumber daya manusia melalui anggaran pendidikan dan kesehatan.

Berdasarkan hasil monitoring bidang kekayaan negara, sampai dengan 15 Desember 2017 telah direalisasikan pembiayaan investasi sebesar Rp6,15 triliun dari Rp59,73 triliun yang dialokasikan pada APBN-P 2017, dengan tujuan antara lain sebagai berikut:

  • Pembangunan 78 Proyek Strategis Nasional, terdiri atas 43 ruas tol, satu pelabuhan, enam infrastruktur kereta api, dan 27 bendungan yang pengadaan tanahnya dibiayai Pemerintah melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN);
  • Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp1,5 triliun dengan target kredit kepemilikan rumah (KPR) masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 40.000 unit; dan
  • Proyek-proyek infrastruktur strategis nasional, proyek prioritas, atau Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), antara lain proyek Palapa Ring Paket Tengah dan Timur serta pembiayaan proyek jalan tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar.


Menurut Menteri Keuangan, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan APBN-P 2017 cukup terjaga. Realisasi belanja seimbang dengan penerimaan, khususnya untuk belanja prioritas di bidang pembangunan SDM, infrastruktur, transfer ke daerah, dan dana desa. Hal ini didukung oleh fundamental ekonomi yang baik. Pertumbuhan ekonomi triwulan terakhir 2017 tercatat lebih tinggi dari sebelumnya, didukung dengan stabilitas harga, inflasi, dan nilai tukar yang stabil terjaga.

Secara umum, pelaksanaan APBN-P 2017 masih berada pada jalur yang tepat. Upaya-upaya untuk merealisasikan APBN-P 2017 terus dilakukan secara maksimal oleh Pemerintah untuk mencapai target dalam APBN tersebut serta mewujudkan kemakmuran bagi seluruh lapisan masyarakat. Terkait dengan pelaksanaan APBN, Kementerian Keuangan meluncurkan (soft launching) publikasi APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) yang akan terbit secara rutin setiap bulan mulai Desember 2017.

APBN KiTa memuat informasi terkini tentang kinerja, fakta, dan data APBN, termasuk implikasinya terhadap ekonomi serta hasil-hasil konkret APBN dari waktu ke waktu.