Pemerintah Siapkan Nongsa Digital Park (NDP) di Batam Bagi Industri Kreatif Digital
Menteri Perindustrian
Republik Indonesia, Airlangga Hartarto mengatakan, Pemerintah sudah menyiapkan
pembangunan Nongsa Digital Park (NDP) di Batam, yang akan menjadi basis
sejumlah pelaku industri kreatif di bidang digital seperti pengembangan startup, web, aplikasi, program-program digital, film, dan animasi.
Pihaknya juga tidak hanya
mengajak kepada pelaku industri berskala besar, tetapi juga industri kecil dan
menengah (IKM) agar ikut menangkap peluang dalam pengembangan era digital
seperti kemajuan teknologi artificial
intelligent, robotic, dan 3D printing.
Sejauh ini, upaya
strategis yang telah dilakukan Kemenperin dalam rangka mendorong implementasi
ekonomi digital, antara lain melakukan pemilihan sektor industri yang sudah
siap untuk di-upgrade secara masif
menuju sistem Industry 4.0. Sektor tersebut, di antaranya adalah industri
makanan dan minuman, industri elektronik, dan industri otomotif.
“Terkait penelitian dan
pengembangan sistem dan teknologi Industry 4.0, Kemenperin telah menjajaki
kerja sama untuk melakukan kolaborasi riset dengan Tsinghua University dari
China dan Institute of Technical
Education (ITE) dari Singapura,” paparnya.
Kemudian, Kemenperin telah
mencanangkan program e-Smart IKM dalam rangka mendorong para pelaku IKM
nasional agar tidak tertinggal di era digitalisasi yang sedang dihadapi saat
ini. Program ini akan memanfaatkan platform digital melalui fasilitasi kerja
sama antara IKM dengan perusahaan start-up
di Indonesia, khususnya yang bergerak di bidang e-commerce dan perusahaan
ekspedisi.
“Manfaat program ini bagi
pelaku IKM adalah dapat memperluas akses pasar, mendapatkan promosi online,
mengurangi biaya promosi dan pemasaran, serta berkesempatan mendapatkan
pembinaan dari pemerintah,” jelas Airlangga.
Menperin meyakini, dengan
jumlah populasi yang sangat besar, Indonesia menyimpan potensi ekonomi digital
di masa yang akan datang seiring berkembangnya teknologi dan media sosial.
Berdasarkan data Kepios (September 2017), jumlah populasi di Indonesia mencapai
264 juta jiwa, dan merupakan jumlah populasi terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Dari jumlah tersebut, 55
persen merupakan kaum urban yang tinggal di daerah perkotaan yang notabene
sudah sangat melek terhadap perangkat – perangkat digital (digital devices).
Adapun penetrasi pengguna
internet di Indonesia mencapai 133 juta jiwa atau sekitar 50 persen dari total
populasi. Sementara pengguna aktif media sosial mencapai 115 juta jiwa atau
sekitar 44 persen dari total populasi.
Selain itu, penggunaan
smartphone sudah mencapai 371 juta atau 141 persen dari total populasi.
Artinya, sebagian orang yang menggunakan smartphone berjumlah lebih dari satu
unit.
Sedangkan, pengguna media
sosial aktif dengan menggunakan ponsel mencapai 106 juta atau 40 persen dari
pengguna smartphone terdaftar.
“Dengan iklilm seperti
itu, perusahaan retail online akan terus bermunculan dan sedikit demi sedikit
akan bertransformasi menjadi salah satu sektor penggerak ekonomi nasional,”
tutur Airlangga.
Dari keadaan tersebut, Indonesia berpeluang menjadi negara
ketiga terbesar di dunia setelah China dan Amerika yang memiliki pendapatan
dari bisnis online.