Industri Busana Muslim Indonesia Berkembang Pesat dan Berdaya Saing
Industri Busana Muslim Indonesia Berkembang Pesat dan Berdaya Saing - Dirjen IKM Gati Wibawaningsih mengatakan, industri
busana muslim Indonesia terus berkembang pesat dan berdaya saing, mengingat
semakin dikenal dan diakuinya kreativitas para perancang busana muslim nasional
di kancah internasional.
![]() |
Ilustrasi, sumber: nibinebu.com |
Menurut Gati, Kemenperin menargetkan di tahun 2020
Indonesia akan menjadi core area
busana muslim dunia.
Potensi ekonomi industri busana muslim terlihat dari
kontribusinya terhadap PDB yang mencapai Rp54 triliun dari total nilai Rp181
triliun rupiah dari sumbangan industri fesyen Tanah Air.
Industri busana muslim
diperkirakan menyerap tenaga kerja sebanyak 1,1 juta orang dari total 3,8 juta
tenaga kerja industri fesyen.
Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh dari
Organisasi Konferensi Islam (OKI), saat ini nilai ekspor industri busana muslim
Indonesia diproyeksi mencapai USD7,18 miliar, berada di posisi ketiga terbesar
dunia setelah Bangladesh (USD22 miliar) dan Turki (USD14 miliar).
“Indonesia termasuk dalam lima besar negara anggota OKI
eksportir fesyen muslin di dunia, dengan nilai market share berada pada angka
1,6 persen. Konsumsi domestik tahun 2017 mencapai 1,8 ton," ujar Gati.
Tahun 2020, kata Gati, ditargetkan akan berada pada angka 2,2 juta ton. Kini Indonesia berada pada
urutan ke-4 sebagai negara konsumen fesyen muslim terbesar di dunia.
Oleh karena itu, Gati memberikan apresiasi terhadap
inisiatif Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) dalam menyelenggarakan
acara Pameran Produk Unggulan IPEMI di Plasa Pameran Industri, Kementerian
Perindustrian, Jakarta. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, mulai
tanggal 20-22 Desember 2017, dengan jumlah peserta pameran sebanyak 50 IKM
binaan IPEMI.
“Semoga pameran ini dapat mendukung program pemerintah
dalam membangun industri busana muslim nasional,” imbuhnya.