Bangun Kompetensi SDM Dengan Pendidikan Vokasi
Bangun Kompetensi SDM Dengan Pendidikan Vokasi - Sekretaris Jenderal
Kemenperin Haris Munandar mengatakan, industri saat ini membutuhkan tenaga
kerja terampil sesuai perekembangan teknologi terkini. Oleh sebab itu, pihaknya
kini fokus dalam program pembangunan kompetensi SDM melalui pendidikan vokasi. Dengan
pendidikan vokasi maka akan terjalin link
and match antara sektor perindustrian dengan sektor pendidikan (Sekolah
Menengah Kejuruan).
![]() |
Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar |
“Salah satu faktor utama
yang dilihat investor ketika ingin menanamkan modalnya di Indonesia adalah kualitas
tenaga kerja,” ungkapnya di Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/12).
Menurut Haris, tenaga
kerja Indonesia di sektor manufaktur saat ini cukup kompetitif. Hampir 60
persen sudah mempunyai sertifikasi.
“Kami juga telah melakukan
pelatihan tenaga kerja industri dengan sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi
dan penempatan kerja) serta penyelenggaraan politeknik atau akademi komunitas
di kawasan industri dan wilayah pusat pertumbuhan industri (WPPI),” paparnya.
Merujuk data Asian
Productivity Organization (APO), produktivitas tenaga kerja Indonesia
di kawasan Asia Tenggara dinilai cukup baik dibanding dengan negara ASEAN lainnya
seperti Filipina, Laos, Vietnam, Myanmar dan Kamboja.
“Dalam menghadapi era
ekonomi digital, Kemenperin pun melakukan berbagai kebijakan untuk pembangunan
industri nasional melalui pengembangan implementasi Industry 4.0 serta pengembangan e-Smart
IKM,” imbuh Haris.
Sementara itu Menperin
Airlangga Hartarto mengatakan, Kemenperin saat ini telah mengajukan pemberian
insentif fiskal bagi industri yang mengembangkan pendidikan vokasi dan pusat
inovasi.
Untuk industri yang
melaksanakan program vokasi, akan mendapat insentif pajak 200 persen.
Sementara, industri yang membangun pusat inovasi akan mendapat insentif pajak
300 persen.