Breaking News

Prof. Bustanul Arifin: Quality of Spending, Salah Satu Elemen Penting Dari Intervensi Oleh Pemerintah

Setelah pemaparan dari Prof. Lincoln Arsyad  tentang riset yang akan dilakukan oleh ISEI Lampung pada acara Diskusi Ekonomi dan Buka Puasa Bersama ISEI Lampung di Hotel Horison pada hari Kamis (15/06/2017), Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M. Sc mengulas tentang Small Riset di Lombok. Lombok adalah salah satu contoh daerah dengan tingkat ketimpangan tinggi, tingkat kemiskinan tinggi dan IPM juga rendah. Jadi, menurutnya di Lombok di fokuskan untuk financing/pembiayaan.

Prof. Bustanul Arifin quality of spending, salah satu elemen penting dari intervensi oleh pemerintah

“Kira-kira strategi pembiayaan pembangunan untuk mengurangi ketimpangan sosial ekonomi” Ujar Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M. Sc

“Kita berharap dari small riset ini ada celah-celah baru, ada kebijakan-kebijakan. Ada policy relevan yang bisa kita .. untuk intervensinya lebih spesifik” Tambahnya

“Direction saya untuk teman-teman di Lombok, karena financing supaya tidak mikro kita angkat juga ke makro kita bagi menjadi quality of spending (kualitas dari pembelanjaan) dari APBN dan APBD di Lombok atau di NTB”

“Karena quality of spending ini menjadi salah satu elemen penting dari intervensi oleh pemerintah atau unsur G kalau dari teori pembangunan yang sebetulnya jangan-jangan bukan persoalan kuantitas”

“Intervensi dan dana pendapatan daerah dan dana perimbangan sudah cukup banyak tapi kalau kualitasnya buruk, spending itu tidak masuk menggerakkan agregat demand. Kita minta teman-teman ISEI Lombok untuk  memperdalam itu”

“Di Lombok sudah ada program PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) yang Lampung ada sapi juga. Kita minta teman-teman ISEI Lombok, PIJAR itu berapa kontribusinya? Apa memperburuk?”

“Dari situ kita minta mikronya, mikro bagaimana profil pembiayaan disana? Darimana, apa betul dari dana pihak ketiga? Apa betul dari tabungan masyarakat setempat?”

“Jadi kan kita punya pemahaman, kalau kita belajar ekonomi, tidak mungkin ada financing kalau tidak ada...... dan kalau itu betul-betul terjadi berarti...... teori ketimpangan pendapatan itu memang solusi bukan solusi ekonomi, harus ada solusi non ekonomi”

“Kalau solusi non ekonomi ya bagaimana nanti baru arah ke politik, public policy, empowerment”

Berikut  2 video lengkap pemaparan Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M. Sc pada acara Diskusi Ekonomi dan Buka Puasa Bersama ISEI Lampung: