Lampung Sejuta Budaya: Upaya Pelestarian dan Pengenalannya
Lampung Sejuta Budaya:
Upaya Pelestarian dan Pengenalannya: Provinsi Lampung yang pada tanggal 18 Maret 2017 lalu berulang tahun ke 53
tahun. Walaupun umurnya yang masih dikatakan muda untuk sebuah daerah tetapi
Lampung dan budaya adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Budaya lampung
yang sudah mulai dikenal secara
luas oleh masyarakat di kanca nasional maupun internasional salah
satunya adalah kain tapis.
Kain Tapis Lampung merupakan kain sarung yang terbuat dari
tenunan benang kapas yang dihiasi dengan motif sulaman dari benang sugi, benang
perak atau benang emas. Biasa nya kain tapis
digunakan saat upacara adat tetapi sekarang kain tapis sudah berkembang
menjadi sebuah fasion dikalangan remaja-remaja modern saat ini.
Budaya Lampung yang sudah banyak orang tahu mungkin hanya
itu-itu saja yakni kain tapis yang dikenal sebagai kain khas lampung, tarian
nya Tari Sembah atau Tari Sigeh Penguten yang biasanya
ditampilkan untuk menyambut tamu pada acara-acara resmi, dan makanan nya yang
terkenal yaitu keripik pisang, kenapa keripik pisang ? bukan kah seruit ?.
Karena saya pernah mendapat pengalaman bagaimana terkenalnya
keripik pisang dari pada seruit sebagai makanan khas Lampung. Beberapa waktu
yang lalu dalam acara AFEBI (Asosiasi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia) yaitu acara dimana berkumpulnya dekan-dekan
Fakultas Ekonomi se-Indonesia yang telah berlangsung akhir Maret lalu. Saya
mendapatkan kesempatan sebagai Panitia mendapingi salah satu perserta AFEBI dari
Palembang, Sumatera Selatan.
Pada akhir acara mereka menanyakan keripik pisang sebagai
makanan khas lampung, tetapi saat saya memberi tahu bahwa seruit juga merupakan
makanan khas Lampung mereka baru mengetahuinya. Dari itulah saya menyimpulkan
bahwa keripik pisanglah yang merupakan makanan khas Lampung yang sudah banyak
orang tahu, walaupun memang sudah banyak orang yang tahu bahwa seruit juga merupakan
salah satu makanan khas Lampung tetapi mereka jarang yang mengetahui bagaimana
bentuk dari makanan tersebut.
Makanan yang terbuat dari ikan, sambal, tempoyak, dan lalapan
ini dijadikan satu. Makanan yang biasanya dihidangkan saat makan bersama
menjadi penyatu untuk masyarakat Lampung. Mungkin jika kalian baru melihatnya
pertama kali itu terlihat menjijikan. Tapi percayalah, jika kalian sudah
mencoba nya kalian akan ketagihan dengannya. Seperti apa yang pepatah katakan “don’t judge a book by its cover” ,
jangan menilai orang dari tampilan luarnya. Pepatah itu juga berlaku saat kita
ingin mencoba seruit.
Begitu banyak budaya Lampung yang masyarakatnya sendiri saja
masih belum mengetahuinya, bagaimana ingin memperkenalkannya jika kita saja
belum mengetahui budaya tersebut apalagi ingin mempertahankannya. Makanan,
rumah adat, pakaian, lagu, tarian, bahasa dan lainnya adalah unsur-unsur dari
sebuah budaya. Dan Lampung mempunyai semua itu.
Jadi wajib bagi kita untuk mencari tau semua itu. Jangan
karena kita bukan suku asli dari Provinsi Lampung kita tidak mau untuk mencari
tahu budaya Lampung. Ini merupakan tugas bagi kita generasi muda untuk
mengetahui, memperkenalkan, dan mempertahankan budaya. Bagaimana jika kita
ingin menjadikan budaya lampung sebagai kearifan lokal, tetapi kita belum
mengenal seberapa banyak budaya yang kita punya.
Budaya akan memberikan nilai plus bagi sebuah negara dan
budaya juga akan menjadi ciri khas bagi negara tersebut. Jika suatu negara
mempunyai budaya yang baik maka akan baik juga negara tersebut dan sebaliknya
jika suatu negara mempunyai budaya yang buruk maka buruk lah negara tersebut.
Lampung Sejuta Budaya:
Upaya Pelestarian dan Pengenalannya
Oleh: Indah Safitri
Mahasiswa FEB Unila,
Aktif di HMI Cabang Bandar Lampung Komisariat Ekonomi Unila
Baca Juga:
Baca Juga: