Breaking News

HMI dan Tantangan Kritis Kepemudaan Indonesia

Bismillahirrahmanirrahim.. Himpunan Mahasiswa Islam atau yang sering disebut HMI merupakan salah satu organisasi mahasiswa di Indonesia yang berazaskan Islam (Tertuang dalam AD HMI Bab II Azas Pasal 3).  Organisasi yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabi’ul Awal 1366 H atau bertepatan tanggal 5 Febuari 1947 yang dipelopori oleh Lafran Pane dkk. sebagai pendirinya, telah banyak melahirkan generasi-generasi bangsa yang berintelektual, kritis, dan mempunyai cakrawala yang luas. 

HMI dan Tantangan Kritis Kepemudaan Indonesia
Amir Syarifudin

Kader HMI merupakan mahasiswa aktif di perguruan tinggi dan telah mengikuti Latihan Kader 1 (Basic Training), sebagai mahasiswa sekaligus Kader HMI mempunyai tanggung jawab yang sangat besar, didalam internal kampus mempunyai tanggung jawab menjalankan Tri Dharma perguruan tinggi dan fungsi sebagai mahasiswa yakni Agent of Change, Social Control, dan Iron Stock, serta mampu menjadi panutan untuk mahasiswa pasif organisasi, maupun pasif terhadap kepentingan masyarakat kampus yang hanya kuliah pulang kuliah pulang makan dan tidur. 
Mahasiswa yang merupakan pemuda berintelektual dan sedang mengalami proses pendidikan dalam kawah candradimuka merupakan suatu kewajiban peduli terhadap masalah-masalah yang terjadi di negeri ini.  Karena pemuda pembawa perubahan besar yang memiliki semangat muda untuk terus melakukan perubahan demi kemajuan bangsa, dengan adanya semangat muda yang tertanam didalam diri pemuda untuk berjuang bersama tanpa adanya kepentingan individu atau golongan, maka tidak akan ada yang bisa menggoyahkan negeri ini sekalipun itu negara Adidaya. Sehingga perjuangan-perjuangan pahlawan terdahulu tidak akan tersia-siakan untuk Indonesia. 

Namun zaman semakin berkembang, banyak pemuda Indonesia yang tidak sedikit buruk akhlak dan buruk moral sekalipun itu pemuda yang berintelektual. Tidak sedikit pula pemuda yang acuh tidak mau mengimplementasikan terhadap ilmu yang telah didapat kepada masyarakat, sehingga ilmu tersebut hanyalah kesia-siaan.  Bukan perang otot ataupun senjata, namun perang pemikiran dan ideologi untuk mengadu domba dan melemahkan pemuda Indonesia.  Sudahkah sadar pemuda terhadap hal tersebut ??? 
Pemuda yang dibanggakan sebagai mata tombak kemajuan negeri ini terlalu terlena akan kesenangan duniawi dan teknologi, sehingga banyak pemuda yang masuk dalam jurang kebodohan, bukannya mencari jalan keluar untuk dapat melihat cahaya didepan akan tetapi tetap saja acuh dan memilih tinggal dalam kebodohan yang terkesan menyenangkan.  Itulah pemuda sampah yang hanya menjadi perusak bangsa.

Indonesia yang terbilang sudah merdeka seolah-olah hanyalah sebuah ungkapan untuk beberapa individu dan kelompok.  Masyarakat tidak pernah merasakan kemerdekaan tersebut, terutama masyarakat pinggiran sungai, masyarakat pedesaan, buruh, tani, dan masyarakat pedalaman yang sangat jauh dari Ibu Kota.  Korupsi yang semakin merajalela, krisis kejujuran dimana-mana, maraknya kriminalitas, apalagi ditambah dengan teknologi yang membodohi masyarakat, sehingga teknologi terkesan tidak bermanfaat dan bahkanmenjadi penghancur mental dan pikiran pemuda. 
Memang terlalu banyak apabila berbicara permasalahan yang ada di negeri ini.  Sungguh miris hati melihatnya, ide-ide terkalahkan oleh uang dan jabatan, begitupun kepercayaan.  Orang-orang penghancur memberikan senyuman bahkan ketertawaan melihat kondisi yang mereka mainkan. 

Oleh karena itu, dengan hadirnya Himpunan Mahasiswa Islam ditengah-tengah carut marutnya permasalahan di Bumi Pertiwi, dapat menjawab tantangan dan memberikan warna cerah untuk bangsa.  Bersama-sama membangun kesadaran kepada masyarakat khususnya pemuda untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan semakin memperkokoh pemikiran untuk satu tujuan yang sama yaitu menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Tentu akan terasa berat untuk mewujudkan cita-cita tersebut, namun sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sekaligus sebagai kader HMI bukan suatu permasalahan yang terus dipikirkan tanpa diberikan tindakan. 

Karena kader HMI dididik untuk mampu menyelesaikan masalah, membantu sesama dan mampu mengimplementasikan ilmu-ilmu yang telah didapat kepada masyarakat tanpa harus menunggu waktu. Implementasi untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah salah satu contohnya dimulai dengan menjalin kerukunan antar sesama, selanjutnya mengabdikan diri untuk berkontribusi memajukan masyarakat desa demi kesejahteraan bersama.

Dengan itu kader HMI memahami makna dari Tujuan HMI, yaitu ;  “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala.” (Lihat AD HMI Bab III Tujuan, Usaha dan Sifat Pasal 4 Tujuan). Dengan mengharap ridho Allah.  Yakinkan dengan Iman, Usahakan dengan Ilmu, Sampaikan dengan Amal.  Iman Ilmu Amal. Yakin Usaha Sampai ...

HMI dan Tantangan Kritis Kepemudaan Indonesia
Oleh: Amir Syarifudin
Mahasiswa Politeknik Negeri Lampung, Aktif di HMI CBL Komisariat Ekonomi Unila