Mengukur Kinerja Orang Lain, Bagaimana Dengan Kinerjamu?
Kebanyakan orang lebih suka mengkritik orang lain dibandingan
dirinya yang dikritik oleh orang lain. Sepertinya ini manusiawi, karena
kecenderungan umumnya seperti itu. Lebih utama lagi kebanyakan orang mengkritik
kinerja orang lain, dan mengatakan bagaimana idealnya. Ini adalah persoalan
ketika kita ingin mengatakan ini adalah sebuah masalah. Tapi ini adalah bagus
ketika kita membutuhkan kritik dari orang lain.
Terlalu gampang kita mengkritik kinerja orang lain dengan
beragam teori dan perangkat pengukuran kinerja. Tetapi saya tidak mempersoalkan
ketika itu adalah memang pekerjaannya. Misalnya lembaga-lembaga pegawas yang
memang bertugas untuk menilai dan mengukur lembaga yang menjalankan perannya. Jika
tidak diawasi dan dikritisi, bisa jadi terjadi banyak penyimpangan. Untuk itulah
pengawasan sangat diperlukan sebagai salah satu fungsi dari manajemen.
Jalannya roda organisasi tanpa adanya pengawasan, apalagi
dalam hal menyangkut hajat hidup orang banyak, maka itu sangatlah diperlukan. Tujuannya
adalah untuk memberikan masukan dan arahan yang lebih baik, agar kedepan dapat
menghasilkan kinerja yang sesuai dengan apa yang telah diatur.
Baca Juga: Karena Nyinyir Adalah Trend di Media Sosial
Yang menjadi persoalan adalah kebanyakan orang lain
mengkritik kinerja orang lain, sedangkan ia sendiri tidak memiliki wewenang
kearah itu. Masih banyak pekerjaan lainnya dibandingkan menghabiskan waktu
untuk mengomentari orang lain. Dan coba untuk dibalikkan kembali kepada diri
kita sendiri. Apakah kita sudah menjalankan tupoksi yang sesuai dengan apa yang
seharusnya.
Coba ukur diri sendiri, sudah sejauh mana kinerja yang kita
lakukan dan apa yang sudah kita hasilkan. Karena saya rasa, ada banyak hal pada
diri kita sendiri, terutama kinerja yang belum tentu mampu kita lakukan. Atau bahkan
sudah berapa banyak kinerja yang kita abaikan. Mengukur kinerja diri sendiri
saya rasa lebih baik ketimbang mengukur kinerja orang lain. Sekali lagi, jika
itu memang bukan tugas kita.
Baca Juga: Melawan Rasa MalasLain soal juga ketika orang tua menasihati anaknya, itu sudah kewajibannya sebagai orang tua untuk memberikan arahan kepada anaknya agar lebih baik. Begitu juga dengan guru, guru adalah pekerjaan disamping untuk memberikan atau transfer pengetahuan kepada muridnya juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan arahan kepada anak didiknya agar lebih baik.
Balik lagi perosalan mengukur kinerja orang lain. Ada banyak
sarana kita untuk mengukur kinerja orang lain. Saya tak membahas terutama untuk tokoh-tokoh publik. Mereka
menjadi sorotan dan banyak sekali kita mendengar kritikan-kritikan atas kinerja
mereka yang tidak sesuai. Sebagai masyarakat tentu kita menjalankan social control atas kebijakan pemerintah yang tidak berpihak. Disini saya membahas tentang kinerja secara personal. Saya menilai bahwa
kebanyakan orang mengukur kinerja orang lain karena ia tidak menjadi bagian
didalamnya. Ia berada diluar lingkaran yang bersangkutan, sehingga ada peluang
untuk menghujatnya dengan kritikan-kritikan yang pedas. Coba jika ia adalah
bagian darinya, saya rasa orang ini akan diam dan manut . Akan aneh jika ia
adalah bagian dari dalam tetapi mengkritisi dan mengukur kinerja rekannya
dengan membawa-bawanya keluar.
Sebelum terlalu banyak bicara dan terlihat hebat untuk
mengukur orang lain maka baiknya ukurlah dirimu sendiri. Sudah seperti apa
kinerjamu? Sudah seberapa besar pencapaian-pencapaian yang dilakukan? Dan seberapa
besar perbuatan yang telah dilaksanakan untuk mencapai kinerja yang
berprestasi?
Kebanyakan orang merasa lebih baik dan mampu dibandingkan
orang yang sedang melaksanakan sesuatu. Karena subjektifitas yang dilihat dan
dirasa akan berbeda ketika kita yang melaksanakanya. Belum tentu hasilnya akan
lebih baik jika kita yang menjalankan, karena asal bunyi akan lebih mudah dan
tidak dibutuhkan pertanggung jawaban secara kelembagaan.
Tulisan ini adalah refeleksi pribadi, tidak bermaksud untuk
menyindir atau mengkritisi orang lain. Kalaupun ada yang merasa tersindir saya
mohon maaf karena tidak ada maksud untuk menjelek-jelakkan orang lain, tetapi
ini murni sebagai nasihat untuk pribadi saya dan sebagai langkah saya untuk
mengukur sejauh mana kinerja yang saya lakukan. Salam.