Breaking News

Mengukur Kinerja Orang Lain, Bagaimana Dengan Kinerjamu?

Kebanyakan orang lebih suka mengkritik orang lain dibandingan dirinya yang dikritik oleh orang lain. Sepertinya ini manusiawi, karena kecenderungan umumnya seperti itu. Lebih utama lagi kebanyakan orang mengkritik kinerja orang lain, dan mengatakan bagaimana idealnya. Ini adalah persoalan ketika kita ingin mengatakan ini adalah sebuah masalah. Tapi ini adalah bagus ketika kita membutuhkan kritik dari orang lain.

Mengukur Kinerja Orang Lain, Bagaimana Dengan Kinerjamu?

Terlalu gampang kita mengkritik kinerja orang lain dengan beragam teori dan perangkat pengukuran kinerja. Tetapi saya tidak mempersoalkan ketika itu adalah memang pekerjaannya. Misalnya lembaga-lembaga pegawas yang memang bertugas untuk menilai dan mengukur lembaga yang menjalankan perannya. Jika tidak diawasi dan dikritisi, bisa jadi terjadi banyak penyimpangan. Untuk itulah pengawasan sangat diperlukan sebagai salah satu fungsi dari manajemen.

Jalannya roda organisasi tanpa adanya pengawasan, apalagi dalam hal menyangkut hajat hidup orang banyak, maka itu sangatlah diperlukan. Tujuannya adalah untuk memberikan masukan dan arahan yang lebih baik, agar kedepan dapat menghasilkan kinerja yang sesuai dengan apa yang telah diatur.
Yang menjadi persoalan adalah kebanyakan orang lain mengkritik kinerja orang lain, sedangkan ia sendiri tidak memiliki wewenang kearah itu. Masih banyak pekerjaan lainnya dibandingkan menghabiskan waktu untuk mengomentari orang lain. Dan coba untuk dibalikkan kembali kepada diri kita sendiri. Apakah kita sudah menjalankan tupoksi yang sesuai dengan apa yang seharusnya.

Coba ukur diri sendiri, sudah sejauh mana kinerja yang kita lakukan dan apa yang sudah kita hasilkan. Karena saya rasa, ada banyak hal pada diri kita sendiri, terutama kinerja yang belum tentu mampu kita lakukan. Atau bahkan sudah berapa banyak kinerja yang kita abaikan. Mengukur kinerja diri sendiri saya rasa lebih baik ketimbang mengukur kinerja orang lain. Sekali lagi, jika itu memang bukan tugas kita.
Baca Juga: Melawan Rasa Malas
Lain soal juga ketika orang tua menasihati anaknya, itu sudah kewajibannya sebagai orang tua untuk memberikan arahan kepada anaknya agar lebih baik. Begitu juga dengan guru, guru adalah pekerjaan disamping untuk memberikan atau transfer pengetahuan kepada muridnya juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan arahan kepada anak didiknya agar lebih baik.

Balik lagi perosalan mengukur kinerja orang lain. Ada banyak sarana kita untuk mengukur kinerja orang lain. Saya tak membahas terutama untuk tokoh-tokoh publik. Mereka menjadi sorotan dan banyak sekali kita mendengar kritikan-kritikan atas kinerja mereka yang tidak sesuai. Sebagai masyarakat tentu kita menjalankan social control atas kebijakan pemerintah yang tidak berpihak. Disini saya membahas tentang kinerja secara personal. Saya menilai bahwa kebanyakan orang mengukur kinerja orang lain karena ia tidak menjadi bagian didalamnya. Ia berada diluar lingkaran yang bersangkutan, sehingga ada peluang untuk menghujatnya dengan kritikan-kritikan yang pedas. Coba jika ia adalah bagian darinya, saya rasa orang ini akan diam dan manut . Akan aneh jika ia adalah bagian dari dalam tetapi mengkritisi dan mengukur kinerja rekannya dengan membawa-bawanya keluar.

Sebelum terlalu banyak bicara dan terlihat hebat untuk mengukur orang lain maka baiknya ukurlah dirimu sendiri. Sudah seperti apa kinerjamu? Sudah seberapa besar pencapaian-pencapaian yang dilakukan? Dan seberapa besar perbuatan yang telah dilaksanakan untuk mencapai kinerja yang berprestasi?

Kebanyakan orang merasa lebih baik dan mampu dibandingkan orang yang sedang melaksanakan sesuatu. Karena subjektifitas yang dilihat dan dirasa akan berbeda ketika kita yang melaksanakanya. Belum tentu hasilnya akan lebih baik jika kita yang menjalankan, karena asal bunyi akan lebih mudah dan tidak dibutuhkan pertanggung jawaban secara kelembagaan.

Tulisan ini adalah refeleksi pribadi, tidak bermaksud untuk menyindir atau mengkritisi orang lain. Kalaupun ada yang merasa tersindir saya mohon maaf karena tidak ada maksud untuk menjelek-jelakkan orang lain, tetapi ini murni sebagai nasihat untuk pribadi saya dan sebagai langkah saya untuk mengukur sejauh mana kinerja yang saya lakukan. Salam.