Breaking News

Laporan Kinerja Penggunaan Dana Bank Umum Triwulan III-2016

Artikel ini merupakan bagian dari Laporan Kinerja Bank Umum Triwulan III-2016 pada postingan sebelumnya. Dana perbankan mayoritas disalurkan untuk kredit (40,19%), yang terbagi menjadi kredit kepada pihak ketiga (39,89%) dan kredit kepada bank lain (0,30%). Seiring  dengan  perlambatan pertumbuhan perekonomian domestik pada triwulan III-2016, pertumbuhan kredit bank umum juga melambat, yaitu hanya tumbuh sebesar 1,06% dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,20%.

Perlambatan tersebut merupakan dampak dari masih lemahnya permintaan masyarakat dan sikap hati-hati perbankan dalam menyalurkan kredit, sejalan dengan tren kenaikan risiko kredit, masih rendahnya harga komoditas dunia, serta perlambatan perekonomian dunia.
Laporan Kinerja Penggunaan Dana Bank Umum Triwulan III-2016

Berdasarkan mata uang, 85,88% kredit disalurkan dalam bentuk rupiah dan 14,12% disalurkan dalam bentuk valas. Pada triwulan III-2016, pertumbuhan kredit rupiah melambat sebesar 1,19%(qtq), sementara kredit valas meningkat sebesar 0,23% (qtq).
Berdasarkan penggunaan, kredit masih didominasi oleh Kredit Modal Kerja (KMK) dengan porsi 46,80%, diikuti dengan Kredit Konsumsi (KK) dan Kredit Investasi (KI) dengan porsi masing-masing sebesar  27,67% dan 25,53%.

Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada KI, yaitu sebesar 1,57% (qtq), seiring dengan berlanjutnya proyek pembangunan infrastruktur pemerintah. Sementara itu, dengan masih terbatasnya pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan KK dan KMK melambat masing-masing  sebesar 1,52% (qtq) dan 0,51%  (qtq)(Grafik 3)

Laporan Kinerja Penggunaan Dana Bank Umum Triwulan III-2016

Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

Berdasarkan sektor ekonomi, kredit perbankan masih didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran serta sektor industripengolahan dan sektor rumah tangga, yang masing-masing sebesar 37,38% dan 22,68%.

Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, porsi kredit pada sektor industri pengolahan menurun sebesar 24 bps (dari 17,89% menjadi 17,65%). Sementara sektor perdagangan besar dan sektor rumah tangga meningkat masing-masing sebesar 6 bps (dari 19,67% menjadi 19,73%) dan 3 bps (dari 22,65% menjadi 22,68%) (Grafik 4). Penurunan pada sektor industri pengolahan sejalan dengan perlambatan pada kegiatan usaha industri khususnya subsektor industri makanan, minuman dan t3mb4kau seiring dengan berakhirnya faktor musiman (Laporan Survey Kegiatan Dunia Usaha Triwulan III-2016, Bank Indonesia).

Laporan Kinerja Penggunaan Dana Bank Umum Triwulan III-2016

Pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada sektor listrik, gas, dan air (9,35%), sektor konstruksi (6,43%), dan sektor administrasi pemerintahan (6,19%). Tingginya pertumbuhan sektor listrik dipengaruhi oleh mulai berjalannya proyek Pemerintah untuk membangun pembangkit listrik (proyek 35.000 MW).
Di sisi lain, penurunan kredit terbesar terjadi pada sektor Badan Internasional (-47,49%), Kegiatan yang belum jelas batasannya (-15,60%), Transportasi (-5,23%), dan Pertambangan (- 3,22%).

Dalam satu tahun terakhir, kredit pada sektor pertambangan menurun cukup besar (16,96%, yoy). Hal ini dipengaruhi oleh penurunan permintaan dan harga komoditas di pasar global, penurunan harga barang tambang di pasar internasional, serta dampak dari kebijakan Pemerintah untuk melarang ekspor barang mineral mentah sejak tahun 2014 (Laporan Survey Perbankan, Bank Indonesia).

Laporan Kinerja Penggunaan Dana Bank Umum Triwulan III-2016

Penyaluran Kredit UMKM

Pada triwulan III-2016, kredit UMKM tumbuh 0,95% (qtq) menjadi Rp781,9 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 18,56% dari total kredit perbankan. Porsi tersebut jauh lebih tinggi dari minimal 10% dari total kredit pada akhir 2016 sebagaimana diatur dalam PBI No.14/22/PBI/2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Berdasarkan sektor ekonomi, kredit UMKM terpusat pada sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 54,13%, diikuti oleh industri pengolahan (10,13%), serta pertanian, perburuan dan kehutanan (8,19%).

Dari ketiga sektor tersebut, rasio NPL gross UMKM tertinggi terdapat pada sektor industri pengolahan sebesar 4,36%, diikuti sektor pertanian, serta perdagangan besar dan eceran masing masing sebesar 4,25% dan 4,24%. Secara keseluruhan, terdapat peningkatan jumlah NPL sebesar 1,89% (qtq) dari triwulan sebelumnya 4,32% menjadi 4,37%.

Laporan Kinerja Penggunaan Dana Bank Umum Triwulan III-2016

Penyebaran penyaluran UMKM sebagian besar masih terpusat di pulau Jawa dan Sumatera, dimana 58,27% berada di lima provinsi (DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara), meningkat dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya (58,03%). Adapun porsi dari masing-masing lima provinsi tersebut adalah DKI Jakarta (14,77%), Jawa Timur (13,61%), Jawa Barat (12,64%), Jawa Tengah (11,14%), dan Sumatera Utara (5,99%).

Porsi penyebaran UMKM di pulau Jawa dan Sumatera jauh berbeda bila dibandingkan dengan penyebaran di Indonesia bagian timur dan tengah (Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali, Maluku, dan Papua) yang hanya sebesar 22,67%. Rendahnya penyaluran kredit UMKM di wilayah Indonesia bagian timur dan tengah antara lain disebabkan kurang memadainya infrastruktur yang tersedia di wilayah tersebut.

Laporan Kinerja Penggunaan Dana Bank Umum Triwulan III-2016

Berdasarkan kelompok bank, sebagian besar kredit UMKM disalurkan oleh kelompok BUMN (55,27%), diikuti kelompok Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) (35,65%), kelompok BPD (7,26%), serta kelompok KCBA dan bank Campuran sebesar 1,83%12. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, baki debet penyaluran kredit UMKM pada kelompok BUMN dan BPD mengalami peningkatan masing-masing sebesar 61 bps dan 36 bps. Sementara itu, baki debet penyaluran UMKM pada kelompok Bank Asing dan BUSN mengalami penurunan masing-masing sebesar 9 bps dan 87 bps (Tabel 11).

Laporan Kinerja Penggunaan Dana Bank Umum Triwulan III-2016

Selain itu, untuk mendorong tumbuh kembangnya UMKM, Pemerintah memperkenalkan skema KUR baru tahun 2016 dengan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan tahun 2015 (22%) menjadi 12% (lihat box).

Laporan Kinerja Penggunaan Dana Bank Umum Triwulan III-2016

Sampai dengan akhir 2016, target penyaluran KUR adalah sebesar Rp107,41 triliun. Sebesar 89,45% dari target penyaluran KUR tersebut didominasi oleh tiga bank BUMN, yaitu masingmasing oleh BRI (66,64%), Bank Mandiri (12,10%), dan BNI (10,71%).

Target alokasi KUR terbesar terdapat pada jenis KUR Mikro yang mencapai Rp68,12 triliun, diikuti KUR Ritel dan KUR TKI masing-masing sebesarRp36 triliun dan Rp3 triliun.

Laporan Kinerja Penggunaan Dana Bank Umum Triwulan III-2016

Sampai dengan triwulan III-2016, realisasi KUR mencapai Rp72,28 triliun (67,29% dari target sebesar Rp107,4 triliun). Realisasi KUR terbesar dilakukan oleh BRI mencapai Rp53 triliun atau sebesar 74,73% dari target realisasi (Tabel 13). Adapun 20 Lembaga Jasa Keuangan (LJK) lainnya masih dalam proses pengajuan izin sehingga belum terdapat penyaluran KUR hingga triwulan III-2016.

Laporan Kinerja Penggunaan Dana Bank Umum Triwulan III-2016

Sementara itu, realisasi KUR terbesar berada pada KUR Mikro (Rp 49.742 miliar), diikuti KUR Retail (Rp22.446 miliar), dan KUR TKI (Rp92 miliar). Dari sisi jumlah debitur penerima KUR, jumlah debitur untuk KUR Mikro merupakan yang terbanyak dibandingkan jenis KUR lainnya yaitu mencapai 3.167.817 debitur atau 95% dari total debitur penerima KUR secara keseluruhan.

Sumber: OJK (Otoritas Jasa Keuangan)