Kinerja Industri Perbankan Nasional Tahun 2016
Perkembangan
industri perbankan pada
triwulan III-2016 masih financially sound,
tercermin dari meningkatnya pertumbuhan aset,
kredit/pembiayaan, dan DPK meskipun mengalami perlambatan. Selain itu, kondisi
permodalan masih kuat dan rentabilitas perbankan masih cukup baik.
Pada triwulan III-2016,
pemulihan ekonomi global masih
berlanjut meski dengan
laju yang relatif lambat
dan tidak merata.
Isu Brexit menimbulkan gejolak
dan ketidakpastian di pasar
keuangan global. Prospek
pertumbuhan ekonomi beberapa negara
maju yang melambat dan pertumbuhan Tiongkok
yang stagnan berpengaruh pada perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Sementara
itu, pertumbuhan ekonomi negara emerging market tidak berubah karena eksposur
terhadap Inggris tidak
terlalu besar.
Baca Juga : Kartu ATM BCA Tertelan / Tertahan di Mesin ATM
Dari sisi domestik,
perekonomian Indonesia pada triwulan III-2016 tumbuh
sebesar 5,02% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,19% (yoy). Perlambatan tersebut terutama
dipengaruhi oleh kebijakan penghematan belanja
Pemerintah dan pelemahan pertumbuhan ekspor, sejalan dengan belum kuatnya
pemulihan ekonomi global
dan relatif rendahnya harga
komoditas. Di tengah berlanjutnya pembangunan
proyek infrastruktur oleh Pemerintah,
pertumbuhan investasi juga masih
melambat karena minimnya
peran investor swasta. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi domestik lebih banyak didukung oleh pertumbuhan konsumsi
rumah tangga yang tumbuh relatif cukup kuat.
Sejalan dengan itu,
pertumbuhan aset, kredit, dan DPKperbankan nasional pada
triwulan III-2016 juga melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh masing-masing
sebesar 1,62% (qtq), 1,06% (qtq),
dan 0,65% (qtq).
Kondisi
ketahanan bank umum
masih tetap solid, tercermin
dari rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR)
sebesar 22,34%, meningkat dibandingkan
triwulan sebelumnya sebesar 22,29%. Non
Performing Loan (NPL) gross dan NPL net juga
masih terjaga masing-masing sebesar
3,10% dan 1,42%
masih jauh di bawah threshold 5%, Return On
Asset(ROA) sebesar 2,32% dan Net
Interest Margin (NIM) sebesar
5,48%.
Suku bunga deposito BUK
secara umum menurun dibandingkan
triwulan sebelumnya. Suku bunga
deposito tenor 1, 3, 6, dan lebih dari 12
bulan pada triwulan
III-2016 masing-masing sebesar 6,57%;
6,99%; 7,34%; dan
7,69%, menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya masing-masing
sebesar 6,75%; 7,20%; 7,82%; dan 8,04%.
Berdasarkan kepemilikan
bank, kelompok Bank Umum
Swasta Nasional Non
Devisa (BUSND) menawarkan suku
bunga deposito tertinggi untuk semua
tenor yaitu tenor
1, 3, 6, dan
lebih dari 12 bulan
(Tabel 1). Hal ini
terkait dengan persaingan antar kelompok bank
dalam menghimpun dana masyarakat, sehingga kelompok BUSND menggunakan
strategi berupa penawaran suku bunga
yang lebih tinggi dibandingkan kelompok bank lainnya.
Sumber: OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
Sumber: OJK (Otoritas Jasa Keuangan)