Lacofest (Lampung Coffee Festival) 2016: Panggungnya Kopi Robusta Lampung
Lacofest (Lampung Coffee Festival) 2016: Panggungnya Kopi Robusta Lampung
Tabik pun,
Tabik pun,
Khadu ngupei yay?
Berbicara tentang
kebiasaan minum kopi, tentu masing-masing orang memiliki kebiasaan dan
kecintaan terhadap cita rasa minuman kopi yang diminum. Minuman yang diseduh
dari biji kopi yang telah di sangrai ini memang memiliki kenikmatan tersendiri
bagi penikmatnya. Rasa pahitnya memberikan efek rindu setiap kali terlewatkan
untuk meminumnya. Satu kali, dua kali, atau bahkan tiga cangkir sehari sudah
bukan hal yang aneh bagi penikmat kopi.
![]() |
Guntur Febri Handoko |
Tidak hanya bagi
kaum adam, kaum hawa pun juga tidak sedikit yang menjadi penikmat kopi. Kalau
dulu mungkin minum kopi identik dengan laki-laki, den minum teh identik dengan
perempuan. Sekarang tidak lagi, semua sama, tua muda, laki-laki-perempuan, kaya
miskin, desa kota, Tidak ada keharaman untuk menikmati kopi.
Ya, minum kopi saat
ini bukan hanya sekedar menjadi sebuah sajian bagi tamu yang datang berkunjung
ke rumah. Minum kopi menjadi sebuah gaya hidup yang menunjukkan identitas si
penikmatnya. Selain menghangatkan tubuh, minum kopi menciptakan obrolan hangat
ditengahnya. Akan terasa canggung obrolah tanpa ditemani secangkir kopi panas.
Akan ada keakraban yang tercipta tanpa disadari oleh si empunya.
Kalau kita masih
ingat salah satu film nasional yang sedikit banyak mampu menggalakkan dan
mempromosikan minum kopi sebagai salah satu gaya hidup bukan hanya mereka yang
tinggal di desa tetapi juga kaum metropolis. Yah, begitulah image dulu ketika
minum kopi masih dianggap sebagai budaya kampung.
Orang di kota cenderung lebih memilih minuman dengan embel embel kebarat
baratan. “Kopi terenak di duniapun tetap menyimpan rasa pahit, begitu pula
dengan hidup. Namun, pahit itu sebenarnya bisa dinikmati tergantung bagaimana
kita menyikapinya, demikian pesan moral "Filosofi Kopi".
Baca Juga: Lacofest 2016 (Lampung Coffee Festival 2016): Ajang Silaturahmi Para Penikmat Kopi
Teruntuk Provinsi
Lampung, minum kopi sudah menjadi kebiasaan yang terus berjalan sampai
sekarang. Dari jaman dulu sampai sekarang, masyarakatnya terutama laki laki
sebelum berangkat berkebun pasti tidak terlewatkan untuk meminum segelas kopi.
Alhamdulilahnya, Provinsi
Lampung tanah yang saat ini tempat kita berpijak dan beranak pinak dianugrahi
kekayaan yang berlimpah dari Sang Maha Pencipta. Betapa tidak, dari ujung
sampai ujung tanah di Provinsi Lampung mengandung kebermanfaatan yang
mensejahterakan masyarakatnya. Tumbuhan tumbuh dengan subur di “Sai Bumi Ruwa Jurai” ini.
Masih ingat kopi
termahal di dunia? Iya itu asalnya dari provinsi
Lampung. Kopi Luwak yang merupakan seduhan kopi menggunakan biji kopi yang
diambil dari sisa kotoran luwak/musang kelapa. Biji kopi ini diyakini memiliki
rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak.
Kemasyhuran kopi ini adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450
gram. Sudah pernah minum?
Baca Juga: Festival Kopi Lampung 2016 (Lacofest 2016): Dari Industri Kreatif, Pariwisata dan Kuliner Unggulan
Padi, jagung,
karet. Sawit, tebu, jati, mahoni sengon, kelapa, semua ada. Kopi? Buanyaaaak,
melimpah berderet deret. Kalau kita lihat data dari Badan Pusat Statistik,
Sampai tahun 2014, luas lahan produksi tanaman kopi di Provinsi Lampung adalah
seluas 173.819 hektar, dengan produksi biji kopi sebesar 131.517 ton yang
terdiri dari kopi robusta sebesar 131.501
ton dan Arabica sebesar 16 ton. Jumlah yang cukup membanggakan bagi kita
masyarakat Provinsi Lampung.
Melihat potensi
yang sangat besar tersebut, tentu akan sangat disayangkan bila tidak ada
langkah kreatif untuk mendukung dan memfasilitasi perkopian di Provinsi Lampung.
Hal tersebutlah yang menjadi latar belakang Pemerintah Provinsi Lampung dan
berbagai pihak untuk melakukan berbagai upaya untuk mempromosikan dengan
menggelar event promosi “Lampung Coffee
Festival 2016” atau Lacofest. Apa itu lacofest?
Dengan menggalakan
promosi Kearifan lokal masyarakat Provinsi Lampung, Acara yang digagas oleh
Lampung Segalow dan Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, dan akan dihadiri oleh
Gubernur Lampung kita tercinta, Bapak Ridho Ficardo ini akan digelar tepatnya
di Mall Boemi Kedaton pada tanggal 7-8 desember 2016.
Kehadiran lacofest ini diharapakan menjadi ajang promosi dan silaturahmi
berkumpulnya para produsen kopi dan penikmat kopi dan juga pebisnis kopi
sehingga tercipta sinergitas yang menjadikan kopi sebagai sebuah komoditi yang
memiliki nilai ekonomis.
Untuk memeriahkan
acara ini akan ada sejumlah lomba yang diadakan. Lomba tersebut antara lain
Lomba Citarasa Kopi dengan total hadiah Rp15 juta, Perang Barista dengan total
hadiah Rp10 juta dan Desain Poster dengan total hadiah Rp10 juta. Selain itu
sejumlah acara juga bakal memeriahkan acara ini, antara lain Pameran Cafe,
Kongkow Komunitas, Meet The Experts
serta Romantic Night bersama The
Potter.
Semoga memberikan
kebermanfaatan.
Lacofest (Lampung Coffee Festival) 2016: Panggungnya Kopi Robusta Lampung
Oleh: Guntur Febri Handoko (Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Lampung)