Pria Ini Telah 32 Tahun Selalu Benar Memprediksi Siapa Pemenang Dalam Pemilihan Presiden Amerika
Allan Lichtman adalah
profesor sejarah di American University, mengungkapkan 13 kunci untuk menuju
Gedung Putih. Pada awalnya tak ada yang tau kepastian siapa yang akan
memenangkan pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 8 November 2016 kemarin. Tetapi,
Profesor Allan Lichtman memastikan bahwa apa yang telah ia prediksi bahwa siapa
yang akan memenangkan pemilihan presiden selalu benar sejak tahun 1984.
Setidaknya, prediksinya pada tahun 2016 ini tepat dan menambah deretan
ketepatan prediksinya.
Diwawancarai oleh
Washington Post pada mei lalu, Lichtman menjelaskan bahwa prediksinya didasari
oleh jajak pendapat, pergeseran demografi dan opini politiknya sendiri. Dia menggunakan
sistem statemen benar atau salah yang ia sebut “Keys to the White House” untuk
menentukan prediksinya.
Dan tahun ini, ia mengatakan
bahwa Donald Trump adalah pemenang favorit. Kedalaman kunci-kunci yang ia
jelaskan dalam buku “Memprediksi Presiden Berikutnya: Kunci-kunci menuju Gedung
Putih 2016” adalah:
- Amanat Partai: Setelah pemilu paruh waktu, pihak berkuasa memegang lebih banyak kursi di DPR Amerika dari setelah pemilu paruh waktu sebelumnya
- Kontes: Tak ada keseriusan untuk pencalonan partai incumbent
- Wewenang: kandidat partai incumbent adalah "sitting president"
- Partai Ketiga: Tidak ada partai ketiga atau kampanye independen yang siginifikan
- Ekonomi jangka pendek: ekonomi tidak dalam resesi selama kampanye pemilu
- Ekonomi jangka panjang: pertumbuhan ekonomi riil perkapita sama atau melebihi pertumbuhan rata-rata selama dua periode sebelumnya
- Perubahan kebijakan: pemerintahan incumbent memiliki perubahan besar dalam kebijakan nasional
- Kerusuhan sosial: tidak ada kerusuhan sosial yang berkelanjutan selama ini
- Skandal: pemerintahan incumbent ternoda oleh skandal besar
- Kegagalan urusan luar negeri/militer: pemerintahan incumbent tidak mengalami kegagalan besar dalam urusan luar negeri atau militer
- Kesuksesan urusan luar negeri/militer: pemerintahan incumbent mencapai sukses besar dalam urusan luar negeri
- Kharisma incumbent: Kandidat partai incumbent adalah seorang yang kharismatik atau pahlawan nasional
- Kharisma penantang: kandidat partai penantang adalah seorang yang tidak kharismatik atau pahlawan nasional
Lichtman pada wawancara
tersebut mengungkapkan bahwa pemilu 2016 merupakan pemilu tersulit untuk
diprediksi, tetapi ia telah menentukan siapa yang ia pikir akan menang pada saat
itu.
Berdasarkan ketigabelas
kunci tersebut ia memprediksi bahwa Donald Trump lah pemenangnya. Berdasarkan kunci
prediksi yang ia ungkapkan sebagai berikut:
Kunci pertama, amanat
partai – bagaimana bagusnya mereka di paruh waktu. Kemudian mereka hancur
Kunci nomor tiga, kandidat "sitting president" bukanlah "running president"
Kunci nomor tujuh, tak ada
perubahan kebijakan utama pada masa jabatan kedua Obama
Kunci nomor sebelas, tak
ada kebijakan luar negeri yang sukses
Kunci nomor dua belas,
Hillary Clinton bukanlah Franklin Roosevelt
“Satu kunci lagi yang
membuat demokrat jatuh yakni Gary Johnson. Salah satu kunci yang membuat
kekuatan partai salah jika kandidat partai ketiga diantisipasi untuk memperoleh
5% pemilih atau lebih. Poling tertinggi Gary Jhonson adalah sekitar 12-14%. Jika
ini dibagi menjadi dua, itu berarti ia memperoleh 6 atau 7, dan itu merupakan
kunci keenam yang mengalahkan demokrat. Jadi sangatlah sempit untuk menunjukkan
kemenangan Trump, tetapi aku mengatkan lebih tepatnya ini adalah kemenangan
Partai Republik.” Tutup Lichtman
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Trump memenangkan pemilihan Presiden Amerika Serikat ke 45 dengan 279 suara, sedangkan Hillary Clinton hanya memperoleh 228 suara. Seperti yang tertera pada gambar diatas, dimana warna merah menunjukkan kemenangan Trump/Partai Republik dan warna biru sebagai wilayah yang dimenangi oleh Clinton/Partai Demokrat.