Breaking News

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan: Ulasan Produk Pertamina Berkualitas dan Ramah Lingkungan



Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan: Ulasan Produk Pertamina Berkualtias dan Ramah Lingkungan. Untuk menunjang kebutuhan masyarakat Indonesia dalam hal memenuhi kebutuhannya terhadap bahan bakar yang berkualitas dan ramah lingkungan maka Pertamina telah mengeluarkan produk-produk tersebut. Sebagai masyarakat maju kita membutuhkan produk yang dapat dinikmati dari segi keamanan, kenyamanan dan kepuasan dalam mengkonsumsinya. Ini sesuai dengan semangat dan komitmen Pertamina sebagai perusahaan milik negara.

Dengan demikian, Pertamina menyediakan bahan bakar berkualitas dan ramah lingkungan. Kedua hal tersebut (bahan bakar berkualitas dan ramah lingkungan) tidak bisa dipisahkan. Mengingat pentingnya untuk menyatukan keduanya menjadi satu kesatuan. Sebab, dampak yang diakibatkan oleh bahan bakar terhadap lingkungan sangatlah besar. Jadi tanggung jawab secara moral, material dan kondisi sosial kultural menjadi penting.
 
Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan
Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan
Masyarakat Indonesia adalah konsumen utama bagi Pertamina. Karena tujuan awal didirikannya BUMN ini adalah untuk menunjang kebutuhan masyarakat Indonesia disamping profit oriented sebagai sebuah perusahaan. Untuk itu dari setiap sisi perkembangan yang terjadi pada Pertamina adalah persoalan bersama sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
 
Sebagai konsumen, masyarakat Indonesia membutuhkan produk yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Seperti penggunaan kendaraan bermotor, kebutuhan ibu rumah tangga, kebutuhan industri dan kebutuhan lainnya. Kehidupan kita saat ini sangat bergantung dengan bahan bakar, baik itu bersumber dari bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan bahan bakar batu bara.

Dampak bahan bakar sangat berpengaruh terhadap lingkungan. Lingkungan yang ramah bisa saja terpapar oleh emisi gas buang yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar di mesin. Mesin yang tidak mendukung pembakaran yang baik akan menghasilkan emisi yang buruk bagi lingkungan. Oleh sebab itu, ketiga hal ini menjadi rantai yang tak terputus, yakni hubungan bahan bakar berkualitas, dukungan mesin yang baik dan ramah lingkungan.

Dulu dan Sekarang 

Dulu para ibu-ibu dengan mudahnya menggunakan bahan bakar untuk memasak dengan kayu bakar, maka saat ini kondisi itu sudah tidak memungkinkan lagi. Apalagi bagi yang hidup di perkotaan, mencari kayu bakar sama saja mencari emas. 

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan

Dengan suasana pedesaan sekarang, banyak yang sudah terkonversi lahan hutan menjadi lahan pertanian, dan hilangnya sumber bahan bakar dari kayu. Artinya, kita harus menebang kayu yang lambat laun akan habis juga.

Mengapa demikian? Karena manusia semakin hari semakin banyak. Pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat, sedangkan lahan semakin menyempit. Kebutuhan bahan bakar ini memaksa kita untuk mengalihkan penggunaan bahan bakar dengan bahan bakar yang lebih murah dan nyaman. 

Pemerintah sendiri telah menggalakkan konversi bahan bakar ke gas. Sehingga hampir disetiap rumah di Indonesia sekarang telah menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk keperluan memasak dan kebutuhan lainnya. Jika dulu penggunaan kompor minyak tanah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia sekarang sudah beralih ke gas. Tahapan konversi ini memicu beragam pro dan kontra pada awalnya, namun setelah kita menikmati penggunaan gas yang lebih efektif dan efisien dibanding dengan penggunaan kayu bakar dan minyak. Konversi ini juga diiringi dengan perkembangan teknologi dengan lahirnya kompor gas.

Saya ingat, dulu waktu masih SD sampai dengan SMA, mengalami masa-masa peralihan dari penggunan bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. Pada awalnya dirumah kami menggunakan kayu bakar untuk memasak di tungku. Harga satu ikat kayu bakar pada waktu itu sektar Rp 100 (seratus rupiah) dan terus naik menjadi Rp 500 (lima ratus rupiah). Jika pengantar kayu bakar telat sedangkan kebutuhan akan memasak meningkat maka saya dengan kakak saya ditugaskan oleh ibu untuk mencari kayu bakar. Pelepah kelapa yang sudah tua adalah favorit bagi kami untuk kami ambil, disamping ranting-ranting kayu di kebun yang jatuh ke tanah. Tapi itu melelahkan bagi saya yang waktu itu kebetulan ada kebun kecil dibelakang rumah.

Perkembangannya kemudian penggunaan bahan bakar menggunakan minyak tanah. Dengan kompor minyak tanah menggunakan sumbu, memasak menjadi beralih dari tungku ke penggunaan kompor. Yang kadang-kadang masakan ibu saya bau minyak tanah. Kalau sudah seperti itu memakan makanan pun menjadi tidak nyaman. Selain untuk memasak, minyak tanah juga digunakan untuk lampu. Ya, penerangan di rumah memang menggunakan petromak, yang lebih terang jika dibandingakan dengan menggunakan lampu teplok. Tapi jika menggunakan petromak itu hanya sebatas pada jam 9 malam. Kemudian waktunya tidur kami menggunakan lampu teplok untuk menerangi disaat tidur.

Pada waktu itu, bus dan angkot adalah idola kami pada saat berangkat sekolah. Karena dengan kendaraan tersebut kami bisa pergi ke tempat tujuan disamping menggunakan sepeda. Mayoritas masyarakat pada waktu itu menggunakan sepeda, tidak seperti sekarang dimana jalanan dipenuhi dengan sepeda motor. Karena untuk membeli sepeda motor tidaklah semudah sekarang yang hanya modal Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah) bisa membawa sepeda motor baru. Ya, pada waktu itu lalu lalang jalan raya di dominasi  oleh kendaraan umum. Tidak seperti sekarang yang di jejali oleh kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat. Waduh.. kok saya selalu bilang “tidak seperti sekarang” terus sih.. wajarlah ya kan ngomongnya “Tempo Dulu..hehe..”


Setelah panjang lebar saya membicarakan kondisi tempo dulu, maka seiring dengan perkembangan zaman peralihan penggunaan bahan bakar menjadi keharusan. Penduduk semakin bertambah, teknologi semakin berkembang, dan orang-orangnya juga sudah memasuki masa yang berbeda. Jikalau dulu kita penuh dengan subsidi dari penggunaan bahan bakar maka lambat laun saat ini sudah berubah.

Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah menerangi sampai dengan pedesaan, kita tidak butuh lagi lampu minyak tanah. Kalau kepepet juga pada saat mati lampu kita bisa menggunakan lilin, emergency lamp bahkan genset yang menggunakan bahan bakar bensin atau solar. Lagi juga untuk mencari minyak tanah saat ini sangat susahnya minta ampun. Saya juga bingung jika ditanya dimana tempatnya mencari minyak tanah. Masihkah minyak tanah dijual? Mungkin masih, tapi saya tidak tau dimana.. hehe..

Harga bensin dan solar juga sekarang sudah gila-gilaan. Ingat tidak pada  waktu (saya) masih awal kuliah diajakin kawan-kawan demo karena pemerintah mengumumkan akan menaikkan bahan bakar minyak. Dimana-mana ramai, semua pada khawatir, pada saat pemerintah ingin menaikkan harga minyak, maka diikuti pula dengan kenaikan harga bahan pokok lainnya. Minyak menjadi pemicu dari bergejolaknya kondisi sosial, ekonomi dan politik pada masyarakat kita.

Masyarakat kita sensitif (termasuk saya) ketika pemerintah berencana untuk menaikkan harga minyak. Ongkos angkot menjadi naik.. kalau angkot sudah demo.. mau kuliah jadi telat, mau kemana-mana jadi telat. Jadilah tukang ojek ketiban rezeki nomplok, yang menaikkan harga secara tiba-tiba karena orang-orang pada kepepet. Rupanya mereka belajar Teori Permintaan dan Penawaran. Mengalahkan saya yang sedang kuliah di Fakultas Ekonomi. 

Pokoknya masa-masa itu memang masa-masa yang penuh dengan kekisruhan. Semua gara-gara bahan bakar minyak dan kita sudah terbiasa dengan subsidi dari pemerintah. Ketika pemerintah mengalami defisit anggaran dan ingin mencabut subsidi maka kita menjadi gelagapan. Bingung setengah mati.

Lama kelamaan kita sudah terbiasa dengan kondisi demikian. Gejolak-gejolak sosial sudah terbiasa terjadi. Pada akhirnya berangsur-angsur situasi terkendali. Kita sudah terbiasa dengan perubahan. Sesuatu yang langka pada masa orde baru. Ini mungkin yang disebut dengan pendewasaan pada bidang sosial, ekonomi, politik dan budaya.

Sekarang kita sudah menggunakan gas sebagai bahan bakar untuk memasak dirumah. Bensin juga dengan produk Premium sudah mulai ditinggalkan dengan menggunakan Pertalite dan Pertamax. Ya masyarakat kita sudah mulai menggunakan bahan bakar berkualitas dan ramah lingkungan.

Nah, pada kesempatan ini saya ingin mengulas apa saja kelebihan-kelebihan yang ada pada produk-produk Pertamina. Selain memiliki kualitas yang baik, produk-produk Pertamina ini juga ramah lingkungan. Sehingga kita dengan menggunakan produk-produk tersebut berarti telah berupaya untuk menjaga lingkungan kita agar bersih dan terawat. Sehingga lingkungan yang kita tempati ini terhindar dari polusi yang berlebihan. Ini juga sesuai dengan peran dan fungsi Pertamina untuk membangun energi dalam negeri.

Yang pertama saya ingin membahas masalah Bright Gas. Bright Gas isinya sama dengan ELPIJI yang biasa kita gunakan. Namun yang membedakan adalah tabungnya. Karena tabung Bright Gas berbeda dengan tabung ELPIJI biasa. Jika dulu pada awal-awal konversi dari minyak tanah ke gas, santer kita dengar baik berita elektronik maupun cetak, masyarakat yang menjadi korban meledaknya tabung gas ELPIJI, terutama ELPIJI subsidi (3 kg).

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan

Kondisi itu karena kita belum terbiasa menggunakan bahan bakar gas, jadi cara penggunaan yang salah sehingga terjadinya kebocoran gas yang kita belum ketahui cara mengantisipasinya menjadi kesalahan fatal yang bisa menimbulkan korban jiwa dan harta. Banyak pada waktu itu yang memplesetkan lagu anak-anak “Balonku” digubah oleh masyarakat dengan menyindir warna tabung ELPIJI 3 kg yang berwarna hijau yang mudah “meletus”.

Ganjil memang, tapi itulah kenyataan. Dengan disubsidi oleh pemerintah, sebenarnya tabung ELPIJI 3 kg diperuntukkan oleh orang miskin, namun karena harganya yang murah dan dianggap hemat maka masyarakat umum (menengah keatas) banyak juga yang menggunakan ELPIJI 3 kg untuk keperluan rumah tangga , industri rumah tangga, rumah-rumah makan dan keperluan lainnya.

Selain ELPIJI 3 kg Pemerintah melalui Pertamina juga memproduksi ELPIJI 12 kg. Elpiji kategori ini tidak disubsidi oleh Pemerintah, harganya juga diatas Rp 140.000 (seratus empat puluh ribu rupiah). Berbeda dengan ELPIJI 3 kg yang harganya sekitar Rp 20.000-an (dua puluh ribu rupiah), masyarakat kita tidak semuanya memiliki ELPIJI 12 kg. Selain harga isi gas nya yang lebih mahal, harga tabungnya juga relatif lebih mahal. Membawanya juga lebih berat dan serba tidak simple, padahal kalau dari segi waktu kita tidak sesibuk ketika menggunakan ELPIJI 3 kg, karena cepat habis.

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan

Nah, kembali lagi ke Bright Gas. Bright Gas termasuk salah satu inovasi yang dikeluarkan oleh Pertamina. Dengan tabung yang lebih gemuk dibandingkan dengan ELPIJI, dan dengan varian warna pink dan ungu, Bright Gas memiliki keungulan-keunggulan diantara lain:

Bright Gas Hemat digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan 3 macam varian, yakni Bright Gas 12 kg, Bright Gas 5,5 kg dan Bright Gas Can kemasan 220 gram. Tinggal kita pilih mau menggunakan yang mana. Tampilannya juga lebih fresh dan enak untuk dilihat. Keunggulan tabung Bright Gas 12 kg dan Bright Gas  5,5 kg adalah lebih aman karena menggunakan teknologi Double Spindle Valve System (DSVS), memiliki fitur keamanan segel resmi Pertamina sehingga menjamin kualitas LPG maupun isi LPG dalam tabung dan lebih nyaman dengan “Bright Gas Layanan Antar”.

Bagi yang memiliki tabung ELPIJI 12 kg bisa menukarkan dengan tabung Bright Gas 12 kg. Ini adalah inovasi masa depan dengan beragam kelebihan-kelebihan dibanding dengan produk sebelumnya. Pertamina sendiri saat ini mengatakan bahwa Bright Gas bukan untuk menggantikan ELPIJI tetapi ini adalah diversifikasi produk mereka. Tapi, diversifikasi produknya memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk sebelumnya. Dengan tiga tags: Lebih Aman, Lebih Nyaman dan Lebih Terjangkau.

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan

Bright Gas 5,5 kg sangat cocok untuk ibu-ibu yang ingin memasak dirumah, apalagi bagi yang tinggal di Apartemen dan Rumah Minimalis. Tampilannya sudah didesign sedemikian rupa oleh Pertamina. Tabung Bright 5,5 kg mudah untuk dibawa kemana-mana. Ibu-ibu pun kuat kok membawanya, jika dibandingkan dengan 12 kg yang lumayan berat untuk ibu-ibu rumah tangga. Pertamina menyebutnya dengan tag “Lebih Nyaman”.

Kita juga tidak repot-repot untuk keliling mencari jika kita sibuk kita bisa melalui cara praktis dengan Layanan Antar.. dijamin sampai dirumah. Kita tinggal memasangnya di kompor gas dan langsung siap memasak kesukaan suami dan anak-anak. Masalah harga, so pasti ini juga lebih terjangkau, dengan harga yang medium, karena ini tidak disubsidi oleh Pemerintah.

Bagaimana dengan keamanannya? Dengan tag “Lebih Aman” tentu Pertamina memikirkannya, mengapa? Karena fitur katup ganda DSVS ini di klaim 2 kali lebih aman untuk mencegah kebocoran pada kepala tabung. Isinya juga dijamin kualitasnya, dengan dilengkapi Segel Hologram dengan fitur OCS (Optical Color Switch) yang memiliki paten dan tidak dapat dipalsukan. Ada juga sticker safety, sehingga kita bisa membacanya dan melihat bagaimana cara menggunakan tabung ini dengan benar. Ya, inilah LPG Aman yang recomended untuk kita gunakan.

Pada gambar di bawah ini adalah petunjuk singkat bagaimana kita menggunakan tabung agar aman dari hal-hal yang tidak kita inginkan.

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan
 

Lalu bagaimana dengan bahan bakar minyak yang ramah lingkungan? Selain penggunaan gas untuk rumah tangga hemat, Pertamina juga mengeluarkan produk berupa bahan bakar minyak yang terjangkau dan ramah lingkungan. Sekarang kita bisa menikmatinya dan membelinya di SPBU-SPBU di 34 kota/kabupaten di Indonesia.

Bahan bakar minyak itu adalah Pertalite. Jadi kita bisa menggunakan pertalite untuk menggantikan Premium, karena varian baru ini lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan Premium. Pertalite mengandung Research Octane Number (RON) dengan level 90, tentu berbeda dengan Premium yang memiliki RON 88. Dengan kelebihan ini maka Pertalite bisa membuat pembakaraan kendaraan menjadi lebih baik, apalagi kendaraan sekarang yang didukung oleh teknologi yang baik.

Menggunakan Pertalite memiliki keunggulan dalam ketahanan (durability) bagi mesin kendaraan. Mesin kendaraan jadi lebih awet, karena kandungan oktan 90 lebih sesuai untuk digunakan di Indonesia. Sebab saat ini mesin-mesin kendaraan di Indonesia memiliki perbandingan kompresi yang sesuai dengan kadar kandungan oktan 90. Pada Pertalite kandungan aditif detergen, anti korosi, serta pemisah air akan menghampat terjadinya proses korosi dan pembentukan deposit pada mesin. 

Lebih Ekonomis, ya menggunakan Pertalite jadi lebih ekonomis karena rancangan kendaraan bermotor sekarang perbandingan kompresinya sudah menyesuaikan menggunakan Pertalite dengan oktan 90. Kinerja mesin jadi optimal dan efisien dalam menempuh jarak lebih jauh dengan biaya operasi bahan bakar dalam Rp/Km jadi lebih hemat karena perbandingan Air Fuel Ratio yang lebih tinggi.

Dari segi performance, tentu saja dengan kelebihan angka oktan 90 dan spesifikasi mesin yang telah sesuai bila dibandingkan jika menggunakan oktan 88 akan menghasilkan performa mesin jauh lebih baik. Dengan performa ini tarikan jadi lebih enteng, kecepatannya jadi lebih tinggi dan emisi gas buangnya jadi lebih bersih.

Nah, dari pokok pembahasan diatas, baik Bright Gas maupun Pertalite, dua-duanya merupakan varian terbaru dari produk yang dikeluarkan oleh Pertamina. Pertamina mengeluarkan produk-produk bahan bakar berkualitas, kita jadi lebih hemat menggunakan produk-produk Pertamina tersebut serta Ramah Lingkungan.
 
Ya, itulah cerita singkat saya tentang Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan. Sudah sepatutnya kita bersyukur hidup di Indonesia dengan beragam kekayaan alam dan kondisi yang ada di dalamnya. Mudah-mudahan ini bisa menjadi semangat bagi kita untuk mengkonsumsi bahan bakar yang sehat untuk lingkungan, hemat untuk kantong dan nyaman dalam beraktivitas. Amiin..

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan : Ulasan Produk Pertamina Berkualitas dan Ramah Lingkungan
Oleh: Yetri Martika Sari