Breaking News

Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia

Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia adalah Visi Pertamina sebagai upaya untuk Mewujudkan Kemandirian Energi Nasional. Sesuai dengan Visi RPJMN 2015-2019 “Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkeperibadian” dan Nawa Cita yang ke enam: meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, dan yang ke tujuh: mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik. Semangat ini juga didasari oleh semangat perjuangan dan cita-cita dengan istilah “Trisakti”, yakni: berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi dan berkeperibadian dalam kebudayaan.

Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia

Sesuai dengan Laporan Tahunan 2015 PT. Pertamina disebutkan 5 Pilar Prioritas Strategis yakni:

Pengembangan Sektor Hulu

Pengembangan Sektor Hulu Pertamina meliputi: Pengambilalihan dan pengembangan blok utama Indonesia: Mahakam, Cepu dan ONW), Pengembangan Internasional: Algeria, M&A Internasional, Akselerasi Pengembangan Geothermal & EBT, Operations Excellence (Pemboran, EOR, Efisiensi) dan Eksplorasi.
Baca Juga: Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan
Enam proyek prioritas hulu: Banyu Urip Development dengan target produksi minyak mentah 165.000 BOPD, Donggi Senoro LNG Plant dengan target monetasi gas area Matindok 85 MMSCFD dan Senoro 250 MMSCFD, Matindak Gas Development dengan target monetasi gas area Matindok 105 MMSCFD, WMO POD Integrasi-1 dengan target monetasi temuan cadangan migas di WMO, Senoro Gas Development dengan target monetisasi gas area Senoro 310 MMSCFD, Ulubelu unit 3 dan 4 target pengembangan potensi geothermal.

Efisiensi di Semua Lini

Dengan melakukan reformasi pengadaan minyak mentah dan produk minak (ISC kuat di Jakarta), Penekanan loses di semua lini operasi, hulu, kilang, transportasi laut dan darat, Streamlining fungsi-fungsi korporasi, Sentralisasi pengadaan, Sentralisasi marketing.

Peningkatan Kapasitas Kilang dan Petrokimia

Melalui Upgrade kilang (Refinery Development Master Plan), Kilang baru (Grass Root Rafinery Project) dan Revitalisasi dan integerasi kilang swasta.

Peningkatan RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking ) Produksi Peremium RON 88 dari 61 MB/hari ke 91 MB/hari. Produksi LPG dari 440 TSD ke 950 TSD. Dengan perkiraan penyerapan tenaga kerja sebesar 9.100 orang.

TPPI Terintegerasi, penyerapan tenaga kerja sebesar 700 orang, produksi HOMC sebesar 10.000 barel/hari, produksi premium 61.000 barel/hari dan produksi LPG 480 MT/hari.

PLBC (Proyek Langit Biru Cilacap) Spesifikasi Bensin RON 88 dengan produksi 91.000 barel/hari dan RON 92 dengan produksi 91.000 barel/hari. Jumlah penyerapan tenaga kerja sebesar 400-900 orang.

Pengembangan Infrastruktur dan Marketing

Peningkatan kapasitas storage dan terminal, Pengembangan jaringan SPBU dan pemasaran bertaraf internasional, Pengembangan infrastruktur receiving dan regasifikasi LNG serta SPBG, Mareketing Operation Excellence dan Go Internasional.

Jumlah total Pertalite sebanyak 2.248 outlet per Desember 2015 dengan penguasaan pasar Pertalite 10% terhadap total Premium.

14 Negara yang menjadi tujuan ekspor Pelumas Pertamina yaitu Bangladesh, Kamboja, Timor Timur, Jepang, Malaysia, Nepal, Nigeria, Oman, Singapura, Afrika Selatan, Filipina, Thailan, Yaman dan Australia.

Kemampuan produksi dan distribusi Pertamina Lubricants yakni kapasitas produksi LOBP sebesar 530.000 KL/tahun, kapasitas produksi VM 17.280 MT/tahun, Base Oil Group III dari Kilang Dumai sebesar 360.000 MT/tahun, kapasitas produksi LBO Groupi/II sebesar 428.000 MT/tahun dan Sertifikasi ISO 9000, 14000 LOBP dan ISO 17025.

Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG Arun dengan produksi gas 1.650 mmscfd, komitmen pasokan LNG setara 2.500 mmscfd pada 2019 dan pipa transmisi gas sampai dengan 2018=2.900 km.

Aliansi Strategis: kerjasama fuel supply agreement dengan PT. Adaro Indonesia, kerjasama fuel facilities agreement dengan PT. Indonesia Bulk Terminal (sewa dan pemanfaatan terminal BBM milik IBT).

Rencana Pembangunan Pipa, Kapal dan Storage. Penambahan sorage BBM 670.000 KL.  Proses pembangunan TBBM sambu 300.000 KL, Tanjung Uban 200.000 KL, Tuban 100.000 KL, Balongan 70.000 KL.

Penambahan 11 unit kapal milik

Perbaikan Struktur Keuangan

Untuk memperbaiki struktur keuangan, Pertamina antara lain melakukan penyelarasan strategi pembiayaan jangka panjang dan jangka pendek, percepatan penyelesaian piutang ke negara, optimisasi aset non-produktif, kerja sama transaksi lindung nilai valuta asing dengan beberapa bank nasional dan beberapa implementasi aktivitas roadmap menuju World Class Treasury Centre.

Peran Pertamina Dalam Kemandirian Energi Nasional

Strategi menjaga pasokan BBM di Indonesia. Upaya yang dilakukan dalam menjaga pasokan BBM seiring peningkatan kebutuhan BBM di Indonesia dari tahun ke tahun antara lain: peningkatan kapasitas storage dan upgrading fasilitas terminal BBM (TBBM), Otomatisasi suplai dan logistik secara menyeluruh, Optimalisasi Master Program dan Pola Suplai BBM, pengembangan pasar storage internasional, dan menerapkan PROPER dan Pertamina Operation & Service Excellence (POSE) di setiap TBBM.
Menjamin Distribusi BBM ke Seluruh Pelosok Indonesia. Dalam menjamin distribusi BBM di Indonesia, Pertamina menjalankan fungsi selaku logistic provider lini bisnisnya, mulai dari penerimaan, pengelolaan dan penyimpanan hingga penyaluran produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen, melalui pengoperasian dan pengelolaan infrastruktur sebagai berikut: 112 Fuel Terminal, 63 Aviation Fuel Terminal, 5.270 Retail Fuel Station, 65 unit Tanker Milik dan 151 unit Tanker Charter, 17 unit Ship to Ship Transfer (STS), 135 terminal khusus, 214 dermaga, 19 unit single point mooring, 12 unit central buoy mooring dan 197 unit kapal kecil ringan.

Pembayaran Pajak dan Deviden Ke Pemerintah. Pertamina tidak hanya berkontribusi pada ketahanan energi. Perseroan juga memberikan kontribusi besar kepada negara melalui deviden dan pajak yand dibayarkan. Setoran deviden dan pajak kepada negara di tahun 2015 adalah sebesar Rp 6,25 trilyun dan Rp 71,62 trilyun.

Pengembangan Energi Terbarukan untuk Generasi Masa Depan. Direktorat Gas, Energi Baru dan Terbarukan mengelola bisnis Gas, Power dan NRE sebagai core business Pertamina untuk memperkuat business positioning dan daya saing, mengoptimalkan profit serta mendukung business sustainability Perseroan. Dengan strategi:

  • Mengembangkan penguasaan pasar Gas, Power, dan NRE dengan mengamankan sisi pasokan, serta meng-create dan memperluas pasar untuk mengembangkan skala bisnis melalui optimalisasi bisnis eksisting dan penguasaan resources baru.
  • Ekspansi pasar baru untuk mengakselerasi bisnis Direktorat GEBT di bidang Gas, Power dan NRE.
  • Mengembangkan resources dan bisnis baru sebagai new growth engine.
  • Ekspansi pasar baru untuk mengakselerasi bisnis Direktorat GEBT di bidang Gas, Power dan NRE.
  • Mengembangkan resource dan bisnis baru sebagai new growth engine.


Sumber: Annual Repport PT. Pertamina 2015