Teknik CMO Finance atau Leasing Agar Order Terus Mengalir (Bagian 1)
Dari secara umum tentang apa yang sudah saya sampaikan sebelumnye tentang CMO leasing, maka saat ini adalah bagaimana teknik para CMO Finance atau biasa yang disebut dengan leasing oleh sebagian besar orang. Walaupun secara substansi terdapat perbedaan antara Finance/Lembaga Pembiayaan dengan Leasing.
![]() |
Sumber Foto; free image pexels.com |
Saya melakukan wawancara dengan beberapa kawan yang sampai saat ini masih konsisten di dunia leasing. Dan saat ini mereka masih eksis dan terus berproses disana. Ada juga yang dari perspektif sales. Jadi disini saya mengambil dua sisi perspektif, yakni antara CMO dengan sales.
Yang pertama saya mewawancarai teman saya Sampurna Ali yang biasa di panggil Ale atau Ali. Beliau adalah salah satu CMO di Adira Finance dan diamanahkan untuk memegang mobil baru. Pertanyaan saya adalah kira-kira apa kiat yang selama ini dia lakukan agar order jalan terus?
Baca Juga: Menjadi CMO (Credit Marekting Officer) di Leasing
Dari pertanyaan ini Ale menjawab bahwa selama ini dia memegang salah satu dealer mobil baru untuk komersil. Dimana pada dealer tersebut tataran sales dibagi menjadi tiga tingkatan yakni sales junior, sales counter dan sales senior. Sales junior rata-rata seumuran dengannya, sales counter sebagian besar adalah para cewek-cewek yang hobby shopping dan glamour, sedangkan sales senior kebanyakan bapak-bapak yang umurnya jauh diatasnya.
Dari ketiga kriteria sales ini yang paling mudah untuk didekati adalah sales junior karena banyak persamaan yakni dari usia dan jenis kelamin. Untuk ukuran dirinya dia lebih mudah untuk cair dengan sales junior dibanding dengan seles counter dan sales senior. Artinya, untuk pendekatan Ale lebih memilih yang lebih mudah untuk didekati dulu secara psikologis untuk membangun persamaan dan senasib sepenanggungan.
Baca Juga: Tips Menjadi CMO Leasing Dalam Mencari Order
Hal simpel yang ia lakukan adalah pada saat senggang mereka main PES (Pro-Evolution Soccer) bareng dan juga mencari hiburan bareng. Ibaratnya kalau mau hura-hura tidak ada rasa canggung karena gap usia. Yang paling saya suka dari cara Ale adalah dia sanggup canvasing bareng dengan sales. Artinya disini ketika sales butuh konsultasi baik dari segi syarat dan hitungan maka Ale yang maju kedepan untuk berhadapan dengan calon konsumen/nasabah. Sehingga tidak ada kehabisan waktu untuk melakukan prospek, karena dua-duanya ada, yakni sales dan CMO.
Ketika hubungan yang dekat ini telah dibina maka dengan sendirinya hubungan yang lain akan ikut juga mengalir, baik kepada sales counter dan sales senior. Bahkan Ale tidak canggung untuk memberikan oleh-oleh kepada mereka ketika ia pulang kampung. Buah tangan dari kampung ini sangat berarti bagi mereka atau istilah menusuk di hati. Ya, secara psikologi siapa si yang tidak suka ketika diberi oleh-oleh.
Yang kedua adalah saya melakukan wawancara dengan Deni Setiawan, salah satu CMO dari BCA Finance yang main pada wilayah mobil passanger dan tidak mengcover mobil komersil. Pertanyaan saya sama dengan pertanyaan yang saya ajukan dengan Ale, yakni apa dan bagaimana trik Deni untuk mendapatkan order?
Deni menjawab bahwa ia membangun kedekatan emosional dengan sales terlebih dahulu, kemudian pendekatan persuasif yang lebih intens lewat kesamaan suku, agama dan hobi. Jadi menurut deni teman yang baik adalah pendengar yang baik. “CMO dan Sales itu ibarat orang pacaran bang, jadi harus saling mengerti dan memahami” kata Deni sambil terkekeh-kekeh.
“Dan yang pasti service level. Sejauh mana kita bisa memberikan level service yang baik ke sales, mulai dari proses akuisisi dan pencarian ke dealer” lanjut Deni