Breaking News

Elie Aiboy dan Sepak Bola Lampung Yang Muncul dan Tenggelam



Sebagai olahraga paling populer di dunia, setiap daerah dan negara biasanya memiliki kesebelasan atau klub. Mulai dari level amatir sampai profesional, selalu ada saja kesebelasan di penjuru dunia. Di Indonesia, setiap provinsi dan kabupetan pasti memiliki klub sepakbola. Di Lampung, klub sepakbola juga berdiri. Mewakili Lampung di level nasional. Mulai divisi terendah sampai kasta tertinggi.

Elie Aiboy dan Sepak Bola Lampung Yang Muncul dan Tenggelam

Nah, biacara level tertinggi, Lampung pernah memiliki PSBL. Pada perhelatan liga Indonesia tahun 2000, PSBL sempat menembus posisi lima besar wilayah barat. Sampai akhirnya, PSBL degradasi ke divisi utama tahun 2003 dan terus anjlok ke divisi dua. Kasta terendah nomor dua di percaturan sepakbola Indonesia. Mereka terus tertatih untuk kembali naik ke level tertinggi.
Tahun 2013 lalu, klub asal Lampung yang merupakan metamorfosa dari PSBL yaitu Lampung FC berhasil menembus final divisi utama liga Indonesia. Jika saja menang di final, Lampung FC bakal kembali ke kasta tertinggi. Sayangnya, di laga puncak itu, Lampung FC kalah. Impian kembali ke kasta tertinggi pun sirna. Apalagi PSSI pusat sempat terpecah menjadi dua dengan dua liga yang bersamaan. Kondisinya makin runyam dan tak menentu.

Saat ini, muncul lagi klub sepakbola Sakai Sembayan (SS) Lampung FC. Mereka akan bertarung di liga nusantara zona Lampung. Ini adalah kasta terendah sepakbola Indonesia. Langkah awal jika ingin masuk level teratas. Masing-masing harus melewati divisi II, divisi I, divisi utama dan Liga Indonesia. Sekarang, mereka mulai menyusun kekuatan dengan merekrut pemain lokal dan nasional seperti Elie Aiboy. Mantan striker tim nasional itu diharapkan menjadi motivasi bagi pemain lainnya.
Selesai membangun kekuatan tim, mereka pun harus membangun kekuatan utama dan terpenting sebuah klub yaitu dana. Wakil Gubernur Lampung siap mendukung, tapi secara moril, bukan gelontoran uang APBD. Seperti diketahui, klub-klub sepakbola di Indonesia sudah tidak boleh lagi menikmati uang APBD. Mereka harus mencari dana mandiri.

Ini juga lah yang dilakukan Lampung FC tahun 2013 lalu. Mereka menggandeng walikota Bandarlampung Herman HN untuk bisa mencari sumber dana. Bukan rahasia lagi, mencari dana untuk klub sepakbola di Lampung ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. Banyak perusahaan swasta berlevel nasional di Lampung tetapi kalau bicara bantuan dana sepakbola, mereka buang badan. Tidak heran, klub sepakbola mesti menggandeng pejabat daerah.

Mungkin, jika harus menyamai prestasi PSBL di masa lampau atau minimal bermain di kasta tertinggi, bagi klub asal Lampung merupakan mimpi di siang bolong. Kesulitan dana menjadi permasalaham yang tak kunjung tuntas. Belum lagi isu adanya parasit sepakbola yang hanya mencari uang ditengarai menjadi penyebab ketidakpercayaan swasta menggelo torkan dananya. Setidaknya itu lah bau busuk yang masih terasa di manajemen sepakbola Lampung.

Klub-klub saat ini tidak senasib seperti PSBL. Mendapatkan gelontoran dana APBD Kota Bandarlampung dan ada penghasilan tetap dari bisnis bola tangkas. Itu kenapa PSBL punya nafas panjang mengarungi sepakbola tanah air. Saat dana seret, klub pun tergelincir. Sama seperti PSPS Pekanbaru yang mati karena kehabisan duit. Oleh sebab itu, sangat sulit meraih kembali sukses di sepakbola.

Pelung klub-klub asal Lampung sangat kecil. Perkaranya, siapa yang bersedia mendanai mereka untuk bertanding. Sponsor dari swasta memberikan dana dengan porsi kecil. Belum lagi ketidakprofesionalan manajemen yang membuat swasta semakin "emoh" memberikan suntikan dana. Mungkin, hanya keajaiban yang bisa membalikkan itu semua.