Muhammad Farid: Suka Tidak Suka, Jokowi itu Resmi Presiden
Muhammad Farid, penulis buku "Allah pun Taubat" ini memang dikenal memiliki pandangan pemikiran yang jenius dan tak terduga. Banyak kajiannya yang memberikan pencerahan ditengah minimnya kritik dan pembangunan dari pemikiran yang pada umumnya telah menjadi pemahaman kebanyakan orang. Membongkar pemikiran awam menjadi pemikiran yang lebih kritis dan terkadang menimbulkan polemik.
Melalui akun facebooknya (23/06/2016), Muhammad Farid mencoba mengurai kondisi sosial politik terutama di media sosial yang cenderung sinis dan tidak membangun. berikut isi status beliau:
Baca Juga: Anehnya Anak-anak Jokowi
"Suka tidak suka, Jokowi
itu resmi menjadi presiden dan pemimpin kita. Apa tidak takut kualat kalau
menjelek-jelekkan pemimpinnya sendiri ? Bisa jadi ketika kita sedang
enak-enakan santai di rumah, beliau sedang bercapek-capek menghadiri acara atau
masih rapat untuk mengurusi kebutuhan rakyatnya. Memang tidak semuanya
membuahkan hasil yang baik, karena dia bukanlah Tuhan yang bisa sempurna. Tapi
setidaknya dia masih terus berusaha." Ujarnya
Baca Juga: Menagih Janji Jokowi
Lebih lanjut Muhammad Farid mengatakan: "Ketika beliau sedang
memikirkan dan berbuat yang terbaik untuk rakyatnya, eh rakyatnya malah sedang
asyik menjelek-jelekkan dirinya. Mungkin kita beralasan mau menyampaikan
kebenaran dengan menyampaikan program-program dan janji-janjinya yang tidak atau belum
berhasil. Kalau memang begitu mestinya berbuat adil dengan menyampaikan
kebenaran berupa keberhasilan dirinya. Jangan hanya membutakan mata dengan
ketidakberhasilan atau kejelekannya. janganlah ketidaksukaan kita terhadap
seseorang membuat kita tidak mampu berlaku adil kepada dirinya. seperti
disingung di QS.5:8".
"Kalau niatnya membangun
dengan kritik, maka kritiklah dengan adil. Bukan dengan menjatuhkan wibawanya.
karena suka atau tidak suka dia adalah pemimpin kita."
"Kalau hanya menyampaikan
kejelekannya saja, sesungguhnya itu adalah perilaku politik yang menginginkan
kelompoknya mendapat dukungan dan kekuasaan dengan menjatuhkan kelompok
lainnya." Tutup Muhammad Farid.