Krishna Murti dan PR Pemberantasan Begal di Lampung
Awal Agustus diagendakan dilakukan serah terima jabatan
Wakapolda Lampung. Secara Resmi, Kombes Krishna Murti akan menjadi salah satu
penanggungjawab keamanan di Lampung. Sebelumnya, Krishna Murti adalah Dirkrimum
Polda Metro Jaya.
Nama Krishna Murti mulai mencuat saat ikut menyergap
asksi Teroris di Sarinah awal 2016 lalu. Berturut-turut, Krishna Murti sering
muncul di media seperti saat pengungkapan kasus pembunuhan Wayan Mirna.
Lainnya, Krishna Murti sering memimpin langsung penyergapan untuk menangkap
penjahat. Tidak jarang, aksi heroiknya dipajang di media sosial miliknya.
Intinya, Krishna Murti dikenal sebagai sosok polisi pemberani dan mau dekat
dengan masyarakat.
Pindahnya Krishna Murti ke Lampung setidaknya
memberikan harapan bagi masyarakat Lampung. Tindak kejahatan Begal dan
Pemerasan seperti tidak ada habisnya. Meskipun masyarakat sudah berkeluh kesah
dan memohon untuk dilakukan peningkatan pengamanan bagi masyarakat, dua
kejahatan itu makin menjadi.
Abung Timur, Abung Surakarta di Kabupaten Lampung Utara
dan Jabung di Kabupaten Lampung Timur sangat terkenal. Dari sanalah awal mula
pelaku begal tumbuh. Bahkan, jaringan Jabung sudah menasional. Mereka sukses
merusak nama Lampung sebagai daerah lumbung begal. Orang di luar Lampung
menganggap Lampung sangat rawan (walau itu tidak sepenuhnya salah).
Nyaris setiap hari ada saja kejadian pembegalan di
berbagai daerah di Lampung. Seperti tanpa ditindak, pelaku begal makin meraja
lela. Bukan cuma rakyat sipil, anggota Brimob dan TNI pun ada yang dicabut
nyawanya oleh pelaku begal dengan senpi rakitannya. Begal sudah sangat berani
karena mereka juga punya senjata. Lalu, bagaimana masyarakat melindungi dirinya
sementara perlindungan dari aparat penegak hukum begitu longgar.
Bukan cuma pelaku begal saja yang bernyali besar.
Kerabat, rekan atau keluarga pelaku begal pun tidak kalah berani. Tahun 2015,
kerabat dan rekan begal yang tewas dikeroyok massa melakukan aksi balas dendam.
Sekelompok warga Desa Batubadak Lampung Timur membunuh aparat desa Malangsari,
Lampung Selatan. Sebabnya rekan mereka tewas dikeroyok warga Malangsari karena
kedapatan melakukan aksi begal. Mengerikan sekali saat hukum rimba yang
dipakai.
Selain begal, aksi pemerasan kepada kendaraan muatan di
jalan lintas di Provinsi Lampung juga sering terjadi. Bahkan dilakukan secara
terbuka. Baik melalui pungli atau kedok stempel keamanan di bak mobil. Karena
leluasanya melakukan aksi pungli, sekarang sudah puluhan kelompok yang
mendirikan dan menjual jasa keamanan di Lampung.
Soal keberingasan dan keberanian massa di Lampung,
silahkan tanyakan ke Mapolsek Padangcermin atau Abung Timur yang pernah dibakar
massa. Soal jaringan dan beking pelaku kejahatan, silahkan tanyakan ke Mantan
Wakapolres Lampung Utara Kompol Deden. Polisi yang berani menyerbu ke sarang
begal di Lampung Utara itu malah kena mutasi. Perwira saja masih bisa digeser,
bagaimana nasib brigadir yang turun dilapangan. Apakah mereka masih punya cukup
keberanian melawan penjahat.
Keadaan-keadaan ini mudah-mudahan bisa dibaca dan
dimengerti oleh Wakapolda yang baru. Masyarakat di Lampung sudah sangat resah
dan tertekan oleh aksi teror pelaku kejahatan. Jelas ada harapan kepada Krishna Murti untuk memimpin langsung penumpasan pelaku kejahatan di Lampung.