Jokowi Pasti "Digebuki"
Setelah Presiden Jokowi
mengumumkan hasil reshefle kabinet Jilid II, publik tercengang. Begitu banyak
pertanyaan yang mungkin tidak akan terjawab. Minimal, kenapa Jokowi memilih
nama-nama itu kemudian mengganti dengan nama yang lain. Itu semua hanya Jokowi
yang tahu jawabannya.
Akan tetapi, dari hasil
reshufle ini, akan menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Dari
obrolan warung kopi sampai rapat-rapat. Dari kalangan buruh, sampai aktivis.
Setidaknya, penulis mencatat ada lima hal yang akan membuat Jokowi
"digebuki" baik itu oleh pembencinya atau oleh siapapun yang
mencintai menteri yang diganti.
Pertama, penunjukan Sri
Mulyani sebagai menteri keuangan. Menteri keuangan di Era SBY ini sebelumnya
sempat disebut dalam skandal bailout Bank Century. Jokowi mungkin memiliki
perhitungan sendiri ketika harus memanggil pulang Sri Mulyani. Mudah-mudahan
saja, tujuan nya benar-benar untuk memperbaiki perekonomian Indonesia yang
tumbuh tapi lambat.
Kedua, masuknya menteri
yang mewakili PAN Asman Abnur di posisi Menpan RB dan menteri asal Golkar
Airlangga Hartarto di posisi Menteri Perdagangan. Masuknya dua orang tersebut
menunjukkan bahwa Jokowi mempraktikan politik dagang sapi. Bagi-bagi jatah ke
partai politik yang mendukungnya. Apakah kebijakan politik ini akan memberikan
efek positif bagi pemerintahan Jokowi?. Kita tunggu saja.
Setidaknya, meskipun
secara terbuka sudah berdagang sapi, Jokowi harus mampu menunjukkan bahwa
dagang sapi yang dilakukannya adalah dagang sapi yang menguntungkan.
Menguntungkan bagi Rakyat Indonesia, bukan kepentingan politik Jokowi.
Setidaknya, hal itu bisa menjaga kepercayaan rakyat. Ini adalah tatangan bagi
Jokowi.
Ketiga, gembosnya jaringan
HMI di lingkaran pemerintahan Jokowi. Praktis, hanya menyisakan Jusuf Kalla
saja. Menteri-menteri yang merupakan mantan aktivis HMI semuanya diganti.
Mendikbud Anies Baswedan, ferry Mursidan Baldan dan Yuddy Crisnandi. Semuanya
diganti atas pertimbangan Hak Prerogatif presiden. Kenapa para mantan aktivis
HMI diganti secara bersamaan? Biar kan waktu yang nanti menjawabnya.
Keempat, tentang aman nya
menteri-menteri asal PDI Perjuangan. Paling khusus adalah Puan Maharani yang
menduduki posisi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Putri
Sulung Megawati ini seperti tidak tersentuh. Di sini lah Jokowi tampak sekali
lemah saat harus berhadapan dengan PDI Perjuangan. Menteri yang satu ini memang
kurang greget dan kinerjanya tidak seriuh menko yang lain. Keadaan ini
membuktikan bahwa Jokowi masih lemah dihadapan Putri Mahkota.
Kelima, ini adalah yang
paling ramai dibicarakan. Rizal Ramli, Si Rajawali Ngepret, harus lengser
digantikan Luhut Binsar Pandjaitan. Bukan soal dia digantikan oleh Ruhut, tapi
cerita sebelum Rizal diganti. Menteri yang terkenal tidak suka berkompromi ini
sebelumnya sempat bersitegang dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya
Purnama alias Ahok soal Reklamasi Teluk Jakarta.
Rizal yang ngotot
membatalkan salah satu pulau reklamasi ternyata ditentang Ahok. Kemudian, Ahok
beberapa kali bertemu Jokowi membicarakan soal pembatalan proyek tersebut.
Tidak ada angin atau hujan, saat pengumuman Reshufle, Rizal diganti. Makin
kuatlah kecurigaan pembenci Jokowi bahwa Ahok sangat dilindungi oleh Jokowi.
Sah-sah saja setiap orang berasumsi.
Dari hasil pengumuman reshufle
ini, Jokowi pasti memiliki skema dan rencana dalam mengatasi permasalahan di
Indonesia. Akan tetapi, reshufle ini juga membuat Jokowi makin menjadi
bulan-bulanan kecurigaan pebencinya. Jokowi seperti "digebuki"
melalui komentar miring dan pesimis pembencinya.