Breaking News

Wajah Kampung Baru Kampungnya Mahasiswa



Bagi setiap orang yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Lampung pasti tahu Kelurahan Kampung Baru. Kelurahan yang dikenal sebagai kampungnya mahasiswa. Ratusan bahkan mungkin ribuan mahasiswa yang tinggal di kampung yang tepat berada di belakang Universitas Lampung.

Wajah Kampung Baru Kampungnya Mahasiswa
Gerbang Selamat Datang di Kampung Baru
Banyaknya jumlah mahasiswa yang bermukim di Kampung baru menjadikan wilayah itu jadi tempat favorit untuk pedagang, pencuri motor, pencuri Handphone dan Laptop dan oknum mahasiswa berpikiran kotor. Tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk mencari apa yang dibutuhkan.

Bagi pedagang makanan, Kampung Baru jelas sangat basah. Setiap hari, mahasiswa yang merupakan anak kost membutuhkan makanan. Tidak heran, ada puluhan tempat yang menjajakan makanan dan minuman di sana. Setiap waktu, ada aneka varian makanan dan minuman yang dijual. Makin hari, makin banyak yang berjualan makanan. 

Apalagi di malam hari, kondisi riuh dan ramai menghinggapi Kampung Baru. Mahasiswa keluar mencari makanan atau jajanan, pedagang menggelar lapak daganganya. Kondisinya persis seperti pasar malam. Lalu lalang kendaraan dan manusia mewarnai tiap-tiap jalanan sempit di sana. 

Mulai dari pedagang nasi rames biasa sampai pedagang franchise bersaing mendapatkan pembeli. Mahasiswa jadi memiliki banyak pikihan untuk menu yang diinginkan. Tidak heran, meskipun makin banyak pedagang makanan dan jajanan yang buka, tidak sedikit juga yang gulung tikar. 

Itu baru pedagang makanan, belum pedagang jasa pengetikan, print out, fotocopy, pedagang pulsa, laundry sampai pedagang baju membuka lapak di Kampung Baru. Mereka tahu, anak kost jaman sekarang tidak seperti anak kost jaman dahulu. 

Saat ini, kebanyakan anak kost adalah kalangan menengah keatas dengan uang jajan bulanan lebih dari cukup. Mungkin ini sejalan dengan makin mahalnya biaya kuliah di Unila sehingga yang mampu kuliah hanya anak-anak orang berkecukupan.

Selain lahan basah bagi pedagang, Kampung baru juga menjadi lahan basah bagi pencuri. Mulai dari pencuri motor sampai pencuri pembobol kamar mahasiswa. Entah sudah berapa banyak yang jadi korban pencurian. Setiap mahasiswa yang tinggal di Kampung Baru pasti pernah melihat, minimal mendengar terjadinya pencurian.

Kondisi ini bisa dipahami karena longgarnya keamanan di Kampung Baru. Selain itu, banyaknya pemukim yang rata-rata mahasiswa yang teledor menjadi faktor penarik terjadinya aksi pencurian. 

Meskipun Kampung baru jaraknya hanya beberapa ratus meter dari Polsek Kedaton, tidak pernah terlihat anggota kepolisian yang berpatroli, apalagi di malam hari. Sulitnya membedakan mana pencuri dan mana mahasiswa tidak juga menarik perhatian pihak kepolisian untuk menempatkan anggotanya dari unit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) maupun intel untuk menjaga keamanan disana. 

Kondisi tersebut diperparah dengan acuhnya masyatakat setempat dan mahasiswa untuk menjaga keamanannya sendiri. Tidak pernah dilakukan ronda rutin untuk sekedar mengingatkan untuk mengunci pagar kos-kosan, mengunci tambahan sepeda motor atau mengunci kamar. 

Sikap mahasiswa yang kerap menaruh sepeda motor secara sembarangan juga menjadi faktor terjadinya tindak pencurian kendaraan bermotor (curanmor). Minimnya tempat parkir, enggan menambah kunci pengaman dan teledor adalah pengakuan korban curanmor. Sayangnya, nyaris setiap hari terlihat sepeda motor terparkir sembarangan. Pencuri makin leluasa karena ada banyak jalan untuk masuk ke Kampung Baru.

Kampung Baru juga dijadikan tempat "membasahi" diri bagi mahasiswa yang sudah berperilaku jauh menyimpang. Kejadian ini biasanya terjadi di tempat kos yang umumnya dihuni oleh laki-laki. 

Tempat kos laki-laki biasanya tidak memiliki penjaga kosan. Selain itu, cueknya sesama penghuni kos membuat tindakan "basah-basahan" terus berjalan tanpa tahu kapan berhenti. Biasnya, para mahasiswa laki-laki akan membawa teman perempuannya (biasanya mahasiswi) ke kamar kosnya. Kemudian, kamar kos ditutup dengan dua insan beda jenis di dalamnya. Apa yang mereka lakukan di dalam, hanya setan, malaikat dan Tuhan yang tahu. 

Sangat disayangkan ketika para mahasiswa yang sudah dibiayai untuk menempuh pendidikan justru bertindak di luar batas. Kejadian-kejadian seperti ini terkadang membuat gerah warga setempat. Tidak heran, ada saja tempat kos yang digerebek warga karna ketahuan membawa penghuni "lain" ke dalam kamarnya. 

Demi kenyamanan bersama, memang harus dilakukan pemantauan secara rutin ke tempat yag dicurigai melakukan tindakan menyimpang. Pemantauan dilakukan oleh pamong setempat bersama warga demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti pemerasan. 

Itulah Kampung Baru, Kampungnya mahasiswa. Kampung penuh warna dengan penghuni yang terus berganti tiap tahun. Kampung yang terus menerangi diri, sibuk dalam banyak aktivitas, senyap dalam keramaian.(BA)