Teluk Kiluan Butuh Perhatian Lebih
Di level nasional, Lampung
memiliki dua ikon wisata alam yaitu Taman Nasional Way Kambas di Lampung Timur
dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Kabupaten Tanggamus, Lampung Barat
dan Pesisir Barat.
Di sektor wisata bahari,
ada Pantai Tanjung Setia di Pesisir Barat yang terkenal akan ombak besarnya.
Peselancar luar negeri bahkan sampai membuat banyak vila di sana. Kemudian, ada
Teluk Kiluan di Kelumbayan, Tanggamus. Terkenal dengan kawanan lumba-lumbanya.
Untuk nama terakhir,
wilayah sekitarnya juga memiliki potensi wisata yang tidak kalah elok. Ada
Pantai Gigi Hiu, Laguna dan Pantai Paku. Jadi, selain ke Teluk kiluan,
wisatawan bisa melancong ke daerah wisata sekitarnya.
Sebagai ikon wisata, Teluk
Kiluan memang butuh perhatian khusus. Saat ini, Pemerintah Provinsi Lampung
memang sudah mengambil tindakan dengan memperbaiki akses jalan ke sana. Jika
dulu harus menempuh perjalanan hingga lima jam untuk sampai Teluk Kiluan.
Sekarang cuma butuh waktu dua jam saja dari Bandarlampung.
Sayangnya, masih ada jalan
yang harus dibenahi yaitu di Desa Kampung Bawang dan Desa Kampung Baru. Di
sana, kondisi jalan nya rusak. Jika hujan turun, kubangan air membuat jalan
sulit dilalui.
Kondisi ini diperparah
dengan adanya aksi pungli yang dilakukan oleh beberapa warga. Aksi pungli yang
ditujukan kepada wisatawan yang melalui jalur tersebut jelas sangat mengganggu.
Diperlukan ketegasan dari aparatur desa setempat untuk menertibkan kegiatan
pungli.
Jika tidak ditangani, bisa
jadi akan menimbulkan keengganan wisatawan untuk datang kembali. Bahkan,
menimbulkan preseden buruk dalam memajukan wisata di sana.
Di Kelumbayan, dimana
Teluk Kiluan berada juga merupakan sentra hasil perkebunan berupa buah pisang.
Kripik pisang sebagai ikon oleh-oleh Lampung juga bisa dikembangkan di sana.
Saat ini, pisang Kelumbayan banyak dikirim ke Pulau Jawa. Belum ada
dikembangkan di lingkungan lokal.
Keberadaan objek wisata
harus bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehjateraan ekonomi masyarakat
sekitar.
Banyak nya wisatawan luar
Lampung yang datang ke Teluk Kiluan juga harus semaksimal mungkin dimanfaatkan
untuk lebih memperkenalkan Lampung. Masyarakat disana bisa diberikan pelatihan
untuk membuat pernak-pernik buah tangan kerajinan khas Lampung.
Selain itu, melimpahnya
hasil perikanam juga bisa dimafaatkan untuk wisata kuliner. Menu Seruit Ikan
sebagai makanan khas Lampung bisa mulai diperkenalkan dan dijual di lokasi
wisata. Selama ini, menu yang ditawarkan kebanyakan hanya ikan bakar.
Kondisi masyarakat di
sekitar Teluk Kiluan yang heterogen, terdiri dari bermacam-macam suku memang
menjadi tantangan dalam mewujudkan harapan-harapan tersebut di atas. Di sinilah
pemerintah daerah melalui dinas terkait harus berkerja keras.
Mumpung Teluk Kiluan masih
populer. Mumpung kawanan Lumba-lumba masih mau bermukim di sekitar Teluk
Kiluan. Kesempatan tidak datang dua kali.