Breaking News

Pembenci Ahok Semakin Galau

Setelah didukung Nasdem (5 kursi) dan Hanura (10 kursi), kini giliran Golkar (9 kursi) ikut masuk mendukung Ahok. Total, ahok didukung oleh 24 kursi DPRD DKI Jakarta. Angka itu cukup karena untuk maju menjadi calon gubernur DKI Jakarta minimal harus didukung 22 kursi. 

Pembenci Ahok Semakin Galau
Anton Adi Wijaya

Kejadian ini sangat mengejutkan, apalagi bagi pembenci Ahok. Mereka sangat berharap ada koalisi gemuk yang bisa melawan, mengalahkan dan mejungkalkan Ahok dari kursi Gubernur DKI Jakarta. Golkar pun ikut-ikutan kena hujat oleh pembenci Ahok, khususnya di media sosial.

Selain masuknya Golkar ke barisan Ahok, ada dua hal lain yang membuat pembenci Ahok. Pertama, tidak kunjung ditetapkannya Ahok sebagai tersangka dalam pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. 

Karena terlalu galaunya, pembenci Ahok sampai mengigau. Menganggap bahkan menuduh KPK (yang menangani proses hukum Sumber Waras) diintervensi pihak lain. Mengigau jika ada kekuatan besar yang menekan KPK dan melindungi Ahok. Sebuah igauan yang sama sekali tidak bisa dibuktikan, sebatas asumsi-asumsi dangkal.

Hal kedua yang membuat galau adalah makin dekatnya angka 1 juta dukungan KTP bagi Ahok. Jika sampai terkumpul 1 juta KPK, dipastikan Ahok bisa maju mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI pada Pilkada 2017. Sudah maju dari calon independen dengan dukungan 1 juta KTP, didukung pula oleh 24 kursi DPRD DKI Jakarta. Double galau, eh treble galau ya. 

Tapi, jangan salah, ada tiga harapan untuk mengobati kegalauan pembenci Ahok. Pertama, verifikasi faktual dukungan KTP bagi Ahok. Dicurigai, oleh pembenci Ahok, ada KTP fiktif yang dipakai untuk mendukung Ahok. 

Obat galau kedua, PDI Perjuangan, partai yang dihujat-hujat pembenci Ahok, karena mendukung Jokowi sohibnya Ahok menjadi presiden, tidak ikut mendukung Ahok. Mereka berharap PDIP bergabung bersama Gerindra melawan Ahok. 

Obat galau ketiga, jelas terus berjuang supaya Ahok ditangkap KPK.  Perjuangan melalui konser dengan duo Ahmad Dhani-Ratna Sarumpaet sampai mengirim dukun ke KPK. Apapun dilakukan, dari tindakan waras sampai kurang rasional demi mengobati kegalauan, tersangkakan Ahok. 

Mungkin, akan terjadi kegalauan luar biasa jika ternyata PPP atau PKB ikut mendukung Ahok. Hancurlah sudah harapan hati. Kita semua tahu, Partai pendukung Ahok adalah partai yang bersandar pada pemerintahan Jokowi, sohibnya Ahok. 

Kalau sampai hal itu terjadi, luar biasa musibah yang dialami. Mulai dari nangis bombai, boikot nonton dan baca berita, sampai loncat dari monas rame-rame. Kita tunggu saja kelanjutannya.

Penulis: Anton Adi Wijaya