Menunggu Pembuktian D3 Pariwisata FEB Unila
Lampung
dianggap memiliki banyak potensi wisata. Kekayaan alam Lampung mulai dikenal di
level nasional dan mancanegara. Dua cagar alam Taman Nasional Way Kambas dan
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sudah dikenal sampai luar negeri.
Dua
destinasi wisata bahari di Lampung juga sudah menasional bahkan mendunia. Teluk
Kiluan terkenal dengan lumba-lumbanya dan Tanjung Setia terkenal dengan ombak
besar bagi para pecinta surving dari berbagai penjuru dunia. Mungkin, cuma di
Kabupaten Pesisir Barat, banyak bule ditemui.
Destinasi
wisata bahari lain juga mulai muncul. Sebut saja Pantai Pahawang, Pantai Paku
dan Marine Eco Park. Belum lagi wisata bahari yang tetap mampu eksis sampai
saat ini seperti Pantai Mutun, Laguna Helau, Kalianda Resort atau Pantai Pasir
Putih yang melegenda.
Itu
hanya dari wisata bahari, masih ada objek wisata alam lain seperi Anak Gunung
Krakatau, Wisata Budaya dengan berbagai tradisi dan ada budaya Lokal Lampung.
Ada juga wisata religi diataranya Makam Gajah Mada di dan Makam Keramat Syeh
Aminullah di Tebing Keramat Hutan TNBBS. Keduanya berada di Lemong, Kabupaten
Pesisir Barat.
Dari
pemaparan tersebut, Lampung memang memiliki potensi wisata yang sangat besar.
Bahkan, Lampung pun sesungguhnya bisa bersaing dengan daerah wisata lain di
Indonesia seperti Bali, Lombok atau Jawa Tengah.
Pertumbuhan
wisata di Lampung juga dibuktikan dengan makin banyanya hotel dan penginapan
yang dibagun. Terlebih, di Bandarlampung sebagai tempat persinggahan utama para
pelancong. Didukung juga makin menjamurnya penyedia jasa perjalanan wisata.
Fenoma
ini mungkin yang ditangkap oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila. Tahun
ini, rencananya akan dibuka angkatan pertama jurusan D3 Pariwisata. Program
tersebut pun mendapatkan dukungan dari Pemprov Lampung yang sangat berharap
Lampung mejadi tujuan wisata papan atas nasional.
Mengejar
target menjadi tujuan wisata utama memang harus ditunjang juga dengan Sumber
Daya Manusia dan prasarana yang memadai. Membuka D3 Pariwisat bisa menjadi salah
satu ikhtiar, tetapi harus serius.
Mereka
yang menempuh pendidkan di D3 Pariwisata memang disiapkan untuk bisa turut
mengangkat potensi wisata di Lampung. Mereka harus mendapatkan materi dari para
pelaku usaha di sektor wisata. Sebut saja para peyedia jasa perjalanan wisata,
pengelola hotel, pengelola tempat wisata, bahkan para guide.
Jangan
lagi mahasiswa hanya belajar tentang teori diatas kertas. Mereka harus
diberikan kesempatan untuk lebih bisa mengaplikasikan langsung teori-teori yang
didapat. Ditunjang juga laboratorium yang benar-benar memadai. Ini adalah
proyek besar menuju wisata Lampung yang populer.
Jangan
sampai, jurusan D3 Pariwisata hanya menjadi pelarian mereka yang gagal SBMPTN.
Jangan pula D3 Pariwisata bernasib seperti D3 Koperasi yang akhirnya tutup.
Tentunya,
tidak elok jika kemajuan wisata di Lampung hanya berharap dari D3 Pariwisata. Pemerintah Kabupaten Kota
juga harus berpartisipasi aktif dan turut bertanggungjawab atas tumbuh kembang
wisata di Lampung.
Bukan
rahasia lagi jika keluhan soal wisata di Lampung adalah akses perjalanan. Tidak
sedikit, lokasi wisata berada pada akses jalan Kabupaten. Saat kondisi akses
jalan menuju wisata rusak, harus direspon cepat. Jangan kalah cepat dengan pak
ogah yang malah membuat wisatawan tidak nyaman.