Maulana Rochdiyat: Modernisasi di Indonesia Salah Kaprah
Merebaknya teknologi
informasi dewasa ini tidak bisa dilepaskan pula dari banyaknya pengaruh dari
luar yang masuk kedalam termasuk modernisasi dan westernisasi. Memisahkan antara
pengaruh modernisasi dan westernisasi didalam struktur kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah kewajiban bagi kita sebagai Bangsa Indonesia.
Maulana Rochdiyat,
Sekretaris Pro Strategic Foundation, dalam
diskusi singkat dengan Poetramerdeka.tk pada Selasa (14/06) mengungkapkan bahwa
“Salah kaprah dalam memandang modernisasi telah menggejala di dalam sosial
kemasyarakatan kita. Kita butuh yang namanya filterisasi agar tidak terjebak
antara modernisasi dan westernisasi” ucapnya.
“Saat ini antara
modernisasi dan westernisasi sepertinya tidak dipandang sebagai sesuatu yang
berbeda. Padahal, kedua hal tersebut memiliki nilai yang berbeda. Modernisasi bukanlah
westernisasi. Kemajuan teknologi merupakan perangkat modernisasi tetapi jangan
sampai perangkat tersebut berubah nilai menjadi westernisasi yang pada akhirnya
akan berpengaruh atau mempengaruhi kearifan lokal yang kita miliki.” Lanjut beliau
Kemudian Maulana
mengatakan bahwa: “Modernisasi tidak bisa dipungkiri membawa juga kebudayaan
barat di dalamnya, kita harus memilih mana nilai yang sesuai dengan kebudayaan
kita dan mana yang justru nilai-nilai yang berpengaruh negatif terhadap
kebudayaan kita.”
“Dua sisi ini akan sangat
berbeda, misalnya, dalam penggunaan media sosial. Media sosial adalah sarana
dari modernisasi dan bagian dari modernisasi itu sendiri. Kita harus bijak menggunakan
media sosial sebagai sarana yang modern untuk berinteraksi secara sosial. Sebagai
perangkat modern didalamnya, media sosial bisa beralih fungsi menjadi westernisasi seperti budaya
mengumbar-umbar aurat di media sosial, perayaan valentine, april mop, kaum
nudis dan sebagainya. Karena dengan media sosial kita bisa mencontoh kebudayaan
tersebut. Jika tidak difilter maka akan menjadi kebudayaan kita. Ini yang
saya maksud dengan westernisasi dan bukan modernisasi. Karena dengan
kebudayaan-kebudayaan yang menyebar itu orang-orang bilang ini modern, gaul dan
sebagainya. Salah Kaprah, itu bukan modernisasi itu adalah westernisasi.”
“Penggunaan teknologi harus
tepat guna seperti memudahkan kita dalam bekerja. Kondisi saat ini internet
sudah masuk kepelosok. Internet secara umum memiliki fungsi yang luas. Kita harus
bijak menggunakan internet sebagai sarana komunikasi dan pertukaran informasi
yang membangun seperti pertukaran data, pengembangan potensi dan sarana
pembangunan lainnya. Untuk itu masyarakat harus mempunyai filter agar dapat menggunakan
internet dengan bijak sebagai sarana syiar
dalam menyampaikan kebaikan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat timur
serta sosialisasi ke masyarakat luas tentang modernisasi, bukan westernisasi.”
tutup Maulana.