Breaking News

Jokowi Menjawab Dengan Tito


Menjadi satu-satunya Calon Kapolri yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo, Tito berpeluang besar menjadi kapolri. Polisi berpangkat Komjen ini mungkin memang akan menggantikan Jendral Badrodin Haiti yang memasuki masa pensiun.

Anton Adi Wijaya


Penunjukan Tito sebagai Calon Tunggal Kapolri sebenarnya merupakan jawaban dari Presiden Jokowi. Bukan sekedar pergantian Kapolri baru, ada pesan tersembunyi atas penunjukan Tito. Si Presiden, memang hobi menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tindakan, bukan dengan konfrensi pers atau pernyataan dari Juru Bicara.

Isu radikaliasi dan munculnya gerakan ekstrem kanan dijawab degan penunjukan Tito. Mantan Kapolda Metro Jaya itu mulai dari berpangkat Kombes sampai Komjen, hampir selalu berurusan dengan terorisme. Membongkar jaringan teroris Poso pada 2007, melumpuhkan teroris Nurdin M. Top pada 2009, Menjadi Kepala Densus 88 tahun 2009-2010. Hingga menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulagan Terorisme. 

Pengangkatan Tito sebagai Kapolri bisa jadi merupakan rencana Joko Widodo untuk mencegah aksi terorisme seiring merebaknya radikalisasi agama. Radikalisme menjadi skala prioritas dengan mengajukan Tito. 

Secara kasat mata, paham radikal memang sudah mulai disemai di negeri ini. Di media sosial, hal-hal seperti ini mudah ditemui. Diawali dengan ajakan jihad secara serampangan bahkan dengan menebar kebencian kepada umat agama lain. Jelas, Jokowi memang bersiap sedia menghadapi dan memerangi radikalisme.

Tito, adalah jawaban Jokowi atas tuduhan bahwa dirinya adalah cuma petugas partai. Diangkat sebagai capres, bukan pengurus teras PDI-P, Jokowi dianggap cuma boneka Megawati. Apapun kemauan Sang Ibu, Jokowi sepertinya akan menuruti. Jokowi dianggap tidak akan pernah berani melawan Ibu Suri.

Tetapi, dugaan itu meleset. Bukan Komjen Budi Gunawan (mantan ajudan Megawati saat menjadi presiden ke 5 Indonesia) yang dipilih. Sebelum Tito ditunjuk, banyak pihak sudah yakin bahwa BG lah yang akan ditunjuk Jokowi. Perwira yang menempati posisi sebagai Wakapolri itu kembali gagal menuju tampuk pimpinan tertinggi Polri. 

Tito, adalah jawaban Jokowi atas tradisi feodal yang selama ini masih melekat kuat di tubuh Polri. Ada senioritas yang kuat. Posisi Kapolri adalah jabatan "urut kacang" yang sudah mejadi tradisi sejak lama. Tito, memotong lima generasi dimana banyak senior Tito yang dilangkahi, termasuk BG. Ini adalah jawaban untuk segera melakukan reformasi dan meninggalkan tradisi lama di tubuh Polri.

Tito, adalah jawaban Jokowi bahwa polri tidak boleh lagi eksklusif. Tito, adalah tipikal polisi yang sering turun langsung ke lapangan. Memang Tito orang lapangan, terbiasa ada di lapangan. Terlihat saat mejadi Kapolda Papua dan Kapolda Metro Jaya. 

Terakhir, Tito adalah jawaban Jokowi kepada sahabatnya, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Saat menjadi Kapolda Metro Jaya, Tito adalah pembela Ahok nomor wahid. Bagaimana Tito mendukung habis-habisan saat Ahok mem"buldozer" Kalijodo dan Kampung Pulo. Tito juga yang membela Ahok saat truk sampah DKI Jakarta dicegat preman.