Breaking News

Jangan Coreng Nama Lampung Dengan Aksi Kriminal

Di Level nasional, Provinsi Lampung dikenal sangat identik dengan Gajah. Hewan raksasa berbelalai panjang ini memang banyak terdapat di Taman Nasional Way Kabas di kabupaten Lampung Timur. 

Jangan Coreng Nama Lampung Dengan Aksi Kriminal


Di level nasional, khususnya Cabang Olahraga, Lampung dikenal dengan Angkat besinya. Dipadepokan Gajah Lampung di Kabupaten Pringsewu, Imron Rosadi, sang pengelola, berhasil menelurkan atlet-atlet nasional. Bahkan, di Pekan Olahraga Nasional (PON), Angkat besi menjadi andalan untuk menyumbang emas.

Sayang seribu kali sayang, nama Lampung harus dicoreng-coreng oleh para pelaku kejahatan. Kali ini, begal motor dari Kecamatan Jabung ditembak mati oleh polisi dari Polsek Metro Pesanggrahan Jakarta. Rofik Bareta warga Negara Batin, Kecamatan Jabung, diaggap sebagai jaringan begal asal Lampung. 

Kematiannya dimuat oleh beberapa media nasional, salah satunya Jawa Pos Grup. Berita kematian grup begal asal Lampung ini jelas menganggu iklim investasi di Lampung. Bagi orang yang belum pernah ke Lampung, dianggapnya Provinsi paling selatan di Pulau Sumatera ini sarangnya pelaku curanmor dan begal motor. 

Orang-orang jadi mempersepsikan buruk provinsi Lampung. Informasi negatif ini jelas mengganggu sektor pariwisata. Warga dari luar Lampung jadi takut jika akan berwisata ke Lampung. Secara luas, sektor ekonomi wisata jadi tidak bisa maksimal.

Entah harus bagaimana membersihkan pelaku begal dan curanmor di Lampung. Sudah kesekian kalinya aparat kepolisian menyerbu ke Jabung dan menangkap pelaku curanmor. Masih saja pelaku begal dan curanmor seperti berenkarnasi. Seperti ada kaderisasi berjenjang dalam dunia curanmor di Lampuung.

Kita juga masih ingat bagaimana Kompol Deden Heksaputra Sanusi, Wakapolres Lampung Utara pada 2014 silam yang memimpin ratusan polisi menyerbu sarang begal di Lampung Utara. Kecamatan Abung Surakarta, Abung Timur dan Tanah Miring jadi target pembersihan. Ratusan motor bodong diamankan, begitu juga pelakunya.

Masih saja aksi pembegalan terjadi di Lampung Utara. Seperti tanpa penanganan secara masif. Pelaku yang ditangkap akan tergantkan oleh pelaku-pelaku baru. Seperti ini terus, rusaklah nama Provinsi Lampung.

Kita sempat bernafas lega ketika Terminal Rajabasa yang dahulu dikenal angker, sering terjadi aksi kejahatan, sekarang sudah tertib dan aman. Ternyata, titik kejahatan malah berpindah, namanya pun makin menasional.

Minimnya lapangan kerja mungkin bisa dibenarkan sebagai sebab munculnya pelaku begal dan curanmor baru. Tetapi, apakah semata-mata hanya persolan perut. Bukankah pekerjaan, dimanapun tempat bisa dicari. Asalkan seseorang mau berlelah-lelah ria dan bersedia hidup dari penghasilan yang halal.

Seharusnya, bisa ditelisik lebih dalam. Di lokasi-lokasi yang dianggap sebagai sarang begal dan curanmor, biasanya juga rawan peredaran narkoba. Pelaku kejahatan yang bahkan masih muda dan anak-anak malah menggunakan uang hasil kejahatan untuk membeli narkoba, khususnya sabu-sabu. 

Seperti ketika penggrebekan di tanah miring, Lampung Utara. Polisi juga menemukan beberapa bekas bungkus sabu-sabu. Apapun yang melatarbelakangi aksi kejahatan yang paling marak saat ini, yang jelas para warga yang hidup normal jadi tertanggu. Selain ikut terstigma buruk, mereka pun jad was-was.

Penulis: Anton Adi Wijaya