Beratnya Memulai Bisnis
Banyak
macam jenis bisnis, kuliner adalah salah satunya. Ketertarikan seseorang
menjalankan bisnis ini bisa karena minat, peluang yang luas dan iming-iming
keuntungan yang besar. Konon, keuntungan di bisnis ini bisa mencapai 100%.
Dilokalan
Lampung, ada beberapa pemain bisnis kuliner yang sudah cukup dikenal. Sebut
saja Bakso Sony, Pindang Riu, Pindang Ria, Dua Saudara atau Pecel Lele Bu
Gendut. Bagi pemain pemula, kesuksesan Bakso Sony dan lainnya bisa dijadikan
pelecut semangat. Memulai dari skala kecil hingga menjadi besar.
Tidak
bisa dipungkiri, perjalanan bisnis kuliner yang sudah terkenal selalu dimulai
dari bawah. Sebut saja Bakso Sony ketika awalnya hanya sebuah usaha bakso
keliling dengan gerobak yang dijalankan pemiliknya. Begitu juga Pindang Ria
yang dulunya hanya sebuah warung makan kecil biasa.
Berawal
dari yang kecil, kemudian menjadi besar. Di titik inilah biasanya pemain pemula
harus menyiapkan segalanya. Mulai dari kesabaran, kejelian melihat peluang
hingga kesiapan mental menghadapi segala resiko terbesar yaitu dagangan yang
tidak laku.
Seperti
penulis yang mencoba nekat dengan memulai berjualan produk minuman yang
menyasar segmen pelajar dan mahasiswa. Produk olahan dari buah ini memiliki
resiko tinggi yaitu buah yang tidak bisa bertahan lama.
Ditambah
lagi saat ini harga-harga buah yang terus naik di pasaran menjelang lebaran.
Tidak hanya penulis, mungkin pedagang lainnya pun turut bimbang. Harus menjual
dengan harga tinggi, harus mengurangi kualitas produk dengan resiko
ditinggalkan konsumen atau justru harus menutup usaha.
Di
tambah lagi tantangan dari luar dengan munculnya pemain-pemain baru di segmen
pasar ini dengan aneka varian produk. Beberapa adalah jaringan franchise dengan
menu minuman cepat saji. Tidak jarang, segala kendala yang dihadapi membuat
nyali ciut sampai berpikir untuk beralih ke usaha yang lain.
Hal
yang sama juga dialami rekan penulis yang memulai dari nol dalam usaha pecel
lele. Meskipun produk ini cukup populer dan banyak disukai, tetap saja sulit
meraih target penjualan. Bahkan meski harus berpindah tempat sampai tiga kali.
Kegagalan
mencapai target penjualan memang menjadi momok bagi pengusaha pemula. Ketika
harus melihat produk terbuang percuma. Benar-benar keadaan yang sangat memilukan.
Si
rekan bahkan beberapa kali berucap untuk meninggalkan bisnis yang dirintis
untuk kemudian mencari pekerjaan dengan penghasilan yang lebih stabil. Sebuah
langkah mundur memang, tetapi ketika menengok kebutuhan hidup yang harus
dipenuhi, si rekan mungkin berpikir realistis.
Tantangan
terberat memang mencapai target penjualan. Faktor yang sangat berpengaruh
adalah penentuan lokasi dan kemampuan melihat peluang. Meskipun ilmu bisnis
sudah dipelajari secara teori sampai terkantuk-kantuk membacanya, bisnis adalah
learning by doing.
Ada
kata bijak yang kurang lebih mengatakan seperti ini. "Pelaut handal tidak
dilahirkan dari laut yang tenang tetapi dari ombak dan badai". Terus
menjaga semangat dan belajar dari kegagalan adalah penjaga semangat itu sendiri.
Modal
yang selama ini menjadi momok bagi yang ingin menjalankan usaha justru bukan
kendala berarti. Berapa pun modal akan habis jika tidak bisa mengelola bisnis
dengan benar. Memulai bisnis tanpa modal pun bukan sesuatu yang mustahil.
Pemerintah
sudah memberikan kemudahan melalui program KUR atau lembaga pembiayaan
Pegadaian dengan bunga ringan. Sekali lagi, kesulitan utama adalah mencapai
target penjualan.
Bagi
Pemula lain yang ingin beruji nyali dengan berbisnis, ada beberapa pertimbangan
sebelum masuk bisnis terlebih bisnis kuliner. Jangan berbisnis kuliner jika
modal terbatas, tidak bisa mengolah makanan apalagi cuma coba-coba.