Breaking News

Fenomena Ada Apa dengan Cinta (A. A. d.C ) dan Korelasinya

Ada apa dengan cinta (A. A. D.C) dirilis pada Februari 2002. Kisah antara Rangga dan Cinta ini dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Dian Satrowardoyo, merupakan film romantis dan mampu menghidupkan kembali dunia film tanah air yang mati suri kala itu. AADC 2 kembali hadir dan telah dirilis beberapa hari yang lalu, dimana alur ceritanya menghadirkan kisah romantis cinta lama bersemi kembali ( C. L. B. K ) antara Rangga dan Cinta dengan menampilkan sisi Kota Jogja yang berakhir dengan happy ending dikota New York. Fenomena Film Ada apa dengan cinta 2 membuat kita sedikit melupakan konflik Indonesia dengan China baik secara Negara maupun secara Etnis Tionghoa akhir-akhir ini.


Fenomena Ada Apa Dengan Cinta aadc dan korelasinya
Oleh:
Elpranoza Giatra Rustam

China saat ini telah bangkit menjadi salah satu kekuatan besar dunia, hubungan Indonesia dan China sejatinya sangat baik, hubungan terjalin jauh sebelum Indonesia merdeka dan masih berbentuk kerajaan dimana pedagang China datang Ke Nusantara untuk berdagang. Pada era perjuangan kemerdekaan banyak tokoh Etnis Tionghoa turut membantu kemerdekaan Indonesia kemudian saat era Presiden Soekarno hubungan Indonesia dan China sebagai Negara semakin erat yang dibuktikan dengan adanya poros Jakarta – Beijing, bahkan meletusnya pemberontakan G-30S-PKI dan lengsernya Presiden Soekarno serta naiknya Presiden Soeharto tidak membuat hubungan Indonesia dan China sebagai Negara menjadi redup, walaupun kala itu Presiden Soeharto membatasi hak-hak WNI etnis Tionghoa namun Presiden Soeharto juga dikenal akrab dengan para pengusaha Etnis Tionghoa. Pada era Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) Etnis Tionghoa bahkan diakui sebagai salah satu suku di Indonesia dan hubungan Indonesia dan China sebagai Negara tetap baik, begitupun dengan era presiden Megawati Soekarno Putri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Memasuki Presiden Joko Widodo, etnis Tionghoa sebenarnya mendapatkan tempat yang sangat baik, bahkan saat menjabat Gubernur D.K.I Jakarta, Joko Widodo berpasangan Etnis Tionghoa yaitu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Wakil Gubernur, yang dikemudian hari menggantikannya sebagai Gubernur Jakarta ketika beliau terpilih menjadi Presiden Indonesia. Hubungan Indonesia dan China sebagai Negara pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo sejatinya masih baik-baik saja.

Hubungan Indonesia dan China sebagai Negara mulai memanas ketika klaim sepihak China yang memasukan wilayah kepulauan Natuna kedalam petanya, kemudian disusul dengan insiden masuknya kapal penjaga pantai China ke wilayah Kedaulatan Indonesia untuk menggagalkan penangkapan KM Kway Fey 10078 berbendera China, yang diduga melakukan illegal fishing oleh aparat Indonesia. Insiden tersebut memicu Indonesia untuk memperkuat penjagaan di Natuna dengan menambah personel TNI demi mempertahankan kedaulatan Indonesia dan antisipasi jika terjadi perang.

Baru-baru ini Indonesia kembali digegerkan dengan berita ditangkapnya 7 orang WNA asal China dimana 5 orang diantaranya disinyalir merupakan tentara China saat sedang melakukan pengeboran wilayah Halim perdanakusuma. Walaupun pada akhirnya diklarifikasi bahwa WNA China yang tertangkap bukan merupakan tentara China.

Selain hubungan Indonesia dan China sebagai Negara yang memanas akhir-akhir ini, berita diberbagai media Nasional juga menyoroti pencalonan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang notebenenya merupakan Etnis Tionghoa sebagai Gubernur D.K.I Jakarta melalui jalur independen. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dikeroyok oleh berbagai tokoh daerah hingga tokoh nasional, baik yang terkoodinir maupun secara individu terlihat berseteru dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mencermati pasang surutnya hubungan Indonesia dan China akhir-akhir ini, baik hubungan sebagai Negara maupun hubungan Indonesia dan WNI Etnis Tionghoa, membuat kita menjadi bertanya-tanya “Ada Apa Dengan Chi** ( A. A. D. C) ??? ”. Semoga tidak ada masalah serius yang akan membawa bangsa ini mengalami degradasi, baik sebagai individu maupun negara.