Wow Ternyata Amerika Serikat dan Singapura Termasuk Negara Pengimpor Beras untuk Indonesia
Wow ternyata Amerika Serikat dan Singapura termasuk negara yang mengimpor beras untuk Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari data statistik yang ada, pada tahun 2010 impor beras dari Amerika Serikat mencapai 1.644,10 ton, 2011 mencapai 2.074,10 ton, dan titik tertinggi pada tahun 2013 yang mencapai 2.790,40 ton dan terendah pada tahun 2014 dengan nilai 1.078,6 ton.
Singapura dengan negara yang kecil mampu mengekspor beras ke Indonesia, tapi apa iya Singapura menanam padi sehingga memiliki surplus dan di ekspor ke Indonesia? Tetapi dalam catatan BPS jumlah beras yang di impor dari negara tersebut adalah pada tahun 2010 sebesar 10,8 ton, tahun 2011 merupakan titik tertinggi dengan jumlah 1.506,5 ton. Kemudian mengalami penurunan pada tahun setelahnya dan pada tahun 2014 tidak ada impor beras dari Singapura.
Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Impor Beras menurut Negara Asal Utama, 2010-2014
Impor Beras menurut Negara Asal Utama, 2010-2014
Sumber: BPS, 2016
Dengan program berasisasi pada orde baru telah memiliki dampak yang signifikan pada ketahanan pangan negara kita, lalu dengan alternatif bahan pokok makanan lainnya kita mesti bijak dalam menghadapi kenyataan yang ada. Sebagai negara tropis yang memiliki lahan yang luas, ketahanan pangan merupakan harga mati yang harus di kedepankan.
Dengan program berasisasi pada orde baru telah memiliki dampak yang signifikan pada ketahanan pangan negara kita, lalu dengan alternatif bahan pokok makanan lainnya kita mesti bijak dalam menghadapi kenyataan yang ada. Sebagai negara tropis yang memiliki lahan yang luas, ketahanan pangan merupakan harga mati yang harus di kedepankan.
Kita dapat melihat bagaimana Tiongkok dan India yang memiliki penduduk yang banyak dan berkali lipat dari Indonesia namun mampu mengekspor produksi berasnya ke Indonesia, lantas bagaimana dengan Indonesia? Apakah kita hanya mampu berteriak dan menuntut ketahanan pangan dengan kondisi yang semakin pelik dan kondisi politik yang semakin menjadi-jadi?