Mengeluh VS Berpikir Positif
Mengeluh VS Berpikir Positif : Sebagai manusia, sudah kodratnya kita berkeluh kesah. Tetapi keluh kesah akan menambahkan dan menunjukkan kelemahan kita jika dilakukan terus menerus dan tidak pada tempatnya. Tidak ada larangan bagi kita untuk mengeluh dan melepaskan beban yang mendera, silahkan saja bagi yang mau mengeluh.
Alam akan mengingat dan melekatkan keluhan-keluhan itu pada diri kita, sehingga otak tidak sadar pun akan terpengaruh oleh keluhan. Untuk melawannya kita mesti memiliki atau menciptakan kondisi sebaliknya dan terus menerus memberikan pengaruh positif terhadap diri kita sehingga alam memberikan yang terbaik untuk diri kita.
Alam akan memberikan energi yang kuat ketika kita berpikir secara positif dan memberikan sugesti positif pada tubuh, otak dan hati. Jangan biarkan hati, pikiran dan fisik kita mengkonsumsi keluhan sebagai bagian dari hidup. Ia mesti di supply dengan konsumsi yang sehat sehingga energinya bermanfaat.
Membangun kekuatan didalam diri sebagai jati diri kita sudah seyogyanya menjadi pondasi agar kita menjadi manusia yang berkarakter. Karakter yang terbentuk saat ini juga dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan yang kita perbuat, mulai dari hal terkecil kemudian perbuatan-perbuatan yang besar. Kita besar karena diri kita yang membuat besar bukan orang lain.
Orang lain hanya pendukung dari bangunan yang kita buat, kitalah yang menciptakan itu semua. Kitalah yang berbuat dan akan merasakan dampaknya. Jadi lebih baik kita mengkondisikan hal-hal yang positif untuk diri kita dan jangan biarkan ia larut dalam keluh kesah. Larut dalam hal yang positif lebih mengasikan. Kegembiraan yang kita bangun dari rekayasa yang kita buat akan menjadikan kita manusia yang kuat, yang tahan banting dan tidak mudah melempem seperti kerupuk.
Keluh kesah juga akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar, tentu kita tidak rela dan ikhlas membiarkan orang lain terpapar oleh radiasi keluh kesah yang kita buat. Kita positif, bersih dan kuat maka orang-orang yang berada dilingkungan kita akan terpapar pula hal yang positif sehingga lingkungan yang terbentuk adalah lingkungan positif.
Apa penguatan agar terciptanya kondisi yang positif? Menyadari bahwa ada hikmah positif dibalik semua kejadian. Kejadian yang secara nyata terjadi merupakan hikmah dari perbuatan. Dengan menyadari adanya hikmah yang dapat dipetik maka itulah pengalaman yang berharga dalam hidup. Belum tentu semua orang merasakan hikmah dari setiap kejadian..
Membangun kekuatan didalam diri sebagai jati diri kita sudah seyogyanya menjadi pondasi agar kita menjadi manusia yang berkarakter. Karakter yang terbentuk saat ini juga dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan yang kita perbuat, mulai dari hal terkecil kemudian perbuatan-perbuatan yang besar. Kita besar karena diri kita yang membuat besar bukan orang lain.
Orang lain hanya pendukung dari bangunan yang kita buat, kitalah yang menciptakan itu semua. Kitalah yang berbuat dan akan merasakan dampaknya. Jadi lebih baik kita mengkondisikan hal-hal yang positif untuk diri kita dan jangan biarkan ia larut dalam keluh kesah. Larut dalam hal yang positif lebih mengasikan. Kegembiraan yang kita bangun dari rekayasa yang kita buat akan menjadikan kita manusia yang kuat, yang tahan banting dan tidak mudah melempem seperti kerupuk.
Keluh kesah juga akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar, tentu kita tidak rela dan ikhlas membiarkan orang lain terpapar oleh radiasi keluh kesah yang kita buat. Kita positif, bersih dan kuat maka orang-orang yang berada dilingkungan kita akan terpapar pula hal yang positif sehingga lingkungan yang terbentuk adalah lingkungan positif.
Apa penguatan agar terciptanya kondisi yang positif? Menyadari bahwa ada hikmah positif dibalik semua kejadian. Kejadian yang secara nyata terjadi merupakan hikmah dari perbuatan. Dengan menyadari adanya hikmah yang dapat dipetik maka itulah pengalaman yang berharga dalam hidup. Belum tentu semua orang merasakan hikmah dari setiap kejadian..