Breaking News

Membangun Bisnis Dari Bawah

Membangun bisnis dari bawah, sudah sering kita mendengar filosofi tersebut. Pada dasarnya dengan kata "membangun" berarti dimulai dari bawah, dari pondasi yang kuat maka mudah-mudahan lebih kuat. Jika dibangun dari atas sepertinya sangat rapuh dan mudah runtuh. Juga sangat sulit membangun dari atas bila kita asosiasikan dengan bangunan. Apalagi kita para generasi muda, yang masih fresh dan memiliki potensi didalamnya.



Membangun Bisnis Dari Bawah

Lalu bagaimana dengan anak-anak orang kaya yang tiba-tiba memiliki bisnis dan mudah membangunnya melalui jaringan yang besar? Artinya bangunan yang sudah dibangun lebih mudah untuk dikembangkan dan menjadi besar. Jaringan sudah terbentuk maka tinggal memolesnya lagi agar menjadi lebih besar.

Jaringan bisnis yang telah berdiri kokoh dari bawah sampai keatas tidak bisa dilepaskan dari besarnya perjuangan para peletak dasar pondasi. Para peletak dasar pondasi inilah yang memulai dan memiliki perjuangan yang lebih gigih. Tetapi perjuangan yang besar tersebut tak akan bertahan lama jika tidak mampu dikembangkan melalui jaringan-jaringan bangunan yang lebih kokoh.

Artinya, ada kesinambungan antara peletak dasar pondasi dengan pengembangan jaringan bisnis. Membangun jaringan bisnis juga sama seperti membangun rumah, kita bisa menggunakan analogi tersebut agar lebih mudah memahami prinsip-prinsip dasar dalam bisnis.

Disamping itu pula, pola manajemen juga tidak bisa dilepaskan begitu saja. Pola manajemen yang baik adalah dengan adanya pembagian kerja antara divisi yang satu dengan divisi yang lain. Tetapi apakah ini berlaku bagi bisnis yang dimulai dari bagian bisnis yang kecil. Hal ini juga berlaku tetapi porsinya yang berbeda. Bicara porsi tentu kita bisa memilah dan membagi menjadi satuan-satuan unit yang lebih besar.

Terutama sekali pembagian antara sistem keuangan dalam bisnis. Bisnis kecil juga memerlukan pengelolaan keuangan yang baik agar tidak terjadi misunderstanding antara keuangan dalam bisnis maupun keuangan untuk kepentingan pribadi atau biaya hidup. Mencampur adukan antara keuangan bisnis dengan kepentingan pribadi akan membuat bias. Bias  ini yang sering terjadi bagi yang baru memulai bisnis.

Disini saya membicarakan bisnis kecil-kecilan, yang modalnya dibawah 50 jutaan mungkin. Karena terkadang kita membangun bisnis tidak dengan modal besar seperti orang-orang yang telah memiliki pondasi yang kuat, tetapi pokok perhatian dari tulisan ini lebih kepada bisnis orang menengah kebawah.

Karena bisnis orang-orang menengah kebawah pola manajemennya lebih rumit, karena skala yang kecil ini terkadang mengabaikan pola manajemen keuangan padahal itu sangat fundamental. Membangun bisnis dari bawah dengan modal yang minim bukan berarti mengabaikan pola manajemen yang baik. Karena dari manajemen yang baik ini yang akan membawa bisnis itu menjadi besar.