Breaking News

Kinerja Keuangan Perbankan Di tahun Yang Penuh Tantangan

Kinerja Keuangan Perbankan Di Tahun Yang Penuh Tantangan : Perbankan merupakan sektor penting dalam ekonomi, melambatnya pertumbuhan sektor perbankan merupakan Trafic light bagi stabilitas ekonomi nasional, karna perbankan merupakan sektor yang berhubungan langsung dengan berbagai macam sektor ekonomi lainnya.

Kinerja Keuangan Perbankan Di tahun Yang Penuh Tantangan
Oleh:
Elpranoza Giatra Rustam
Alumni FEB Unila dan  
Analis Kredit Perbankan
Pada Desember 2014 ROA perbankan sebesar 2,85% sedangkan pada akhir tahun 2015 ROA perbankan berkisar 2.30% sampai 2,35%, penurunan ini diakibatkan meningkatnya rasio NPL (Non Performing Loan) yang sejalan dengan lebih berhati-hati nya perbankan dalam berbisnis (Sumber : m.bisnis.com).

Memasuki kuartal I tahun 2016 beberapa bank bahkan tidak menargetkan pertumbuhan kinerja,   disebabkan masih bergerak lambatnya pertumbuhan kredit pada 2 bulan pertama ditahun 2016, yang berkisar diangka 8%. Hal ini masih jauh dari harapan jika dilakukan compare terhadap prediksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dimana pertumbuhan kredit tahun 2016 berkisar 12% sampai dengan 14%, jika belum ada titik terang perbaikan kondisi ekonomi tahun ini, praktis diperkirakan sektor perbankan masih akan asik bermain pada Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Keuangan (CKPN) dan write off serta efisiensi disana sini.

Untuk membukukan kinerja keuangan yang baik, tahun ini diprediksi tidak akan lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya. Secara faktual berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang di rilis pertanggal 11 januari 2016, terjadi pertumbuhan kredit sebesar 10% namun memasuki 2 bulan pertama tahun 2016 turun menjadi 8%, sedangkan dana pihak ke 3 hanya tumbuh 7,89%, dengan persentase pertumbuhan kredit tersebut harusnya persentase pertumbuhan dana pihak ke 3 diatas persentase pertumbuhan kredit, tidak maksimalnya pertumbuhan dana pihak ke 3 disinyalir dipengaruhi oleh rendahnya purchasing power masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang merupakan kelompok mayoritas.

Untuk menggenjot kinerja perbankan di tahun 2016 bukan hal yang mustahil, dengan syarat kondisi ekonomi segera membaik, jika ekonomi tidak segera membaik kemungkinan dampak yang ditimbulkan akan lebih parah dari krisis ekonomi tahun 1997/1998, dimana pemerintah harus melikuidasi beberapa perbankan nasional, hal ini tentunya tidak baik terhadap sistem ekonomi nasional serta menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan, menyikapi hal tersebut perlu diambil langkah-langkah agar perbankan dapat menggenjot kinerja keuangannya antara lain :

Mempertahankan suku bunga acuan Bank Indonesia atau menurunkan suku bunga acuan dengan beberapa catatan. Opsi penurunan suku bunga acuan telah dilakukan oleh pemerintah hal ini dibuktikan dengan turunnya suku bunga kredit usaha rakyat yang dikucurkan melalui perbankan BUMN namun sangat disayangkan kebijakan ini tidak disertai catatan yaitu penyaluran dana kredit usaha rakyat belum mengikutsertakan perbankan swasta sehingga memiliki efek negatife terhadap kesehatan perbankan itu sendiri (Baca:Menyoal Suku Bunga KUR); Perbankan harus mampu menjaga kualitas kredit agar tidak terjadi kenaikan kredit bermasalah; Melakukan efisiensi secara terukur dan terarah, hal ini dilakukan agar biaya operasional tidak menggerus pendapatan; dan Meningkatkan pendapatan yang diperoleh dari dari segmen kredit maupun non kredit

Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat menciptakan peluang perbankan untuk membukukan kinerja keuangannya yang baik ditahun yang penuh dengan tantangan