Kebenaran Tak Akan Goyah Oleh Ruang Dan Waktu
Kebenaran Tak Akan Goyah Oleh Ruang Dan Waktu : La Bible Le Coran Et La Science, adalah judul buku yang ditulis oleh Dr. Maurice Bucaille. Seorang berkebangsaan perancis, seorang ahli bedah yang melakukan studi perbandingan mengenai Bibel (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) dan Qur’an serta Sains Modern. Buku tersebut diterjemahkan oleh Prof. Dr. H.M. Rasjidi, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1979. Dan buku yang dibaca oleh penulis ini adalah cetakan ke-8 yang diterbitkan tahun 1991.
Berawal dari ketidak sengajaan Prof. Rasjidi yang pada suatu hari mengunjungi Masjid Paris yang megah, yang di tempat itu beliau menemukan buku tersebut yang menarik hatinya. Dan tidak berhenti sampai disitu saja, beliau langsung tertarik untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Buku ini memang sarat dengan kritik dengan kitab-kitab Perjanjian Lama, Injil, dan Al Quran dengan mengkomparasikan isi dari kitab-kitab tersebut dengan Ilmu Pengetahuan Modern. Sebagai upaya Dr. Maurice Bucaille yang haus dengan kebenaran.
Nurcholish Majid mengatakan bahwa karena bentuk-bentuk kepercayaan itu berbeda satu dengan yang lain, maka sudah tentu ada dua kemungkinan: kesemuanya itu salah atau salah satu saja diantaranya yang benar. Maka satu-satunya sumber nilai dan pangkal nilai itu haruslah kebenaran itu sendiri. Kebenaran merupakan asal dan tujuan segala kenyataan.
Terang bahwa dalam upaya untuk mencari kebenaran itu haruslah bersumber dari sesuatu yang benar, bukan dari sesuatu yang tidak benar. Dan dalam istilah yang lain bahwa tidak dapat dipakai istilah yang paling benar. Karena jika ada yang paling benar, berarti ada benar-benar yang lainnya. Maka disini hanya ada dua kemungkinan, yakni semuanya salah atau salah satu yang benar bukan benar-benar dan yang paling benar.
Wahyu sebagai bentuk penyampaian kebenaran diakui oleh ketiga agama samawi tersebut. Namun ditengah perjalanan panjang yang telah dilalui, benturan-benturan diantara kitab-kitab tersebut sulit untuk dihindari. Masing-masing mempunyai dasar untuk melakukan pembenaran-pembenaran yang ada.
Sebagai mahluk yang percaya, manusia secara naluriah selalu mencari sumber kebenaran tersebut. Walaupun ada sebagian yang tetap membohongi hati nuraninya dengan tidak mengakui kebenaran yang ada. Dan mempertahankan dalil-dalil yang ada dengan pembenaran-pembenaran yang tidak masuk akal.
Perkembangan dunia modern yang diimbangi dengan kemajuan dalam wilayah ilmu pengetahuan memberikan gambaran bagaimana kitab suci berpengaruh dalam dinamika zaman yang sedang berlangsung. Semakin menjauhnya para ilmuan Barat dengan agama, menggambarkan bagaimana peranan agama yang tidak mampu untuk membuktikan kepada para Ilmuwan bahwa agama dengan ilmu pengetahuan berjalan beriringan. Bahkan dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat mencari kebenaran yang sesungguhnya.
Karena kebenaran-kebenaran yang ada haruslah dapat dibuktikan secara empiris, agar dapat diterima oleh manusia. Sehingga manusia dalam menjalankan kehidupannya menemukan jalan yang lurus, jalan yang memang telah menjadi garis dalam kebenaran itu sendiri.
Hal inilah yang diinginkan seorang Dr. Maurice Bucaille, seorang ilmuwan yang cerdas. Yang memiliki keinginan untuk mengetahui dan mencari kebenaran dari sumber-sumber yang dipercaya benar. Dalam bukunya tersebut beliau membagi tahapan-tahapan pembandingan isi masing-masing kitab dengan sains modern.
Hal yang tak kalah menarik dari buku tersebut adalah pembahasan tentang Qur’an, Hadist dan Sains Modern. Dalam hal ini beliau menyebutkan bahwa sebagian isi Hadist sudah tidak sesuai lagi dengan kejadian-kejadian modern, hal ini disebabkan hadist yang dibuat oleh manusia dan tidak pada zaman Nabi Muhammad SAW. Berbeda dengan Qur’an yang justru relevan dengan sains modern dan bahkan melampaui zaman yang ada. Hal ini dapat dibuktikan dengan para ahli tafsir berabad-abad terdahulu yang tidak mampu untuk menafsirkan Al Quran dan cenderung salah karena persoalan-persoalan tersebut yang baru terjawab pada zaman modern ini dan dapat ditafsirkan sekarang dengan membandingkan dengan hasil-hasil penelitian para ahli.
Pengetahuan manusia dari zaman ke zaman terus mengalami peningkatan, upaya pencarian kebenaran melalui wahyu dan menelusurinya dengan ilmu pengetahuan adalah sebuah upaya yang patut di dukung. Kebenaran-kebenaran teks wahyu harus mampu memberikan jawaban terhadap manusia, karena manusia adalah mahluk yang percaya dan pencari kebenaran yang ada disekelilingnya.
Saat ini persoalan memandang kebenaran berimplikasi pula terhadap keyakinan, dengan memabandingkan keyakinan yang satu dengan yang lainnya. Upaya-upaya tersebut mencoba untuk merombak siapa yang salah dan siapa yang benar. Sehingga pada akhirnya memandang lawan secara parsial dan menganggap bahwa apapun yang diyakini oleh orang yang tidak sama imannya adalah salah. Apapun yang dibicarakan diarahkan kepada sesuatu yang berbau negatif. Prasangka-prasangka tersebut mungkin yang harus diintrospeksi bagi kita yang mengaku sebagai mahluk yang beragama dan mencintai kebenaran.
Keilmiahan dalam memandang setiap persoalan merupakan salah satu jalan untuk membimbing agar pilihan, pernyataan dan pemikiran kita betul-betul objektif. Daya dukung akal yang begitu besar dan peran wahyu telah menunjukkan kepada manusia bahwa persoalan-persoalan yang ada dapat dipecahkan tanpa harus mengatakan bahwa saya yang paling benar. Karena kebenaran itu bersumber dari sesuatu yang benar.
Berhentinya manusia dalam mencari kebenaran adalah bentuk penghianatan terhadap dirinya sendiri. Ia telah menghianati kodratnya sebagai mahluk yang haus akan kebenaran. Karena, pencarian kebenaran tidak akan pernah berhenti sampai dengan kematian itu datang. Hanya kematian yang dapat memisahkan manusia dari proses pencarian kebenaran.
Kebenaran akan tetap berdiri secara utuh dan tak akan pernah goyah oleh ruang dan waktu. Kebenaran akan tetap abadi sebagai dirinya yang benar. Jati dirinya yang unik tersebut akan membawa manusia kepada dunia yang lain, dunia yang dipenuhi oleh rasa cinta dan perdamaian.
Oleh sebab itu mengapa kita harus berhenti dalam mencari kebenaran, tetapkanlah kebenaran itu sebagai sesuatu yang unik dan terus diburu agar kita dapat menemukan kebenaran yang hakiki.
Wallahualam.
Bandar Lampung, 2009