Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia
Sampai dengan tahun 2015 terdapat 8 Kawasan Ekonomi Khusus yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia . Masing-masing KEK tersebut adalah KEK Sei Mangkei, KEK Tanjung Api-api, KEK Tanjung Lesung, KEK MBTK, KEK Palu, KEK Mandalika, KEK Bitung dan KEK Morotai.
![]() |
Wilayah KEK di Indonesia Oleh Dewan Nasional KEK |
KEK Sei Mangkei
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei ditetapkan melaui Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2012 pada tanggal 27 Februari 2012 dan merupakan KEK pertama di Indonesia yang diresmikan operasionalisasinya oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Januari 2015.
KEK Sei Mangkei memiliki bisnis utama berupa Industri hilirisasi kelapa sawit dan karet. Disamping bisnis utama, terdapat beberapa bisnis pendukung seperti logistik, energi, aneka industri dan pariwisata. Produk-produk utama yang dihasilkan diantaranya adalah fatty acid, fatty alcohol, surfactant, biodiesel dan biogas.
Luas wilayah KEK Sei Mangkei adalah 2002 Ha dan PT. PN III merupakan pengusul dari KEK tersebut. Nilai investasi pembangunan kawasan Rp 5,7 trilyun dengan diperikirakan menarik investasi Rp 123,3 trilyun hingga 2025. Proyeksi tenaga kerja mencapai 83.304 orang. Infrastruktur dalam kawasan meliputi: jalan, listrik, instalasi pengolahan air bersih dan air limbah, pusat inovasi kelapa sawit dan penyediaan gas.
Investor KEK Sei Mangkei adalah PT. Unilever Oleochemical dengan perkiran investasi sebesar Rp 1 trilyun. PT. PN III dengan perkiraan Investasi sebesar Rp 850 milyar. PT. PLN (persero) dengan investasi Gardu Induk 2x30 MW dan PT. Cipta Buana Mandiri (CBUM) dengan perkiraan investasi Rp 400 milyar
KEK Tanjung Api-api
Pelabuhan Tanjung Api-api adalah pelabuhan internasional. Pelabuhan ini terletak di Kabupaten Banyuasin, sekitar 80 Km dari Kota Palembang, Sumatera Selatan. Pelabuhan ini dapat dikatakan sebagai salah satu pelabuhan besar yang terdapat di Indonesia. Secara geoekonomi, Kawasan Tanjung Api-api berada pada wilayah penghasil karet terbesar di Indonesia serta penghasil kelapa sawit utama nasional. Kondisi lainnya adalah berdekatan dengan sumber daya alam gas bumi dan batubara, serta memiliki akses utama Sumatera bagian selatan ke Alur Laut Kepulauan Indonesia 1.
Luas wilayah KEK Tanjung Api-api adalah 2030 ha, dengan Gubernur Sumatera Selatan sebagai pengusul. Dasar hukum dari KEK adalah PP No. 51 tahun 2014. Berbagai industri yang dikelola adalah Industri pengolahan seperti ban, sarung tangan, kondom dan crumb reader, oleochemical, biodiesel, gasifikasi batubara, industri kimia (ethanol). Dengan nilai investasi pengembangan kawasan Rp 12,3 trilyun dan diperkirakan menarik investasi Rp 125 trilyun hingga 2025. Proyeksi tenaga kerja mencapai 149.500 orang dan infrastruktur dalam kawasan meliputi Jalan, listrik, instalasi pengolahan air bersih dan air limbah.
Perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di KEK Tanjung Api-api adalah PT. Dex Indonesia (Pembangunan pabrik bengkel alat bor/RIG dengan luas 70 ha), Buckingham Investment Ltd (Manajemen investasi untuk perusahaan di Korea Selatan) , Perusahaan Korea JS Holdings City Co.Ltd. menjalin kerjasama investasi bidang industri, PT. Indorama (pembangunan pabrik amoniak dengan bahan baku batubara yang akan diubah menjadi gas dengan luas lahan 100 ha dan nilai investasi Rp 2 trilyun), Selain itu terdapat pula PT. Mitra Terminal Transport, yang mengatasi pembangunan PLTU/Power Plant, PT. Indocoal International (pembangunan PLTU 4x150 MW dengan luas 50-100 ha), PT. Sakura Business Consulting Services (perusahaan konsultan yang bergerak dalam asistensi bisnis indonesia dan jepang).
KEK Tanjung Lesung
KEK Tanjung Lesung memiliki status KEK disektor pariwisata yang diluncurkan oleh pemerintah indonesia pada tahun 2012. KEK Tanjung Lesung memberikan insentif fiskal dan non fiskal dan merupakan manfaat yang ditawarkan bagi investor.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia menetapkan KEK Tanjung Lesung sebagai destinasi pariwisata dan merupakan salah satu dari 50 destinasi pariwisata nasional yang telah ditetapkan.
KEK Tanjung lesung terletak di Pandeglang, Banten. Dengan luas total 1.500 ha, menawarkan keindahan alam, pemandangan dan atraksi wisata lainnya. Tanjung Lesung SEZ dikelola oleh PT. Banten Jawa Barat, anak perusahan dari PT. JABABEKA, Tbk. Diusulkan oleh PT. Banten West Java Tourism Development (BWJ). Dasar Hukum PP No. 26 tahun 2012.
Pariwisata yang dikembangkan adalah diving, snorkling, yachting, marina, hotel, villa, apartemen, golf zone dan akademi pariwisata. Nilai investasi pembangunan kawasan sebesar Rp 4,2 trilyun dan diperkirakan akan menarik investasi sebesar Rp 92,4 trilyun sampai tahun 2025. Proyeksi tenaga kerja yang andil didalamnya sekitar 85.000 orang. Dengan infrastruktur dalam kawasan yakni jalan, listrik, instalasi pengolahan air bersih dan air limbah, airstrip dan marina. Infrastruktur wilayah mencakup peningkatan jalan nasional, rencana pembangunan jalan tol Serang-Panimang, rencana pembangunan Bandara Banten Selatan.
Investor KEK Tanjung Lesung terdiri dari 3 perusahaan yakni PT. Telkom (persero) bergerak pada pegembangan jaringan telekomunikasi. Kemudian PT. Pelindo II bergerak pada pengembangan di bidang pelabuhan dan President University bergerak pada pembangunan dibidang riset maritim.
KEK Palu
KEK Palu terletak di Kota Palu, Sulawesi Tengah, KEK Palu memiliki status untuk kawasan ekonomi khusus logistik, industri agro dan industri pengolahan pertambangan serta industri manufaktur yang baru diluncurkan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2014.
Dengan total luas 1500 ha, KEK Palu terletak di Teluk Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. KEK Palu dikelola oleh pemerintah kota palu. KEK Palu adalah daerah pertama yang didesain oleh pemerintah untuk pusat logistik terpadu dan industri pengolahan sektor pertambangan di koridor ekonomi Sulawesi.
Pengusul KEK Palu adalah Walikota Palu dengan dasar hukum PP No. 31 tahun 2014. Industri yang dijalankan adalah industri manufaktur, industri pengolahan tambang, industri agro dan logistik. Industri manufaktur terdiri dari assembling volvo, assembling sino truck, peningkatan lokal konten dan electricity product. Industri pengolahan tambang terdiri dari pengolahan dan pemurnian bijih besi, emas, nikel ,galena, industri metalurgi dan turunannya. Industri agro terdiri dari pengolahan rumput laut, pengoahan rotan dan pengolahan kakao. Untuk logistik terdiri dari jasa pengecekan dan pengepakan.
Nilai investasi pembangunan kawasan sebesar Rp 1,7 trilyun dengan diperkirakan menarik investasi sebesar Rp. 92,4 trilyun hingga 2025 dan memiliki proyeksi tenaga kerja sebanyak 97.500 orang.
KEK Bitung
KEK Bitung memiliki status Kawasan Ekonomi Khusus untuk bidang perikanan, industri kelapa dan logistik pendukung lainnya di Wilayah Indonesia Timur. Pemerintah Indonesia meluncurkan KEK Bitung sejak tahun 2014. KEK Bitung memberikan insentif fiskal dan non fiskal bagi para investor.
KEK Bitung terletak di Desa Tanjung Bitung, Provinsi Sulawesi Utara dengan total luas kawasan 1101,6 ha. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara adalah sebagai pengelola dari KEK Bitung. KEK Bitung ditunjuk pemerintah sebagai pusat perikanan, daerah distribusi dan daerah logistik di Koridor Ekonomi Sulawesi.
Industri pariwisata yang dijalankan adalah Perhotelan, MICE, Pantai, Diving, Surfing, Wisata Sejarah dan Museum Perang Dunia 2. Dengan nilai investasi pembangunan kawasan sebesar Rp 6,8 trilyun dan diperkirakan menarik investasi Rp 67,87 trilyun hingga 2025. Proyeksi tenaga kerja sebanyak 30.000 orang. Infrastruktur dalam kawasan tersedia jalan, infrastruktur listrik, instalasi pengolahan air bersih dan air limbah. Infrastruktur wilayah terdiri dari jalan, listrik, bandara Leo Wattimena, pelabuhan daruba dan wayabula.
Investor pada KEK Bitung adalah PT. Mapalus Makawanua dan perusahan tersebut telah mendirikan pabrik di zona KEK Bitung serta PT. Pertamina telah melakukan MOU dengan Pemerintah Kota Palu terkait dengan penyediaan gas untuk KEK Bitung.
KEK Morotai
KEK Morotai memiliki status KEK untuk perikanan, logistik, dan pariwisata yang baru diluncurkan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2014. Manfaat yang diberikan bagi investor adalah dalam hal insentif fiskal dan non fiskal dengan total luas 1.101,76 ha. KEK Morotai terletak di Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.
KEK Morotai dikelola oleh PT. Jababeka Tbk yang memiliki tahun pengalaman lebih dari 20 tahun dalam pembangunan kota termasuk unggulan kota jababeka. Morotai terletak di darah yang strategis di kelompok Halmahera pulau Maluku bagian timur Indonesia, yang terletak di jantung Asia Pasifik di antara Asia dan Australia.
KEK Mandalika
KEK Mandalika memiliki status Kawasan Ekonomi Khusus untuk industri agro dan ekowisata yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2014. Sama seperti KEK lainnya yang memberikan insentif fiskal dan non fiskal kepada para investor.
Total luas wilayah KEK Mandalika adalah 1.250 ha. KEK Mandalika sebagai kawasan industri agro dan industri ekowisata menawarkan keindahan alam, panorama serta pariwisata lainnya pada umumnya. Lokasi KEK Mandalika terletak di pusat Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. KEK Mandalika dikelola oleh PT. Pembangunan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
Nilai investasi pembangunan kawasan Rp 2,2 trilyun dengan diperkirakan menarik investasi Rp 63,8 trilyun hingga 2025. Proyeksi tenaga kerja mencapai 58.700 orang. Industri pariwisata yang dibangun meliputi MICE, Hotel, Villa, Apartemen, Golf Zone, Diving, Snorkling, Yachting, Sekolah Pariwisata, Rumah Tradisional, Perayaan Kebudayaan dan Keunikan Produk setempat.
KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK)
KEK MBTK memiliki status Kawasan Ekonomi Khusus yang baru diluncurkan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2014. KEK ini merupakan KEK ke-8 yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 2014. KEK ini terdiri dari zona industri, logistik dan pengolahan ekspor. Lokasi KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan adalah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Manfaat yang diperoleh bagi investor adalah insentif fiskal dan non-fiskal.
Luas wilayah KEK MBTK adalah 557,34 ha. Dengan pengusul PT. Maloy Batuta Trans Kalimantan. Industri yang dijalankan adalah industri kelapa sawit yang menghasilkan Oleochemical dan Biodiesel. Nilai investasi pembangunan kawasan sebesar Rp 3,4 trilyun dan diperkirakan menarik investasi sebesar Rp 34,31 trilyun hingga 2025. Proyeksi tenaga kerja sebesar 55.700 orang.