Musrenbang RENJA Dinas Perindustrian 2017
Musrenbang RENJA Dinas Perindustrian 2017 : Pada hari Kamis, 25 Februari 2016 dilaksanakan Acara Musrenbang RENJA Dinas Perindustrian 2017. Acara ini dibuka oleh Staf. Ahli Bidang Ekonomi (Budi Harto) yang mewakili Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo, didampingi oleh Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Lampung, dengan nara sumber yakni Ahmad Dading (Bappenas),Gosen Siringgoringgo (Kemenperin), dan Dr. Ayi Ahadiat, S.E, M.B.A (FEB Unila, Pembina Pro Strategic Foundation).
Dalam paparannya Dr. Ayi Ahadiat, S.E, M.B.A, mengatakan bahwa pada saat ini terjadi kejenuhan dari sektor industri nasional. Hal tersebut disebabkan oleh stagnasinya perkembangan industri di Pulau Jawa, sehingga membutuhkan daerah alternatif bagi pembangunan industri. Isu industri nasional dalam kerangka Bangun Industri Nasional menjadi pijakan dalam arah dan kebijakan pembangunan industri daerah tak terkecuali Provinsi Lampung.
Dengan pijakan tersebut Provinsi Lampung memiliki agenda yang sama demi memajukan industri daerah dan nasional. Sebagai daerah yang memiliki potensi sumber daya alam maka Lampung memiliki peran penting bagi industri nasional.
Klaster pembangunan di Provinsi Lampung sendiri dibagi kedalam 3 wilayah, yakni: Bagian Timur sebagai Kawasan Industri Bagian Tengah sebagai Mandatori Penyangga Ketahanan Pangan dan Bagian Barat sebagai Kawasan Pariwisata.
Dr. Ayi Ahadiat mengungkapkan bahwa dalam Industiral Problem Mapping terdapat Missing Link: No Economic Value Creation pada Sektor Sekunder (Processing) antara Sektor Primer (Hulu: Komoditi) dengan Sektor Tersier (Hilir: Trading/Jasa). Dengan demikian maka dibutuhkan proses rantai nilai dan pasok sehingga terdapat value added pada produk unggulan.
Penentuan komoditas unggulan akan menjadi basis dari industrialisasi/hilirisasi sehingga memberikan tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah Lampung. Untuk menjadi Industri Yang Kuat, Dr. Ayi Ahadiat membaginya kedalam 6 elemen Fish Bone Diagram yang terdiri dari Man, Material, Money, Machine, Methode dan Mother Nature yang masing-masing memiliki peran dan fungsi saling menguatkan.
Dari acara tersebut terungkap bahwa sektor Industri Pengolahan di Provinsi Lampung mengalami perlambatan dua tahun terakhir dan sektor industri belum menjadi sektor utama penopang PDRB sehingga Provinsi Lampung belum berhasil mentransformasikan dari daerah agraris menjadi daerah industri.
Dr. Ayi Ahadiat menambahkan bahwa subsektor (kategori) sektor industri masih didominasi Industri Makanan dan Minuman yang kurang memiliki value added tinggi untuk bersaing di tingkat global. Struktur industri masih didominasi industri skala kecil yang mengolah produk berbasiskan bahan baku lokal dan menggunakan teknologi sederhana. Isu-isu strategik lainnya seperti masih rendahnya kualitas dan daya saing produk IKM yang dihasilkan, masih terbatasnya akses industri kecil pada sumber bahan baku, permodalan, teknologi dan pasar serta belum optimalnya pembinaan, pengawasan dan monitoring secara berkelanjutan terhadap pelaku usaha industri.