Mereka Pikir
Mereka Pikir : Setiap orang punya sisi yang berbeda. Begitu juga dengan tingkat produktivitasnya, pikirannya dan tindakannya. Karya yang dihasilkan adalah salah satu bentuk produktivitas, pikiran dan tindakan yang bisa membangun.
Kehidupan yang kita bina bukan dibentuk dalam sehari. Tapi butuh proses dan memakan waktu. Setiap proses yang dilalui menghasilkan pula dinamika. Dari dinamika tersebut terlahirlah diri kita masing-masing.
Kenapa harus memaksakan keinginan dan berharap orang mengikuti apa yang kita minta, apa yang kita mau, apa yang kita yakini? memang kita butuh orang lain, tapi orang lain tak bisa dipaksa untuk mengikuti keinginan yang kita tuntut.
Berangkat dari suatu yang tiada menjadi ada, segala kemungkinan menjadi mungkin, lemah menjadi kuat. Oh, Karakter yang dibentuk proses terjadinya alami atau direkayasa kawan. Butuh waktu, tidak serta merta jadi. Ups, doktrin membentuk pikiran dan tindakan.
Siapa yang salah? Tak ada, karena masing-masing menyalahkan. Kau benar, aku benar, dia benar, mereka benar. Semua benar. Tak ada yang salah.
Aku bertindak sesuai dengan apa yang aku yakini. Aku berjalan sesuai dengan doktrin yang aku terima. Lantas mengapa menghakimi mereka yang berbeda? Karena mereka tidak mengikuti jalan kebenaran jawabmu. Kebenaran menurut siapa? Karena benar menurutmu belum tentu benar menurutku.
“Dunia ini panggung, menonton sajalah. Gratis tak perlu bayar. Kau seperti anak ingusan yang selalu ingin diberi. Seperti pengangguran yang tidak menghargai arti produktifitas. Seperti anak durhaka yang tak mengerti jerih payah orang tua”, sergahmu.
Tidurlah, esok, sudah waktunya kau menjadi martir.