Ketakutan VS Obsesi
Ketakutan VS Obsesi : Lama sudah tidak menulis.. penyebabnya mungkin kemalasan-kemalasan yang selalu melekat di tubuh ini. Padahal dari aktivitas menulis inilah saya mendapatkan banyak hal. Mendapatkan pelajaran penting yang bisa saya jalani dalam menapaki hidup yang begitu rumit. Tetapi, itu semua hanya ilusi, semua bisa dilewati dengan baik.
Itu hanya perasaan saya sebagai manusia yang tidak sempurna. Ketidaksempurnaan ini membutuhkan solusi agar tetap terus dapat berpacu. Agar tetap terus eksis dan menggapai apa yang saya harapkan. Sekarang bukan waktunya lagi bicara betah atau tidak, bakat saya atau bukan. Saya cocok atau tidak, saya bisa atau tidak. Ya.. bukan.. bukan waktunya lagi.
Hidup seperti mahluk yang kecil yang suatu saat dapat dimangsa oleh yang besar. Sepandai-pandainya saya menyimpan perasaan yang terdalam toh pada akhirnya keluar juga menjadi keluhan-keluhan yang terus menyebar seperti virus. Tak ada visi maka tak ada semangat. Bagaimana dapat menjalaninya kalau semangat itu tidak lahir.
Semangat yang membakar dan terus berkobar itulah yang saya harapkan, karena saya meyakini disini ada jalan, disini saya bisa. Disini saya dapat memperoleh apa yang saya angan-angankan. Begitulah, semua baru dan penuh dengan dinamika yang berbeda. Saya butuh proses, yang pasti tidak semua proses akan berjalan mulus. Ada batu-batu terjal yang akan terus mengganjal, menusuk kaki dan membuatku tidak bergerak. Tapi itu hanya sementara. Toh juga kalau lurus-lurus saja juga terlalu mudah menjalaninya. Kalau terlalu mudah maka rasanya tak ada yang menarik lagi di dunia ini.
Ada seorang kawan yang bilang, hidup jangan lurus-lurus amat. Saya juga tertegun dengan pernyataan itu. Setelah saya lalui berhari-hari saya semakin terjepit dan mengakui saya memang kecil dan tidak ada apa-apanya. Saya tidak bisa karena saya terlalu fokus kepada yang lain. Disamping itu pula kompetensi saya yang memang tidak sejalan dengan keadaan yang seharusnya.
Saya bisa, itu yang saya tanamkan dalam diri saya. Saya tidak boleh takut, karena saya seorang yang pemberani. Saya bisa menjadi apapun dengan kemampuan yang saya miliki. Karena didalam diri saya terdapat potensi-potensi yang luas. Tinggal bagaimana saya mengembangkannya menjadi kekuatan yang hebat, yang bisa itu yang ada didalam pikiran saya.
Orang-orang harus percaya bahwa saya bisa, karena tidak semua orang mempercayai kita kalau kita sendiri tidak percaya pada diri sendiri. Bagaimana orang lain mau percaya sama saya kalau saya sendiri tidak percaya pada diri saya sendiri...
Disinilah akau menatap langit yang tinggi. Disana ada obeses, obsesi yang tersimpan yang tak semua orang tau. Tidak semua orang memiliki obesesi yang sama. Saya percaya pada obesesi itu dan suatu saat nanti obesesi itu akan saya raih.. saya akan meraihnya.. saya akan merengkuhnya...!!!!!
Itu hanya perasaan saya sebagai manusia yang tidak sempurna. Ketidaksempurnaan ini membutuhkan solusi agar tetap terus dapat berpacu. Agar tetap terus eksis dan menggapai apa yang saya harapkan. Sekarang bukan waktunya lagi bicara betah atau tidak, bakat saya atau bukan. Saya cocok atau tidak, saya bisa atau tidak. Ya.. bukan.. bukan waktunya lagi.
Hidup seperti mahluk yang kecil yang suatu saat dapat dimangsa oleh yang besar. Sepandai-pandainya saya menyimpan perasaan yang terdalam toh pada akhirnya keluar juga menjadi keluhan-keluhan yang terus menyebar seperti virus. Tak ada visi maka tak ada semangat. Bagaimana dapat menjalaninya kalau semangat itu tidak lahir.
Semangat yang membakar dan terus berkobar itulah yang saya harapkan, karena saya meyakini disini ada jalan, disini saya bisa. Disini saya dapat memperoleh apa yang saya angan-angankan. Begitulah, semua baru dan penuh dengan dinamika yang berbeda. Saya butuh proses, yang pasti tidak semua proses akan berjalan mulus. Ada batu-batu terjal yang akan terus mengganjal, menusuk kaki dan membuatku tidak bergerak. Tapi itu hanya sementara. Toh juga kalau lurus-lurus saja juga terlalu mudah menjalaninya. Kalau terlalu mudah maka rasanya tak ada yang menarik lagi di dunia ini.
Ada seorang kawan yang bilang, hidup jangan lurus-lurus amat. Saya juga tertegun dengan pernyataan itu. Setelah saya lalui berhari-hari saya semakin terjepit dan mengakui saya memang kecil dan tidak ada apa-apanya. Saya tidak bisa karena saya terlalu fokus kepada yang lain. Disamping itu pula kompetensi saya yang memang tidak sejalan dengan keadaan yang seharusnya.
Saya bisa, itu yang saya tanamkan dalam diri saya. Saya tidak boleh takut, karena saya seorang yang pemberani. Saya bisa menjadi apapun dengan kemampuan yang saya miliki. Karena didalam diri saya terdapat potensi-potensi yang luas. Tinggal bagaimana saya mengembangkannya menjadi kekuatan yang hebat, yang bisa itu yang ada didalam pikiran saya.
Orang-orang harus percaya bahwa saya bisa, karena tidak semua orang mempercayai kita kalau kita sendiri tidak percaya pada diri sendiri. Bagaimana orang lain mau percaya sama saya kalau saya sendiri tidak percaya pada diri saya sendiri...
Disinilah akau menatap langit yang tinggi. Disana ada obeses, obsesi yang tersimpan yang tak semua orang tau. Tidak semua orang memiliki obesesi yang sama. Saya percaya pada obesesi itu dan suatu saat nanti obesesi itu akan saya raih.. saya akan meraihnya.. saya akan merengkuhnya...!!!!!