Sukses Di Depan Mata
Sukses Di Depan Mata : Pagi-pagi udah dibangunin sama suara burung yang lalu lalang diatap rumah, mereka bergerombol dan berebut apa yang bisa mereka santap untuk sarapan pagi. Dalam hati gw bilang, pokoknya gw ga mau kalah sama yang namanya burung. Gw juga ga mau kalah sama yang namanya ayam yang pagi-pagi udah jadi sok jagoan ngebangunin orang-orang. Emang dia kira dia siapa? Emangnya ayam punya otoritas untuk ngebangunin orang-orang dari tidurnya, sok berkokok ga jelas apa tujuannya. Lama kelamaan gue perhatiin ayam semakin ngelunjak ga mau denger apa yang punya rumah bilang, pokoknya semau-maunya dia aja yang penting bersuara dipagi hari. Huft…..
Ah, udahlah dari pada pagi-pagi gw ngoceh juga yang ga jelas tujuannya lebih baik kita ngomongin hal yang lainnya. Hari demi hari gw perhatiin yang namanya manusia itu ga pernah puas dengan apa yang dia miliki selama ini, selalu ada hal lain yang buat dia untuk berjuang memperoleh lebih dari apa yang dia miliki saat ini. Tingkat kepuasan manusia emang ga ada batasnya, selalu aja ada hal yang buat manusia untuk menikmati kepuasan-kepuasan lainnya.
Yang pasti banyak usaha yang dilakuin setiap orang untuk memperoleh hal yang diinginkannya walaupun itu bukan tingkat kebutuhan yang begitu penting dan mendesak bagi dirinya. Masih sebatas keinginan namun harus diperjuangkan. Tapi banyak juga yang males-malesan untuk ngedapetinnya. Ya itung-itung itu belum jadi hal yang utama untuk diperjuangkan.
Singkat cerita sebut saja si Bunga, Bunga pokoknya udah setle dengan apa yang dia peroleh selama ini. Dia udah nyaman dan ga mau beranjak dari titik aman yang udah diperolehnya. Tapi suatu saat dia ngeliat si Mawar yang dulu biasa-biasa aja sekarang kok udah berubah dan bisa dibilang Bunga kalah jauh dari si mawar. Mawar tampil lebih seksi, sekarang aja dia udah punya mobil sendiri, udah punya rumah sendiri dan sebentar lagi dia mau nikah sama pacarnya. Hah… si Bunga terpukul. Kok bisa? TKO ga ya? Ya, bisa dibilang TKO, kalah telak, dia limbung dan ngejerit ga karuan.. kok bisa ya…? Itu yang ada dalam benak si Bunga.. dulu si Mawar bukan siapa-siapa, tapi sekarang dia bisa begitu sukses di mata Bunga. Sedangkan Bunga, ya dari hari ke harinya cuma gitu-gitu aja, ga ada perubahan yang signifikan, yang ngebuat dia berubah drastis dari seorang Bunga yang biasa-biasa aja menjadi Bunga yang luar biasa...
Bicara masalah sukses, emang banyak orang yang asosiasiin kesuksesan itu adalah sukses secara materi. Setelah gw pikir, oh pantesan aja banyak yang asosiasiin ke materi lantaran itu lebih mudah ngukurnya. Dibandingin sukses-sukses lain yang bersifat absrak, misal suksesnya seorang sebab dia menjadi manusia yang bijak, menjadi manusia yang alim, menjadi manusia yang super baik dan lain-lain, gw rasa itu susah ngukurnya dan lebih mudah mengukurnya dengan indikator materi. Hmm.. materi jadi alat ukur yang gampang untuk bilang orang itu sukses atau ga, bisa juga jabatan yang diperoleh, karena dengan jabatan yang tinggi maka secara otomatis orang-orang bilang itu jabatan yang prestisius dan ga semua orang punya kesempatan seperti itu. Bisa juga dibilang dengan jabatan yang diperoleh sekarang maka pundi-pundi uang yang dulu jauh secara seksama mendekat dan lengket ga mau lepas.. pokoknya yang ada dibayangan orang-orang jadi pejabat itu adalah sukses dunia yang indahnya tiada tara, tapi bagi pejabat itu belum tentu dia puas dengan apa yang dia peroleh, belum tentu dia merasa telah mencapai kesuksesan, masih banyak hal lain yang belum dia dapetin.
Lagi juga kita bilang orang itu sukses secara materi karena kita berada di bawah dan melihat ke atas. Kita liat orang-orang secara materi yang lebih diatas kita maka kita bilang dia sukses. Begitu juga dengan orang yang kita bilang sukses tersebut, ketika dia sendiri melihat ke atasnya maka dia bilang dia belum sukses, orang yang di atasnya orang yang sudah sukses. Dan padangan ini terus menerus melihat yang diatas, sehingga ga ada yang betul-betul sukses dan mencapai tingkat kepuasan yang sempurna jika diukur dengan uang/materi.
Dan sukses juga setiap orang punya pandangan yang berbeda.. alat ukur sukses yang beragam ini membuat semua orang punya indikator masing-masing terhadap kesuksesan dirinya.
Bandar Lampung, 23 November 2009