Breaking News

Saya Punya Mimpi, Apa Itu Salah?

Saya Punya Mimpi, Apa Itu Salah? : Semakin dipacu semakin maju, idealnya si begitu. Tapi ada juga yang justru kebalikannya. Dipacu bukannya tambah maju tapi malah mundur. Tantangan yang seharusnya dihadapi malah menjadi hambatan untuk terus maju. Ya, kita hidup hari ini karena adanya hari kemarin, siapa kita saat ini ya karena dibentuk oleh hari-hari kemarin.
Saya Punya Mimpi, Apa Itu Salah?

Banyak kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, setiap pilihan yang kita ambil itu pasti punya konsekuensi, banyak pertimbangan-pertimbangan yang bakal terjadi. Dan saya pun merasakan bahwa setiap pilihan itu banyak yang dilema baik dari segi baik dan buruknya. Kadang juga karena terlalu banyak memikirkan dilema yang bakalan terjadi justru membuat kita tidak memiliki kemajuan untuk maju. Engeri negatif telah merasuki jiwa dan membakar energi-energi positif didalam tubuh.



Yah, itulah yang saya rasakan akhir-akhir ini, timbul pertanyaan, apakah mimpi dan rencana yang saya bangun itu terlalu besar dan muluk-muluk. Tetapi apakah salah kalau saya punya mimpi yang besar, saya punya cita-cita yang tinggi? Saya rasa dengan membangun mimpi itu justru semakin bagus, karena itu penyemangat, penyemangat untuk menapaki langkah-langkah selanjutnya. Saya punya cita-cita yang setinggi gunung yang saya simpan dalam hati saya, yang saya ramu dalam pikiran saya, yang saya tuju dengan langkah-langkah kongkrit saya. Apa itu salah?

Cuma kelihatannya saya memang belum melakukan apa-apa, kelihatannya memang kecil kalau dibandingakan dengan kawan-kawan yang lain. Tetapi saya punya pandangan kedepan bahwa akan jadi apa saya nantinya. Kalau dipaksakan bahwa saya harus jadi akuntan atau juga auditor, saya rasa itu ga bisa. Saya cenderung ga mau jadi spesialis, kerena bagi saya spesialis itu mematikan kreatifitas yang saya miliki. Saya ingin bebas melakukan apa yang saya inginkan. Saya ingin membangun impian-impian saya menjadi kenyataan.

Tetapi saya berterima kasih atas kritikan-kritikan yang ada, saya merasakan manfaatnya. Justru karena semakin di kritik saya semakin bersemangat untuk terus maju. Untuk terus memperbaiki diri saya yang belum mencapai tingkat ideal.

Ya, kadang idealitas yang kita banggakan, yang kita tuju itu berbanding terbalik dengan realitas-realitas yang terjadi. Kita ingin A tapi yang terjadi B, tapi adakalanya dari B dulu baru ke A. sekarang ini yang menjadi pesoalan apalah langkah-langkah kongkrit yang dilakukan itu memang benar-benar menuju kondisi ideal yang diharapkan. Ya walau tidak seideal mungkin tapi cukuplah mendekatinya.

Belajar dari pengalaman yang sudah-sudah memang perlu rekonsiliasi, revitalisasi terhadap kualitas diri. Pengembangan diri secara simultan, pengembangan pengetahuan untuk menopang agar diri ini menjadi seorang yang tangguh, memiliki jiwa-jiwa kesatria yang mumpuni, yang tidak goyah oleh badai.

Mimpi-mimpi yang saya bangun ini tentu membutuhkan pondasi yang kuat, tiang yang kokoh, tembok yang membaja dan atap yang keras. Agar jika ada hantaman badai saya bisa bertahan didalamnya, tidak takut tersiram hujan dan dipanggang matahari.

Mimpi-mimpi ini suatu saat nanti akan saya buktikan dan ini adalah catatan sejarah, saya sedang mencatatkan sejarah saya sendiri. Karena dengan catatan ini saya melihat mimpi-mimpi saya di depan mata. Saya melihat mimpi-mimpi saya bertebaran menjadi realitas.

Dalam mimpi itu tentu saya berperan sebagai seorang produser, sutradara dan tokoh utamanya. Kini saya hidup di panggung mimpi, mimpi seorang anak muda demi masa depannya, demi cita-citanya.

Ada semacam dorongan yang membuat saya sendiri harus melakukannya, saya membutuhkan kekuatan atau energi yang tidak sedikit tetapi kalau saya paksakan saat itu juga maka energi yang ada tersebut akan banyak tersedot dan pada pentas yang belum usai, energi saya sudah tersedot habis. Maka saya putuskan untuk memulai dari hal yang kecil-kecil dulu untuk mencapai hal yang besar.

Saya ingat pesan seorang teman, pandanglah mimpimu itu dengan mewujudkannya melalui analogi bola salju, yang pada mulanya kecil dan terus bergulung hingga menjadi bola yang besar dan mematikan. Ia akan terus berputar dan menjadi besar ketika kau memulai dari hal-hal yang kecil dan konsisten. Untuk itu jagalah konsistensimu dan buatlah komitmen pada dirimu sendiri.

Membangun komitmen dan konsisten terhadap apa yang dilakukan. Kata kunci saya untuk hari ini. Mari memulai karena memulai adalah pekerjaan yang sangat memberatkan dibandingan pekerjaan itu sendiri.