Monitoring Gerbang Helau
Monitoring Gerbang Helau ; Pada hari sabtu, 13 februari 2010 kami Tim Gerbang Helau melakukan monitoring kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pekon penerima bantuan. Monitoring ini dipimpin oleh bapak Asrian Hendi Caya selaku Ketua Konsultan Manajemen Pendamping. Perjalanan ini adalah perjalanan yang melelahkan, namun dengan semangat kerja tim maka rasa lelah itu seperti hilang ditelan keringat yang bercucuran.
Perjalanan kami diawali dengan mengunjungi Pekon Air Naningan Kecamatan Air Naningan. Pekon ini membangun talud dan gorong-gorong. Kami memeriksa keadaan pekerjaan mereka apakah telah terlaksana dengan baik atau tidak, ataukah sesuai dengan proposal yang mereka ajukan atau justru lebih didukung oleh swadaya masyarakat. Karena yang dikembangkan disini adalah swadaya masyarakat. Karena ukuran yang dipakai adalah seberapa besar tingkat swadaya masyarakatnya dalam mengelola bantuan yang ada.
Setelah memeriksa keadaan di Air Naningan kami melanjutkan perjalanan kearah Kecamatan Talang Padang, tepatnya di Pekon Kejayaan. Ternyata pekon kejayaan telah mampu menggunakan dana pembangunan dengan di topang oleh swadaya masyarakatnya. Hal ini mengingat pembangunan Talud dan Bronjong di aliran air di pekon mereka sangat berguna untuk mengairi 85 hektar persawahan. Sumber ekonomi produktif masyarakat setempat disamping memelihara ikan dan kegiatan lainnya.
Awalnya keluhaan yang dilontarkan oleh masyarakat setempat adalah lubernya aliran air tersebut pada musim hujan jika tidak di talud dan bronjong. Selain limpahan air yang masuk ke pekarangan air juga merusak persawahan.
![]() |
Akhirnya dengan semangat warga pekon yang tinggi, semangat pembangunan tersebut berjalan dengan baik. Tingginya swadaya masyarakat juga disokong oleh perangkat kecamatan setempat. Yang memberikan motivasi yang cukup bagi mereka.
Dari Kejayaan kami menuju Pekon Kagungan Kecamatan Kota Agung Timur. Untuk Kagungan yang direncanakan adalah pembangunan penyaluran air bersih. Penyaluran air bersih ini ditujukan bagi mereka keluarga yang tidak mampu. Syukurlah satu aliran air telah berjalan dengan baik dan telah mengairi sekitar 23 KK. Kolektivitas yang dibangun oleh masyarakat setempat sangat membantu kelancaran pembangunan. Semangat gotong royong mereka itulah yang dikedepankan dalam program ini. Tetapi yang menjadi hambatan adalah satu aliran air yang belum selesai dibangun. Karena daya air dari PDAM belum teraliri ke aliran penampungan air tersebut.
Dari kagungan kami istirahat sebentar, menikmati makan siang dan sholat dzuhur. Saat itu telah menunjukkan pukul 14.00. Hujan lebat turun di Kota Agung, memaksa kami untuk berteduh dan melanjutkan istirahat dengan minum es teh dan jeruk sembari melihat kearah pantai dan bercanda gurau sesama tim. Setelah hujan dirasakan cukup reda kami melanjutkan perjalanan ke Pekon Purwodadi Kecamatan Gisting.
Di Pekon Purwodadi kami disambut hangat oleh Pengurus Pokmas dan Kepala Pekon. Memang berbeda dengan pekon lainnya, Pekon Purwodadi memiliki agenda pengembangan ekonomi produktif. Dengan dana yang tidak lebih dari 16 juta pekon ini bertekad untuk menjadikan dana tersebut sebagai dana embrio pengembangan Badan Usaha Milik Pekon (BUMP).
Saat ini telah berjalan selama satu bulan, dana bergulir tersebut telah terputar dan telah bergulir ke penerima selanjutnya, pemutaran kegiatan ekonomi ini saat ini terlihat lancar. Antusiasme masyarakat untuk mengembangan usaha ekonomi produktif mereka telah berjalan. Fokus pengembangan dana saat ini adalah kepada para pedagang kecil yang tidak mampu. Suatu saat nanti mereka bercita-cita akan memberikan bantuan kepada sektor industri yang banyak berkembang didaerah tersebut.
Tidak ingin pilih kasih hanya kepada pedagang kecil, Kepala Pekon dan Pengurus Pokmas ingin juga memberikan fasilitas yang baik kepada para petani, karena sebagian besar petani di Pekon Purwodadi harus melewati medan yang berat untuk menuju perkebunan dan daerah persawahan mereka. Tercatat ada sekitar 90 hektar persawahan dan perkebunan diseberang sungai.
Selama ini mereka melewati jalan yang sempit, becek dan jembatan yang kecil dengan berjalan kaki dan sepeda motor yang dirantai. Kondisi geografis inilah yang menantang mereka untuk memperbaiki alur jalan menuju perkebunan tersebut. Saat ini mereka telah memperlebar jalan dengan bergotong royong. Dan sekarang jalanan yang ada sangat lebar.
Tetapi pelebaran jalan secara swadaya tidaklah cukup, jembatan harus dibangun. Maka berbekal bantuan pemerintah yang hanya 5 juta mereka mampu membangun jembatan dengan ditopang swadaya masyarakat yang menghabiskan dana sekitar 30 jutaan. Besarnya swadaya masyarakat ini menandakan anutasiasnya masyarakat purwodadi untuk mengembangkan daerah mereka. (Dilaporkan oleh: Guntur Subing)