Breaking News

CERITA CINTA DI PALAPA

CERITA CINTA DI PALAPA
Aku tak berani, sungguh ini membuatku takut. Dalam beberapa minggu ini perasaan takut itu tak mau pergi. Ia menantangku untuk memecahkan persoalan ini. Seperti biasa, ketika perasaan ini ingin memiliki seseorang aku selalu tidak berdaya untuk menahan hasrat itu. Aku selalu menggebu-gebu dan tak dapat menahan emosi.

Ku kira dengan menulis mungkin aku bisa mengatasi semuanya. Karena dengan sarana ini aku bisa mencurahkan semua apa yang ada dihati dan pikiran. Dengan begitu, akan aku temukan ide-ide yang lebih berarti dan tentu saja aku berharap bahwa kreatifitas ku ini akan muncul. Kemunculan kreatifitas itu aku harapkan dapat memberikan inspirasi seterusnya dalam berkarya.


Kembali ke persoalan awal. Saudara, jujur saja aku sedang jatuh cinta. Cinta ini timbul seiring dengan berjalannya waktu. Karena jatuh cinta inilah makanya aku menjadi takut. Aku takut akan kehilangan dirinya walaupun dia belum sepenuhnya menjadi milikku. Walaupun dirinya mungkin tidak menyadari bahwa didalam hati yang terdalam ini menyimpan asa untuk hidup bersamanya, untuk membangun mahligai cinta bersama dirinya. Untuk menjadi pasangan yang bahagia, pasangan yang kukuh, pasangan yang aku dambakan. Bisakah itu saudara?

Getar-getar didada ini semakin menggebu, setiap perjalanan waktu aku selalu teringat akan dirinya. Bayangannya pun tidak pernah mau pergi. Ia hadir dalam mimpi, diwaktu sepi, ditengah keramaian, siang dan malam. Wajahnya yang rupawan itu sungguh menggoda saudara. Suaranya seolah-olah memanggil-manggil diriku tapi aku tidak tahu dimanakah suara itu berada. Tibalah saatnya kini aku telah menjadi gila. Gila karena cintaku padanya.

Selain ketakutan akan kehilangan dirinya, sebenarnya ada ketakutan lain yang tak bisa aku ungkapkan. Aku sendiri tidak sanggup untuk mengatakannya. Dia memang begitu sempurna, tapi semakin jauh aku melihat kedalam hatinya semakin aku merasa tidak akan pernah memiliki hatinya. Tetapi disatu sisi aku selalu berdoa dan berharap dia menjadi milikku untuk selamanya.

Musik bergelanyut pelan, aku semakin masuk kedalam suasana syair-syair lagu itu. Menghayatinya dengan dalam. Ia menusuk pori-pori menuju jantung. Dadaku semakin sesak. Sulit untuk bernafas, dirinya melambai-lambai semakin menjauh dan pada akhirnya hilang ditelan masa. Aku menghela nafas dan tak rela melepas. Kurengkuh dirinya dalam cinta, kudekap ia dengan rindu dan ia pun menyambut dengan mesra.

Begitulah kisah cintaku yang tak terduga. Karena aku tidak menduga sebelumnya bahwa ada benih didalam diri ini hanya untuknya. Teruntuk sesorang yang mungkin selama ini ku kenal dengan baik. Sebelumnya mungkin aku tak pernah merasakan perasaan itu, tapi kini, ia hadir dengan sosok yang lain. Ia hadir sebagai sosok seorang wanita utuh yang sangat aku cintai. Betapa indahnya ketika aku mengetahui bahwa aku mencintainya. Dan tidak hanya sampai disitu saja, justru aku ingin ia menjadi bagian dari hidupku untuk selamanya. Aku ingin kisah kami tidak hanya sampai disini saja, tapi ku berharap bahwa cinta itu terus berlanjut kejenjang selanjutnya. Berumah tangga dan hidup bersama.

Posisi itu yang membuat aku terjepit, bingung akan dimulai dari mana kisah itu. Akan dimulai darimana? Aku bertanya pada diriku sendiri. Syukurlah ia menjawab dengan tepat. Bahwa kisah cintaku akan dimulai pada saat ini secara perlahan. Dengan sekuat tenaga aku akan berusaha ”Hai kau wanita yang ku damba, akan ku buat kau jatuh cinta pada ku dan kita akan memberikan sejarah kepada dunia. Torehan sejarah ini akan menjadi kisah inspiratif bagi siapapun juga”.

Manajemen Cinta

Dalam buku Bagaimana Cara Memikat Wanita dijelaskan bahwa jika kita memuji seorang wanita janganlah pujian yang mengharapkan imbalan. Tapi pujian itu adalah pujian yang tulus, yang tidak menginginkan imbalan. Pujian yang harus kita berikan adalah pujian yang tidak dicampuri dengan gombalan. Nah, inilah yang mungkin agak begitu sulit. Karena kita harus memahami posisi kita pada saat itu. Apakah memang pujian itu diberikan pada saat kapan saja atau memang pujian itu harus kita atur.

Manajemen cinta, begitulah mungkin gambaran secara umumnya tentang pujian diatas. Sebagai salah satu trik dalam manajemen cinta, pujian adalah cara yang ampuh disamping mengejek. Permainan secara emosi terkadang juga membingungkan, bagaimana sebenarnya cara yang ampuh untuk menguasai emosi sang wanita. Begitulah kira-kira. Ada perencanaan yang sistematis yang mungkin saja merupakan strategi jitu.

Memang pada dasarnya banyak diatara manusia yang memiliki perencanaan dan bahkan mungkin saja perencanaan yang dimikinya begitu bagus diatas kertas. Perencanaan sebaiknya tidak saja terbatas pada catatan diatas kertas, tetapi konsep tersebut akan tertata secara rapi dan tepat jika mengenai sasaran yang diimbangi dengan implementasi dilapangan.

Dan ternyata setelah aku amati dengan seksama sulitnya untuk tataran implementasi tersebut adalah dikarenakan terbentur oleh ketidakmampauan kita dalam mengelola emosi. Untuk menahan emosi yang menggebu-gebu ketika menginginkan sesuatu. Dan melawan keinginan ini memang pada satu sisi masuk menjadi potensi tapi disisi lain ia berubah menjadi kekurangan.

Perihal pujian, aku telah melakukannya kemarin, kupuji dia dengan sepenuhnya tanpa embel-embel. Karena beberapa hari ini aku tak pernah memuji dirinya, selama ini aku hanya mengejek dan mengejeknya. Tetapi sampai saat ini tak ada respon, dan juga aku tak mengharapkan respon itu. Biarkanlah ia mengalir apa adanya.

Hahahaha, ya inilah yang dinamakan cinta, saudara. Selama ini mungkin saja aku tak memiliki manajemen cinta, tapi akhir-akhir ini kurasakan bahwa manajemen cinta memang diperlukan juga. Ternyata dalam kehidupan yang kompleks begini, manajemen merupakan kekuatan yang ampuh untuk mencapai apa yang kita cita-citakan.

Ini adalah perang, perang hati tentunya. Dan untuk mencapai apa yang kita inginkan adalah dengan mengetahui kekuatan target dan siapa saja lawan-lawan yang ada. Nah, sekarang aku sedang berpikir apa strategi selanjutnya.

Secara perlahan aku akan menciptakan opini bahwa aku memang membutuhkan seorang yang aku cintai, tapi yang pasti bukan dirinya. Aku tidak mau terjebak bahwa aku menginginkan dirinya. Tetapi yang aku inginkan adalah seorang wanita yang memiliki kapasitas seperti dirinya. Ini yang sedang aku jalankan. Hmmm apakah saat ini aku sedang menggunakan logika atau sedang menggunakan emosi? Sepertinya aku sedang menggunakan logika bukan emosi.

Kesadaran yang tiba...

Menyenangkan ketika menulis sambil mendengarkan musik. Serasa menyegarkan otak yang penat. Hidup serasa begitu bergairah dan tentu saja inspirasi-inspirasi semakin mengalir dengan lancar. Beban hari ini pun luluh karena musik.

Musik, sebuah sarana yang dapat menyegarkan. Ia dilahirkan oleh alat-alat musik yang mengikuti keteraturan irama. Bergoyang dan mengalun secara perlahan. Masuk kesendi-sendi otak. Apalagi hari ini dipenuhi oleh beragam pergulatan pekerjaan dan emosional yang tidak stabil. Yah, musik sebagai pengobat hati dan pikiran yang lelah.

Tetapi dibalik itu semua, aku patut bersyukur kepada Tuhan atas nikmat yang telah ia berikan untuk hari ini. Sehingga hari ini, aku masih bisa menghirup udara segar, bercengkrama dan bercanda dengan sahabat dan menyelesaikan apa yang harus aku selesaikan.

Mungkin sudah sekian lama, aku telah meninggalkan kewajibanku sebagai seorang hamba. Sebagai seorang hamba, tak patutlah bagiku untuk menghujat Sang Pencipta serta menyalahkan-Nya dengan apa yang terjadi di dunia ini. Padahal sudah banyak dan bahkan tidak terhingga jumlahnya fasilitas yang telah aku terima selama didunia. Fasilitas-fasilitas yang mungkin saja banyak orang yang tak sempat untuk mendapatkannya.

Begitulah ketika hati dan pikiran telah menjadi batu. Ia tak mau mengerti dan memahami apa yang terjadi. Ego dirinya menjadi semakin menggila dan tak paham akan dunia yang sebenarnya. Kehidupan dunia memang terkadang memberikan kegelapan yang dalam dan juga terkadang memberikan sisi gelap yang semakin jauh.

Ya, setelah ku sadari ternyata telah banyak energi yang selama ini ku gunakan untuk hal-hal yang tidak perlu. Tidak penting untuk ukuran seseorang yang telah menuju dewasa seperti diriku. Seharusnya aku berpikir tentang masa depan yang harus kuraih. Apa langkah-langkah strategis selanjutnya untuk menggapai apa yang kucita-citakan.

Ya, selama ini energiku telah terkuras hanya untuk memikirkan cinta buta, cinta yang tak begitu penting. Cinta bukanlah prioritas untuk saat ini, karena masih banyak orang lain yang lebih penting untuk dipikirkan, untuk dijalin bersama demi menggapai masa depan. Masih ada keluarga yang menunggu disana, ditempat lahir beta. Dikampung halaman sedang menunggu para kerabat hanya untuk mendengarkan cerita tentang kesuksesan ku kelak. Cerita tentang seorang pemuda yang ingin mengubah cerita tentang kampung halamannya, bahwa dari kampung itu telah lahir pemuda yang kini memimpin bangsa ini, ia besar dan dikenang namanya.

Kesadaran yang tiba, tak ada kata terlambat. Yang kemarin adalah kisah, kisah yang hanya sebagai alasan untuk membangkitkan kesadaran. Jika tidak ada hari kemarin, mungkin kisah hari ini tidak akan terukir dengan manis. Manisnya hari ini dapat dirasakan sebab kemarin tak semanis hari ini. Jika kemarin manis, mungkin saja hari ini pahit, pahit dan pahit. Tapi, syukurlah tidak ada kepahitan-kepahitan yang dirasakan akhir-akhir ini, semuanya manis menyegarkan. Dahaga serasa lega dan plong, tak ada masalah. Mari melangkah menuju tahta, yang dijanjikan bagi mereka yang rajin bekerja, cerdas dan piawai dalam hidupnya.

Ku tuliskan dalam diary ku Sepuluh November 2009, dengan diiringi lagu November Rainnya Guns N Roses menambah suasana haru siang yang mendung ini. Aku tahu siang ini hujuan akan turun, turun mengiringi kisah ini...... Axl Roses menderu...

When I look into your eyes
I can see a love restrained
But darling when I hold you
Don’t you know I feel the same

dsssttttt...

Cerita Cinta di Palapa akankah berakhir atau berlanjut? Tak kupahami sepenuhnya, biarlah ia mengalir apa adanya.....

Ironi

Ketika orang lain sedang berpikir tentang cicak dan buaya, serta Orang-orang sedang menghayati hari ini sebagai Hari Pahlawan, sebuah ironi aku berpikir tentang cinta..............

Bandar Lampung, 10 November 2009

NB: Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila ada kesamaan tempat, nama dan waktu itulah hanya kebetulan saja..... ya mungkin karena kecerdasan penulisnya... hehe...